350.000 Orang Tandatangani Petisi Tolak Gelar Ksatria Inggris Tony Blair

Senin, 03 Januari 2022 - 19:01 WIB
loading...
350.000 Orang Tandatangani...
Mantan Perdana Menteri (PM) Inggris Tony Blair. Foto/REUTERS
A A A
LONDON - Petisi online diluncurkan untuk menuntut mantan Perdana Menteri (PM) Inggris Tony Blair dicopot dari gelar kebangsawanannya.

Lebih dari 350.000 orang menandatanganinya dalam waktu kurang dari tiga hari hingga Senin (3/1/2022).

Blair, yang menjabat sebagai perdana menteri dari 1997-2007, ditunjuk sebagai Knight Companion of the Most Noble Order of the Garter in the New Year Honours List Ratu Elizabeth II, yang mengakui pencapaian dan layanan orang-orang terkemuka di Inggris pada 2022, dari pahlawan medis Covid-19 hingga bintang olahraga dan bahkan aktor James Bond Daniel Craig.



Mereka menuduh Blair melakukan kejahatan perang karena mengirim pasukan Inggris ke Irak dan Afghanistan, sementara pengkritik yang lain menuntut reformasi sistem pemberian gelar kehormatan oleh Ratu.



“Dia secara pribadi bertanggung jawab atas kematian tak terhitung banyaknya nyawa warga sipil dan prajurit dalam berbagai konflik. Untuk ini saja dia harus bertanggung jawab atas kejahatan perang,” tegas bunyi petisi yang diposting di change.org.

Aktivis Lindsey German, di balik Koalisi Hentikan Perang, mengatakan gelar ksatria Blair adalah "tendangan di gigi" bagi rakyat Irak dan Afghanistan, dan bagi semua orang yang memprotes perang pimpinan AS di Irak.

Dalam invasi pimpinan AS ke Irak, Washington menuduh Baghdad memiliki senjata pemusnah massal.

Hingga Pemimpin Irak Saddam Hussein digulingkan dan digantung dalam eksekusi pengadilan, tuduhan senjata pemusnah massal itu tak pernah terbukti dan tak pernah ditemukan.

(sya)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Lanjut Baca Berita Terkait Lainnya
Berita Terkait
3 Motif Kesepakatan...
3 Motif Kesepakatan Mineral Langka AS dan Ukraina, Salah Satunya Upaya Membayar Utang Perang
Trump: AS Menang dalam...
Trump: AS Menang dalam 2 Perang Dunia
4 Alasan Pangeran Harry...
4 Alasan Pangeran Harry Ingin Rekonsiliasi dengan Raja Charles
AS Jual Rudal AMRAAM...
AS Jual Rudal AMRAAM ke Arab Saudi Senilai Rp57,6 Triliun
Deplu AS Setujui Penjualan...
Deplu AS Setujui Penjualan Peralatan Senilai Rp5 Triliun untuk F-16 ke Ukraina
AS Menuntut Perundingan...
AS Menuntut Perundingan Langsung Rusia-Ukraina Tanpa Mediator
AS Mulai Bagikan Info...
AS Mulai Bagikan Info Intel Ruang Angkasa Sensitif China dan Rusia pada Five Eyes
Tuduh China Sabotase...
Tuduh China Sabotase Kabel Bawah Laut, Taiwan Tuntut Ganti Rugi
Apa Itu New World Order?...
Apa Itu New World Order? Mengungkap Teori Konspirasi Global yang Kontroversial
Rekomendasi
Cara Masuk Opsi Pengembang...
Cara Masuk Opsi Pengembang di HP vivo, Gampang Banget!
RUU Polri Dianggap Menyimpang:...
RUU Polri Dianggap Menyimpang: Tambah Kekuasaan, Bukan Perbaiki Pengawasan
Pramono: Perpustakaan...
Pramono: Perpustakaan HB Jassin di Taman Ismail Marzuki Bakal Dibuka hingga Malam
Berita Terkini
Zelensky Ancam Pemimpin...
Zelensky Ancam Pemimpin Dunia yang Hadir di Perayaan Hari Kemenangan di Moskow
36 menit yang lalu
3 Motif Kesepakatan...
3 Motif Kesepakatan Mineral Langka AS dan Ukraina, Salah Satunya Upaya Membayar Utang Perang
2 jam yang lalu
Trump: AS Menang dalam...
Trump: AS Menang dalam 2 Perang Dunia
7 jam yang lalu
4 Alasan Pangeran Harry...
4 Alasan Pangeran Harry Ingin Rekonsiliasi dengan Raja Charles
9 jam yang lalu
AS Jual Rudal AMRAAM...
AS Jual Rudal AMRAAM ke Arab Saudi Senilai Rp57,6 Triliun
9 jam yang lalu
Pemilu Australia Digelar...
Pemilu Australia Digelar dalam Bayang-bayang Kebijakan Donald Trump
10 jam yang lalu
Infografis
Jerman akan Gelar Latihan...
Jerman akan Gelar Latihan Militer untuk Hadapi Rusia
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved