Jika Pasukan Rusia Datang, Warga Kota Kharkiv Akan Terapkan Perang Gerilya
loading...
A
A
A
KHARKIV - Suasana tegang mengapung di kota Kharkiv, Ukraina . Bukan tanpa alasan ketegangan membekap seisi kota. Hanya sekitar 40 km dari Kharkiv, puluhan ribu tentara Rusia telah berkumpul di perbatasan dan diyakini bisa menginvasi kota itu jika turun perintah dari Moskow.
Jika Rusia benar-benar memutuskan untuk menyerang Ukraina, maka Kharkiv akan menjadi kota pertama di Ukraina yang berhadapan dengan pasukan Rusia. Bila pasukan darat Rusia menyerbu kota berpenduduk 1 juta jiwa lebih itu, sejumlah warga Kharkiv mengaku siap untuk meninggalkan kehidupan sipil mereka dan melakukan perang gerilya melawan salah satu kekuatan militer terbesar di dunia.
Seorang pemuda berusia 18, Anton Dotsenko, mengaku sudah berlatih bersama rekan-rekannya. Mereka bersiap jika invasi Rusia benar-benar terjadi. “Kharkiv adalah rumah saya dan sebagai penduduk asli kota terpenting yang harus saya lindungi. Kharkiv juga merupakan kota garis depan, yang secara ekonomi dan strategis penting,” katanya, seperti dikutip dari AP, Selasa (1/2/2022).
“Baik generasi kita maupun anak-anak kita siap membela diri. Ini tidak akan menjadi perang yang mudah,” kata Maryna Tseluiko, seorang pembuat roti berusia 40 tahun yang mendaftar sebagai pasukan cadangan dengan putrinya yang berusia 18 tahun di Kyiv. “Ukraina memiliki tradisi perang gerilya yang kaya. Kami tidak ingin melawan Rusia. Rusialah yang memerangi kita,” ungkapnya.
Warga Kharkiv lainnya, Svetlana Putilina (50), mengaku telah mengatur rencana darurat untuk keluarganya dan unitnya. Ia telah menentukan siapa yang akan membawa anak-anak ke tempat yang aman di luar kota. Ia juga telah menentukan siapa yang akan menemani orang tua dan kakek-nenek lansia ke salah satu dari ratusan tempat perlindungan bom yang dipetakan.
“Jika memungkinkan dan pemerintah kami memberikan senjata, kami akan mengambilnya dan mempertahankan kota kami,” kata Putilina. Namun jika pemerintah tak memberinya senjata, Putilina masih memiliki salah satu senjata dinas suaminya di rumah, dan dia sekarang tahu cara menggunakannya.
Di tempat lain di Kharkiv, Dr. Oleksandr Dikalo, seorang dokter gigi di Kharkiv juga bersiap menghadapi serangan pasukan Rusia. Dikalo pernah bertugas sebagai prajurit di Angkatan Darat Soviet ketika dia ditempatkan di Jerman Timur.
“Jika Tuhan melarang sesuatu terjadi, kita harus berdiri dan melindungi kota kita. Kita harus bahu membahu melawan agresor,” kata Dikalo. Pada usia 60 dia terlalu tua untuk bergabung dengan unit pertahanan sipil yang dibentuk di seluruh negeri, tetapi dia siap bertindak untuk mencegah Kharkiv jatuh.
Jika Rusia benar-benar memutuskan untuk menyerang Ukraina, maka Kharkiv akan menjadi kota pertama di Ukraina yang berhadapan dengan pasukan Rusia. Bila pasukan darat Rusia menyerbu kota berpenduduk 1 juta jiwa lebih itu, sejumlah warga Kharkiv mengaku siap untuk meninggalkan kehidupan sipil mereka dan melakukan perang gerilya melawan salah satu kekuatan militer terbesar di dunia.
Seorang pemuda berusia 18, Anton Dotsenko, mengaku sudah berlatih bersama rekan-rekannya. Mereka bersiap jika invasi Rusia benar-benar terjadi. “Kharkiv adalah rumah saya dan sebagai penduduk asli kota terpenting yang harus saya lindungi. Kharkiv juga merupakan kota garis depan, yang secara ekonomi dan strategis penting,” katanya, seperti dikutip dari AP, Selasa (1/2/2022).
“Baik generasi kita maupun anak-anak kita siap membela diri. Ini tidak akan menjadi perang yang mudah,” kata Maryna Tseluiko, seorang pembuat roti berusia 40 tahun yang mendaftar sebagai pasukan cadangan dengan putrinya yang berusia 18 tahun di Kyiv. “Ukraina memiliki tradisi perang gerilya yang kaya. Kami tidak ingin melawan Rusia. Rusialah yang memerangi kita,” ungkapnya.
Warga Kharkiv lainnya, Svetlana Putilina (50), mengaku telah mengatur rencana darurat untuk keluarganya dan unitnya. Ia telah menentukan siapa yang akan membawa anak-anak ke tempat yang aman di luar kota. Ia juga telah menentukan siapa yang akan menemani orang tua dan kakek-nenek lansia ke salah satu dari ratusan tempat perlindungan bom yang dipetakan.
“Jika memungkinkan dan pemerintah kami memberikan senjata, kami akan mengambilnya dan mempertahankan kota kami,” kata Putilina. Namun jika pemerintah tak memberinya senjata, Putilina masih memiliki salah satu senjata dinas suaminya di rumah, dan dia sekarang tahu cara menggunakannya.
Di tempat lain di Kharkiv, Dr. Oleksandr Dikalo, seorang dokter gigi di Kharkiv juga bersiap menghadapi serangan pasukan Rusia. Dikalo pernah bertugas sebagai prajurit di Angkatan Darat Soviet ketika dia ditempatkan di Jerman Timur.
“Jika Tuhan melarang sesuatu terjadi, kita harus berdiri dan melindungi kota kita. Kita harus bahu membahu melawan agresor,” kata Dikalo. Pada usia 60 dia terlalu tua untuk bergabung dengan unit pertahanan sipil yang dibentuk di seluruh negeri, tetapi dia siap bertindak untuk mencegah Kharkiv jatuh.