Ukraina: Invasi Rusia Akan Menghancurkan Eropa
loading...
A
A
A
JAKARTA - Ketegangan masih menyelimuti wilayah perbatasan Ukraina dengan adanya penumpukan pasukan Rusia . Meski begitu, sejumlah pejabat Moskow mengatakan mereka tidak mempunyai niat untuk melakukan invasi negara tetangganya itu.
Menanggapi hal itu, Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba menyebut itu adalah pernyataan menyesatkan.
"Fakta berbicara sendiri: Rusia terus memperkuat armada pasukan, tank, sistem artileri, unit udara dan angkatan laut di sepanjang perbatasan Ukraina dan di wilayah yang diduduki sementara Ukraina," katanya dalam keterangan tertulis yang diberikan diberikan Second Secretary Kedutaan Besar Ukraina Svitlana Kovtun, Jumat (14/1/2022).
"54 batalyon kelompok taktis telah dikerahkan di dekat wilayah Ukraina. Ini berarti lebih dari 106.000 tentara reguler terlatih, 1.500 tank, 3.600 kendaraan tempur lapis baja, dan 1.900 artileri siap meluncurkan operasi militer besar-besaran," ungkapnya.
Tidak hanya itu, Rusia pada 12 Januari lalu juga sempat melakukan latihan militer di dekat perbatasan Ukraina dengan sekitar 3.000 prajurit dan melibatkan helikopter serangnya.
Menurut Kuleba, Rusia mampu menempatkan lebih banyak pasukan dalam waktu yang sangat singkat hanya dalam beberapa hari. Karenanya Amerika Serikat (AS), NATO dan Uni Eropa (UE) harus berusaha keras untuk memastikan bahwa Rusia mengurangi situasi di sepanjang perbatasan, di bagian Donbas yang diduduki, dan di Crimea.
"Konsekuensi dari invasi baru Rusia ke Ukraina akan menghancurkan Eropa. Ada kebutuhan penting untuk tindakan tegas dan tegas untuk menghindari skenario terburuk," ucapnya.
Menurut Kuleba komunitas internasional perlu mempercepat pekerjaan dalam menyiapkan paket tindakan yang komprehensif untuk mencegah Rusia dari agresi lebih lanjut.
Menanggapi hal itu, Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba menyebut itu adalah pernyataan menyesatkan.
"Fakta berbicara sendiri: Rusia terus memperkuat armada pasukan, tank, sistem artileri, unit udara dan angkatan laut di sepanjang perbatasan Ukraina dan di wilayah yang diduduki sementara Ukraina," katanya dalam keterangan tertulis yang diberikan diberikan Second Secretary Kedutaan Besar Ukraina Svitlana Kovtun, Jumat (14/1/2022).
"54 batalyon kelompok taktis telah dikerahkan di dekat wilayah Ukraina. Ini berarti lebih dari 106.000 tentara reguler terlatih, 1.500 tank, 3.600 kendaraan tempur lapis baja, dan 1.900 artileri siap meluncurkan operasi militer besar-besaran," ungkapnya.
Tidak hanya itu, Rusia pada 12 Januari lalu juga sempat melakukan latihan militer di dekat perbatasan Ukraina dengan sekitar 3.000 prajurit dan melibatkan helikopter serangnya.
Menurut Kuleba, Rusia mampu menempatkan lebih banyak pasukan dalam waktu yang sangat singkat hanya dalam beberapa hari. Karenanya Amerika Serikat (AS), NATO dan Uni Eropa (UE) harus berusaha keras untuk memastikan bahwa Rusia mengurangi situasi di sepanjang perbatasan, di bagian Donbas yang diduduki, dan di Crimea.
"Konsekuensi dari invasi baru Rusia ke Ukraina akan menghancurkan Eropa. Ada kebutuhan penting untuk tindakan tegas dan tegas untuk menghindari skenario terburuk," ucapnya.
Menurut Kuleba komunitas internasional perlu mempercepat pekerjaan dalam menyiapkan paket tindakan yang komprehensif untuk mencegah Rusia dari agresi lebih lanjut.