Ngerinya Serangan Udara di Penjara Yaman: 70 Tewas, Mayat-mayat Hancur

Sabtu, 22 Januari 2022 - 15:10 WIB
loading...
Ngerinya Serangan Udara...
Pusat penjara di Saada, Yaman, hancur akibat serangan udara. Koalisi Arab pimpinan Arab Saudi tak mengonfirmasi sebagai pihak yang menyerang. Foto/Al Masirah TV/Reuters TV/via REUTERS
A A A
SAADA - Rentetan serangan udara menghancurkan sebuah penjara di Yaman dan menewaskan 70 orang, Jumat (21/1/2022). Siapa pihak yang menyerang belum jelas dan Koalisi Arab pimpinan Arab Saudi tidak mengonfirmasi sebagai pihak yang bertanggung jawab atas serangan mengerikan tersebut.

Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengecam kengerian serangan.



Kelompok pemberontak Houthi merilis rekaman video serangan udara tersebut yang menunjukkan mayat-mayat hancur di antara puing-puing bangunan yang rata dengan tanah di utara Sa'ada.

Lebih jauh ke selatan di kota pelabuhan Hodeida, setidaknya tiga anak tewas ketika serangan udara oleh koalisi pimpinan Saudi menghantam fasilitas telekomunikasi saat mereka bermain di dekatnya. Demikian disampaikan kelompok Save the Children.

Yaman juga mengalami pemadaman internet di seluruh negeri.

"Anak-anak dilaporkan sedang bermain di lapangan sepak bola terdekat ketika rudal menghantam," kata Save the Children, yang dilansir AFP, Sabtu (22/1/2022).

Delapan lembaga bantuan yang beroperasi di Yaman telah mengeluarkan pernyataan bersama terkait serangan udara tersebut. "Ngeri dengan berita bahwa lebih dari 70 orang, termasuk migran, wanita dan anak-anak, telah tewas...dalam pengabaian terang-terangan terhadap kehidupan sipil," bunyi pernyataan bersama tersebut.

Mereka mengatakan penjara di Saada digunakan sebagai pusat penahanan para migran, yang menjadi korban terbanyak.

Serangan itu terjadi setelah Houthi membawa perang tujuh tahun ke fase baru dengan mengeklaim serangan pesawat tak berawak dan rudal di Abu Dhabi yang menewaskan tiga orang pada hari Senin lalu.

Itu terjadi ketika Dewan Keamanan PBB bertemu untuk membahas serangan di Abu Dhabi atas permintaan Uni Emirat Arab (UEA).
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1721 seconds (0.1#10.140)