AS Akui Tak Ada Kondisi untuk Kirim Lebih Banyak Pasukan ke Eropa Timur

Kamis, 06 Januari 2022 - 05:01 WIB
loading...
AS Akui Tak Ada Kondisi untuk Kirim Lebih Banyak Pasukan ke Eropa Timur
Pasukan Ukraina berlatih di pinggiran Kiev, Ukraina, 10 April 2021. Foto/REUTERS
A A A
WASHINGTON - Amerika Serikat(AS) dan sekutunya di Eropa telah menyatakan kekhawatiran sejak akhir 2021 mengenai dugaan penumpukan pasukan Rusia di dekat perbatasan dengan Ukraina.

Meskipun Moskow telah berulang kali menolak tuduhan bahwa Rusia mungkin menyerang Ukraina, AS memperingatkan akan menjatuhkan sanksi keras kepada Rusia jika itu benar-benar terjadi.

“AS tidak memiliki rencana mengirim pasukan tambahan ke Eropa Timur karena ketegangan di sekitar Ukraina dan dugaan kehadiran pasukan Rusia di perbatasannya,” papar Sekretaris Pers Pentagon John Kirby.



"Tidak ada permintaan untuk perubahan postur atau permintaan kemampuan tambahan oleh sekutu NATO kami," papar John Kirby.



Kirby menguraikan masalah ini ketika menanggapi pertanyaan tentang rencana darurat Washington yang bertujuan mendukung mitra NATO-nya jika Rusia mengambil tindakan agresif terhadap Ukraina.

Juru bicara Pentagon menolak berspekulasi tentang pasukan apa yang mungkin dikerahkan jika "invasi" terjadi.

Dewan Keamanan Nasional AS sebelumnya mengungkapkan Washington telah membahas dengan Denmark, Finlandia, Islandia, Norwegia, dan Swedia kemungkinan sanksi yang mungkin dijatuhkan kepada Rusia jika menyerang Ukraina.

Spekulasi mengenai kemungkinan "invasi" telah diedarkan oleh AS dan pejabat dari negara anggota NATO lainnya sejak klaim muncul tahun lalu di media bahwa Rusia telah mengumpulkan pasukan di dekat perbatasan Ukraina.

Kremlin pada beberapa kesempatan menolak klaim mereka berencana menyerang tetangganya dan menekankan bahwa Rusia tidak menimbulkan ancaman bagi negara mana pun.

Rusia menggarisbawahi bahwa mereka memiliki hak memindahkan pasukan negara itu ke dalam perbatasannya sendiri jika dianggap perlu.

Sebagian besar pasukan yang dikerahkan di barat negara itu ditarik pada Desember 2021 setelah latihan militer di sana selesai, dengan skenario serupa terjadi pada musim semi tahun yang sama, yang juga memicu histeria di media AS.

Moskow lebih lanjut menggarisbawahi bahwa pasukan negara itu tetap berada di dalam wilayahnya sendiri, tidak seperti pasukan NATO yang secara bertahap mendekati perbatasan Rusia dan bahkan mencoba melanggar wilayah udaranya selama penerbangan patroli rutin dengan penerbangan militer.

Ketegangan di sekitar Ukraina mendorong Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden AS Joe Biden mengadakan beberapa putaran pembicaraan virtual pada Desember 2021 untuk membahas berbagai masalah.

Isu-isu ini termasuk tuduhan invasi Rusia yang direncanakan di Ukraina dan ekspansi NATO ke arah timur menuju perbatasan Rusia.

Kedua presiden juga sepakat mengadakan pembicaraan keamanan ekstensif pada Januari 2022 untuk mengatasi ketegangan di sekitar Ukraina, termasuk rencana NATO mengundang Kiev ke dalam aliansi dan mengerahkan pasukan tepat di sebelah perbatasan Rusia.

Jika itu terjadi, Vladimir Putin menganggapnya sebagai ancaman langsung terhadap keamanan nasional Rusia.

(sya)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1814 seconds (0.1#10.140)