China Jatuhkan Sanksi pada Perusahaan AS yang Jual Senjata ke Taiwan
loading...
A
A
A
BEIJING - China telah menjatuhkan sanksi pada perusahaan produsen senjata asal Amerika Serikat (AS) Lockheed Martin Corp dan Raytheon Technologies Corp. Sanksi dijatuhkan atas penjualan senjata AS ke Taiwan .
Sanksi tersebut merupakan tindakan balasan terhadap kedua perusahaan tersebut atas penjualan senjata senilai USD100 juta yang telah disetujui oleh AS pada Februari.
“Langkah itu merusak kepentingan keamanan China, secara serius merusak hubungan China-AS, serta perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Wang Wenbin pada konferensi pers regular, Senin (21/2/2022).
"Sesuai dengan ketentuan yang relevan dalam undang-undang sanksi anti-asing China, pemerintah China telah memutuskan untuk mengambil tindakan balasan atas tindakan pelanggaran Raytheon Technologies dan Lockheed Martin," kata Wang, seperti dikutip dari Reuters.
"Keduanya adalah perusahaan militer yang telah lama berpartisipasi dalam penjualan senjata AS ke wilayah Taiwan China," lanjutnya. Tidak ada rincian lebih lanjut yang diberikan tentang sifat sanksi.
Ini adalah pertama kalinya perusahaan-perusahaan itu menghadapi sanksi di bawah undang-undang sanksi anti-asing baru China yang dibuat tahun lalu. Undang-undang ini dibuat sebagai tanggapan atas sanksi AS terhadap perusahaan-perusahaan China.
Setidaknya pada dua kesempatan sebelumnya China telah mengumumkan sanksi terhadap Lockheed dan Raytheon, pada 2019 dan 2020, meskipun Beijing tidak memberikan rincian lebih lanjut.
Hingga kini, Beijing menganggap bahwa Taiwan, yang memiliki pemerintahan sendiri adalah provinsi yang memisahkan diri yang harus dipersatukan kembali dengan daratan. Ketegangan antara Beijing dengan Taiwan terus meningkat, seiring dengan campur tangan AS yang memberi sokongan militer pada Taiwan.
Sanksi tersebut merupakan tindakan balasan terhadap kedua perusahaan tersebut atas penjualan senjata senilai USD100 juta yang telah disetujui oleh AS pada Februari.
“Langkah itu merusak kepentingan keamanan China, secara serius merusak hubungan China-AS, serta perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Wang Wenbin pada konferensi pers regular, Senin (21/2/2022).
"Sesuai dengan ketentuan yang relevan dalam undang-undang sanksi anti-asing China, pemerintah China telah memutuskan untuk mengambil tindakan balasan atas tindakan pelanggaran Raytheon Technologies dan Lockheed Martin," kata Wang, seperti dikutip dari Reuters.
"Keduanya adalah perusahaan militer yang telah lama berpartisipasi dalam penjualan senjata AS ke wilayah Taiwan China," lanjutnya. Tidak ada rincian lebih lanjut yang diberikan tentang sifat sanksi.
Ini adalah pertama kalinya perusahaan-perusahaan itu menghadapi sanksi di bawah undang-undang sanksi anti-asing baru China yang dibuat tahun lalu. Undang-undang ini dibuat sebagai tanggapan atas sanksi AS terhadap perusahaan-perusahaan China.
Setidaknya pada dua kesempatan sebelumnya China telah mengumumkan sanksi terhadap Lockheed dan Raytheon, pada 2019 dan 2020, meskipun Beijing tidak memberikan rincian lebih lanjut.
Hingga kini, Beijing menganggap bahwa Taiwan, yang memiliki pemerintahan sendiri adalah provinsi yang memisahkan diri yang harus dipersatukan kembali dengan daratan. Ketegangan antara Beijing dengan Taiwan terus meningkat, seiring dengan campur tangan AS yang memberi sokongan militer pada Taiwan.
(esn)