Arab Saudi Tahan Cendekiawan Muslim Uighur, Dikhawatirkan Akan Dideportasi ke China
loading...
A
A
A
RIYADH - Seorang cendekiawan muslim Uighur ditahan tanpa tuduhan di Arab Saudi . Keluarganya khawatir dia akan dideportasi ke China dalam beberapa hari ke depan.
Aimadoula Waili, juga dikenal sebagai Hemdullah Abduweli, adalah salah satu dari dua orang Uighur yang berisiko dideportasi ke China dari Kerajaan Arab Saudi.
Cendekiawan tersebut melakukan perjalanan ke Arab Saudi pada tahun 2020 dengan visa selama setahun dari Turki, di mana ia adalah penduduk resmi, untuk menunaikan ibadah haji ke Makkah.
Tapi Waili bersembunyi setelah Konsulat China di Riyadh diduga meminta deportasinya.
Putri Wailii, Nurin Hemdullah, mengatakan ayahnya bisa menghadapi hukuman penjara dan penyiksaan jika dideportasi ke China.
"Kami belum mendengar suara ayah kami selama lebih dari setahun, dan kami sedih mengetahui bahwa dia dapat dikirim ke China dan dipisahkan darinya selamanya," katanya kepada Middle East Eye, yang dilansir Selasa (11/1/2022).
Pemerintah China dituduh menahan lebih dari satu juta warga Uighur dan minoritas muslim lainnya di wilayah timur Xinjiang, dan menjadikan komunitas itu sebagai target pelanggaran yang oleh aktivis dan negara-negara Barat sebut sebagai "genosida".
China membantah tuduhan pelanggaran semacam itu.
Pindah dari satu rumah Uighur ke yang lain, Waili mengandalkan jaringan Uighur di Arab Saudi untuk membuatnya tetap aman. Dia takut pergi ke bandara akan menyebabkan deportasi otomatisnya.
Tetapi dia akhirnya ditangkap oleh pihak berwenang Arab Saudi pada November 2020 dan dibawa ke Penjara Keamanan Maksimum Pusat Dhahban di Jeddah, di mana dia ditahan tanpa tuduhan.
Aimadoula Waili, juga dikenal sebagai Hemdullah Abduweli, adalah salah satu dari dua orang Uighur yang berisiko dideportasi ke China dari Kerajaan Arab Saudi.
Cendekiawan tersebut melakukan perjalanan ke Arab Saudi pada tahun 2020 dengan visa selama setahun dari Turki, di mana ia adalah penduduk resmi, untuk menunaikan ibadah haji ke Makkah.
Tapi Waili bersembunyi setelah Konsulat China di Riyadh diduga meminta deportasinya.
Putri Wailii, Nurin Hemdullah, mengatakan ayahnya bisa menghadapi hukuman penjara dan penyiksaan jika dideportasi ke China.
"Kami belum mendengar suara ayah kami selama lebih dari setahun, dan kami sedih mengetahui bahwa dia dapat dikirim ke China dan dipisahkan darinya selamanya," katanya kepada Middle East Eye, yang dilansir Selasa (11/1/2022).
Pemerintah China dituduh menahan lebih dari satu juta warga Uighur dan minoritas muslim lainnya di wilayah timur Xinjiang, dan menjadikan komunitas itu sebagai target pelanggaran yang oleh aktivis dan negara-negara Barat sebut sebagai "genosida".
China membantah tuduhan pelanggaran semacam itu.
Pindah dari satu rumah Uighur ke yang lain, Waili mengandalkan jaringan Uighur di Arab Saudi untuk membuatnya tetap aman. Dia takut pergi ke bandara akan menyebabkan deportasi otomatisnya.
Tetapi dia akhirnya ditangkap oleh pihak berwenang Arab Saudi pada November 2020 dan dibawa ke Penjara Keamanan Maksimum Pusat Dhahban di Jeddah, di mana dia ditahan tanpa tuduhan.