Pacquiao Janji Perangi Narkoba dengan Cara yang Benar Jika Jadi Presiden
loading...
A
A
A
MANILA - Ikon tinju Filipina dan kandidat presiden, Manny Pacquiao mengaku menyambut baik penyelidikan internasional atas perang berdarah yang diterapkan Presiden Rodrigo Duterte terhadap peredaran narkoba di negara itu.
Penyelidikan itu akan diterapkannya jika kelak terpilih sebagai Presiden Filipina. Ia juga berjanji untuk memerangi narkoba "dengan cara yang benar", dengan proses yang benar, bukan penembakan di jalan, bila nanti menjabat sebagai presiden.
Dalam sambutannya, kepada wartawan asing, Pacquiao, mantan juara tinju dunia multi-divisi dan pernah menjadi sekutu setia presiden, mengaku akan terbuka untuk bergabung kembali dengan Pengadilan Kriminal Internasional (ICC), yang secara sepihak ditarik oleh Duterte dari Filipina pada tahun 2018.
Pacman, demikian ia dikenal di Filipina, tertinggal dalam jajak pendapat menjelang pemilihan Mei, terpaut lebih dari 50 poin dari pemimpin terdepan Ferdinand Marcos Jr.
Kepresidenan Duterte telah ditentukan oleh perangnya terhadap narkoba, di mana ribuan tersangka pengedar telah terbunuh. Kelompok hak asasi dan kritikus mengatakan, penegak hukum telah mengeksekusi tersangka narkoba, tetapi polisi mengatakan mereka yang terbunuh bersenjata dan dengan keras menolak penangkapan.
Pacquiao, 43, telah berusaha untuk memisahkan dirinya dari Duterte, dengan mengatakan dia akan "melanjutkan perang melawan obat-obatan terlarang dengan cara yang benar", dengan para tersangka diberikan pengadilan yang adil dan direhabilitasi.
"Kalau saya bilang jalan yang benar, kami tidak akan membunuh mereka di jalanan," katanya, seperti dikutip dari Reuters, Rabu (16/2/2022). "Mereka akan diberikan hak untuk membela diri di pengadilan," lanjutnya.
Duterte menyebabkan kemarahan internasional dengan perangnya terhadap narkoba dan telah menantang ICC untuk menyelidiki dia atas kejahatan terhadap kemanusiaan. Ia menyatakan bahwa mereka yang terbunuh adalah semua pengedar narkoba, yang dengan keras menolak penangkapan dan secara terbuka mendorong polisi untuk menembak tersangka untuk membela diri.
Kantor kepresidenan Filipina tidak menanggapi permintaan komentar atas pernyataan Pacquiao. Analis mengatakan, sekutu yang terpilih sebagai presiden tahun ini dapat melindungi Duterte dari tindakan hukum apa pun atas program anti-narkotikanya.
"Saya yakin (telah) ada pembunuhan di luar proses hukum," kata Pacquiao tentang tindakan keras itu. "Kita harus memberikan keadilan kepada mereka yang dilecehkan," tambahnya.
Pacquiao, seorang senator petahana, juga berdebat dengan Duterte mengenai pendekatannya untuk membela kedaulatan maritime. Ia juga menyebut penolakan presiden untuk menghadapi China sebagai hal yang "mengecewakan".
Pacquiao mengatakan, dia berencana untuk mengatasi masalah itu melalui "panel perdamaian" tetapi tidak menjelaskan lebih lanjut. Seorang mantan penumpang gelap kapal yang belajar bertinju di daerah kumuh Manila, Pacquiao juga mengatakan dia yakin pemilih berpenghasilan rendah akan memilihnya.
Penyelidikan itu akan diterapkannya jika kelak terpilih sebagai Presiden Filipina. Ia juga berjanji untuk memerangi narkoba "dengan cara yang benar", dengan proses yang benar, bukan penembakan di jalan, bila nanti menjabat sebagai presiden.
Dalam sambutannya, kepada wartawan asing, Pacquiao, mantan juara tinju dunia multi-divisi dan pernah menjadi sekutu setia presiden, mengaku akan terbuka untuk bergabung kembali dengan Pengadilan Kriminal Internasional (ICC), yang secara sepihak ditarik oleh Duterte dari Filipina pada tahun 2018.
Pacman, demikian ia dikenal di Filipina, tertinggal dalam jajak pendapat menjelang pemilihan Mei, terpaut lebih dari 50 poin dari pemimpin terdepan Ferdinand Marcos Jr.
Kepresidenan Duterte telah ditentukan oleh perangnya terhadap narkoba, di mana ribuan tersangka pengedar telah terbunuh. Kelompok hak asasi dan kritikus mengatakan, penegak hukum telah mengeksekusi tersangka narkoba, tetapi polisi mengatakan mereka yang terbunuh bersenjata dan dengan keras menolak penangkapan.
Pacquiao, 43, telah berusaha untuk memisahkan dirinya dari Duterte, dengan mengatakan dia akan "melanjutkan perang melawan obat-obatan terlarang dengan cara yang benar", dengan para tersangka diberikan pengadilan yang adil dan direhabilitasi.
"Kalau saya bilang jalan yang benar, kami tidak akan membunuh mereka di jalanan," katanya, seperti dikutip dari Reuters, Rabu (16/2/2022). "Mereka akan diberikan hak untuk membela diri di pengadilan," lanjutnya.
Duterte menyebabkan kemarahan internasional dengan perangnya terhadap narkoba dan telah menantang ICC untuk menyelidiki dia atas kejahatan terhadap kemanusiaan. Ia menyatakan bahwa mereka yang terbunuh adalah semua pengedar narkoba, yang dengan keras menolak penangkapan dan secara terbuka mendorong polisi untuk menembak tersangka untuk membela diri.
Kantor kepresidenan Filipina tidak menanggapi permintaan komentar atas pernyataan Pacquiao. Analis mengatakan, sekutu yang terpilih sebagai presiden tahun ini dapat melindungi Duterte dari tindakan hukum apa pun atas program anti-narkotikanya.
"Saya yakin (telah) ada pembunuhan di luar proses hukum," kata Pacquiao tentang tindakan keras itu. "Kita harus memberikan keadilan kepada mereka yang dilecehkan," tambahnya.
Pacquiao, seorang senator petahana, juga berdebat dengan Duterte mengenai pendekatannya untuk membela kedaulatan maritime. Ia juga menyebut penolakan presiden untuk menghadapi China sebagai hal yang "mengecewakan".
Pacquiao mengatakan, dia berencana untuk mengatasi masalah itu melalui "panel perdamaian" tetapi tidak menjelaskan lebih lanjut. Seorang mantan penumpang gelap kapal yang belajar bertinju di daerah kumuh Manila, Pacquiao juga mengatakan dia yakin pemilih berpenghasilan rendah akan memilihnya.
(esn)