Trump: Netanyahu Tak Pernah Berniat Berdamai dengan Palestina
loading...
A
A
A
Seperti yang dicatat Ravid, Trump tampaknya mencapai kesimpulan yang sama seperti yang dicapai oleh dua pendahulunya-mantan Presiden Clinton dan Obama-ketika mereka bekerja dengan Netanyahu untuk mencapai solusi dua negara.
Dalam sebuah wawancara tahun 2014, Clinton setuju bahwa Netanyahu mungkin "bukan orang" yang akan berdamai dengan Palestina.
Hubungan Netanyahu dan Obama diketahui agak tegang karena perbedaan ideologis yang mencolok. Netanyahu juga sangat menentang pekerjaan Obama dalam membangun perjanjian nuklir dengan Iran.
Wawancara Ravid dengan Trump adalah untuk buku barunya, "Trump's Peace: The Abraham Accords and the Reshaping of the Middle East."
Pekan lalu, Ravid merilis cuplikan lain dari wawancaranya dengan Trump di mana mantan presiden AS itu menuduh Netanyahu tidak setia atas keputusannya karena memberi selamat kepada Presiden Biden atas kemenangannya dalam pemilihan presiden AS.
"Orang pertama yang memberi selamat [Biden] adalah Bibi Netanyahu, pria yang saya perlakukan lebih dari orang lain yang pernah saya tangani....Bibi bisa saja tetap diam. Dia telah melakukan kesalahan besar," kata Trump.
Netanyahu membela tindakannya dengan memberi selamat kepada Biden, dengan mengatakan: "Saya menghargai aliansi kuat antara Israel dan AS dan oleh karena itu penting bagi saya untuk memberi selamat kepada presiden yang akan datang."
Dalam sebuah wawancara tahun 2014, Clinton setuju bahwa Netanyahu mungkin "bukan orang" yang akan berdamai dengan Palestina.
Hubungan Netanyahu dan Obama diketahui agak tegang karena perbedaan ideologis yang mencolok. Netanyahu juga sangat menentang pekerjaan Obama dalam membangun perjanjian nuklir dengan Iran.
Wawancara Ravid dengan Trump adalah untuk buku barunya, "Trump's Peace: The Abraham Accords and the Reshaping of the Middle East."
Pekan lalu, Ravid merilis cuplikan lain dari wawancaranya dengan Trump di mana mantan presiden AS itu menuduh Netanyahu tidak setia atas keputusannya karena memberi selamat kepada Presiden Biden atas kemenangannya dalam pemilihan presiden AS.
"Orang pertama yang memberi selamat [Biden] adalah Bibi Netanyahu, pria yang saya perlakukan lebih dari orang lain yang pernah saya tangani....Bibi bisa saja tetap diam. Dia telah melakukan kesalahan besar," kata Trump.
Netanyahu membela tindakannya dengan memberi selamat kepada Biden, dengan mengatakan: "Saya menghargai aliansi kuat antara Israel dan AS dan oleh karena itu penting bagi saya untuk memberi selamat kepada presiden yang akan datang."
(min)