Studi Ungkap Golongan Darah O Lebih Kuat Terhadap Covid-19

Senin, 15 Juni 2020 - 00:19 WIB
loading...
Studi Ungkap Golongan Darah O Lebih Kuat Terhadap Covid-19
Ilustrasi
A A A
WASHINGTON - Golongan darah seseorang ternyata dapat menentukan seberapa besar kemungkinan mereka terinfeksi Covid-19. Hal itu terungkap dalam penelitian yang dilakukan oleh perusahaan pengujian biotek, 23andMe.

Menggunakan hasil dari lebih dari 750 ribu peserta dalam sebuah penelitian, 23andMe menemukan bahwa orang dengan golongan darah O tampaknya lebih tahan terhadap Covid-19 dibandingkan dengan golongan darah lain. Sedangkan golongan darah B dan AB adalah yang paling rentan.

(Baca: Istri-Istri Nabi Cemburu Berat dengan Maria, Umar Ikut Sibuk )

“Di antara responden pada survei 23andMe Covid-19, persentase responden yang melaporkan tes positif untuk Covid-19 adalah yang terendah untuk orang yang memiliki golongan darah O Persentase responden yang melaporkan tes positif untuk COVID-19 adalah yang tertinggi di antara mereka yang memiliki golongan darah AB," kata 23andMe.

Melansir Al Arabiya, hasil dari penelitian ini dikontrol untuk usia, jenis kelamin, indeks massa tubuh (BMI) dan etnis di antara faktor-faktor lainnya.

Mereka dengan golongan darah O, menurut penelitian 23andMe, terbukti lebih kecil kemungkinannya untuk terinfeksi Covid-19, tetapi juga tampaknya memiliki tingkat rawat inap yang lebih rendah karena virus.

“Dalam seluruh populasi, mereka yang memiliki golongan darah O 9-18 persen lebih kecil untuk dites positif dibandingkan dengan kelompok lain. Ketika mengamati hanya orang yang terpajan, mereka yang memiliki golongan darah O 13-26 persen lebih kecil untuk dites positif," ujarnya.

(Baca: Wahai Muslimah, Kejarlah Popularitas Penduduk Langit! )

Studi ini juga menemukan bahwa tidak ada perbedaan signifikan dalam tingkat infeksi ketika membandingkan apakah golongan darah seseorang positif rhesus atau negatif.

"Dalam data 23andMe kami menemukan bahwa perbedaan oleh faktor rhesus yang dilaporkan sendiri (golongan darah + atau -) tidak signifikan, juga tidak ada interaksi antara golongan darah dan faktor rhesus dalam model statistik yang memprediksi suatu kasus, atau kasus yang dirawat di rumah sakit," tukasnya.
(esn)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1265 seconds (0.1#10.140)