Pangeran Arab Saudi yang Dipenjara, Ada yang Hilang hingga Sekarang
loading...
A
A
A
RIYADH - Di mata hukum, setiap orang berhak mendapat perlakuan yang sama. Prinsip ini berlaku untuk seluruh lapisan masyarakat, tidak terkecuali keluarga kerajaan.
Banyak skandal yang terjadi di dalam keluarga kerajaan Arab Saudi yang berujung pada vonis pengadilan, mulai dari hukuman penjara hingga eksekusi mati.
Dirangkum dari berbagai sumber, berikut ini beberapa pangeran Arab Saudi yang pernah dipenjara.
1. Salman bin Abdulaziz
Melansir dawnmena.org, Pangeran Salman bin Abdulaziz dikenal sebagai sosok tampan yang memiliki kharisma luar biasa. Ia lahir pada 1 November 1982 dan pernah menempuh pendidikan di Oxford University.
Setelah meraih gelar master di bidang Hukum Internasional, ia melanjutkan pendidikan di bidang yang sama di Paris-Sorbonne University. Pada Januari 2018 lalu, ia dan sang ayah, Pangeran Abdulaziz bin Salman bin Muhammed, ditangkap dan menjalani hukuman penjara sebagai upaya dari pembersihan saingan keluarga kerajaan oleh Putra Mahkota Mohammed bin Salman (MBS).
Pada hari penangkapan Pangeran Salman, 4 Januari 2018, petugas keamanan yang dipimpin Saud al-Qahtani, mantan penasihat dekat Putra Mahkota, memukuli Pangeran Salman hingga pingsan, menurut sumber dekat keluarga.
Pada awalnya, sang pangeran serta ayahnya ditahan bersama di Hotel Ritz Carlton, sebelum dipindahkan ke Penjara al-Haer pada pertengahan Januari 2018.
Di dalam penjara ini, mereka ditempatkan di sel isolasi selama satu tahun. Setelahnya, mereka dipindahkan ke vila sebelum kembali dipindahkan ke tempat yang dirahasiakan.
2. Mohammed bin Nayef
Pangeran Mohammed bin Nayef, yang dikenal sebagai MBN, adalah putra menteri dalam negeri yang paling lama menjabat, Pangeran Nayef bin Abdulaziz.
Dia dididik di Oregon sebelum mengikuti pelatihan dengan FBI dan Scotland Yard. Ia dianggap sebagai salah satu orang yang paling kompeten dalam keluarganya.
Melansir Brookings, pada April 2016 lalu, Raja Salman mempromosikan Mohammed bin Nayef menjadi putra mahkotanya, yang pertama dari generasinya yang naik ke tingkat atas keluarga kerajaan.
Namun, pada 2017 lalu ia dicopot dari posisinya sebagai putra mahkota dan digantikan Pangeran Mohammed bin Salman.
Melansir Sindonews, ia merupakan sekutu dekat sekaligus pangeran yang dididik Amerika Serikat dan telah lama menjalin kontak dengan intelijen Barat dalam perang melawan terorisme, termasuk melawan al-Qaeda.
Pada Maret 2020, MBN ditangkap karena dugaan pengkhianatan. Laporan intelijen Amerika Serikat menyebut sang pangeran berada di bawah tahanan rumah, namun lokasinya tak ada yang tahu persis.
3. Ahmed bin Abdulaziz
Melansir The New York Times, anggota kerajaan paling senior yang ditahan adalah Pangeran Ahmed bin Abdulaziz, adik laki-laki Raja Salman.
Ia merupakan satu-satunya saudara kandung Raja Salman yang masih hidup. Dilahirkan pada 1940, Pangeran Ahmed sempat mengenyam pendidikan di luar negeri, sukses meraih gelar di bidang ilmu politik dari University of Redlands, California, pada 1968.
Pada Jumat (6/3/2020), Pangeran Ahmed ditangkap dan diamankan pihak yang berwenang lantaran diduga melakukan pengkhianatan dengan merencanakan kudeta untuk menggulingkan raja dan putra mahkota Arab Saudi saat ini, Mohammed bin Salman.
Namun, setelah diselidiki, tak satu pun dari pangeran yang ditahan Pangeran Mohammed bin Salman pernah memberikan indikasi bahwa mereka bermaksud menantang sang putra mahkota.
Banyak skandal yang terjadi di dalam keluarga kerajaan Arab Saudi yang berujung pada vonis pengadilan, mulai dari hukuman penjara hingga eksekusi mati.
Dirangkum dari berbagai sumber, berikut ini beberapa pangeran Arab Saudi yang pernah dipenjara.
1. Salman bin Abdulaziz
Melansir dawnmena.org, Pangeran Salman bin Abdulaziz dikenal sebagai sosok tampan yang memiliki kharisma luar biasa. Ia lahir pada 1 November 1982 dan pernah menempuh pendidikan di Oxford University.
Setelah meraih gelar master di bidang Hukum Internasional, ia melanjutkan pendidikan di bidang yang sama di Paris-Sorbonne University. Pada Januari 2018 lalu, ia dan sang ayah, Pangeran Abdulaziz bin Salman bin Muhammed, ditangkap dan menjalani hukuman penjara sebagai upaya dari pembersihan saingan keluarga kerajaan oleh Putra Mahkota Mohammed bin Salman (MBS).
Pada hari penangkapan Pangeran Salman, 4 Januari 2018, petugas keamanan yang dipimpin Saud al-Qahtani, mantan penasihat dekat Putra Mahkota, memukuli Pangeran Salman hingga pingsan, menurut sumber dekat keluarga.
Pada awalnya, sang pangeran serta ayahnya ditahan bersama di Hotel Ritz Carlton, sebelum dipindahkan ke Penjara al-Haer pada pertengahan Januari 2018.
Di dalam penjara ini, mereka ditempatkan di sel isolasi selama satu tahun. Setelahnya, mereka dipindahkan ke vila sebelum kembali dipindahkan ke tempat yang dirahasiakan.
2. Mohammed bin Nayef
Pangeran Mohammed bin Nayef, yang dikenal sebagai MBN, adalah putra menteri dalam negeri yang paling lama menjabat, Pangeran Nayef bin Abdulaziz.
Dia dididik di Oregon sebelum mengikuti pelatihan dengan FBI dan Scotland Yard. Ia dianggap sebagai salah satu orang yang paling kompeten dalam keluarganya.
Melansir Brookings, pada April 2016 lalu, Raja Salman mempromosikan Mohammed bin Nayef menjadi putra mahkotanya, yang pertama dari generasinya yang naik ke tingkat atas keluarga kerajaan.
Namun, pada 2017 lalu ia dicopot dari posisinya sebagai putra mahkota dan digantikan Pangeran Mohammed bin Salman.
Melansir Sindonews, ia merupakan sekutu dekat sekaligus pangeran yang dididik Amerika Serikat dan telah lama menjalin kontak dengan intelijen Barat dalam perang melawan terorisme, termasuk melawan al-Qaeda.
Pada Maret 2020, MBN ditangkap karena dugaan pengkhianatan. Laporan intelijen Amerika Serikat menyebut sang pangeran berada di bawah tahanan rumah, namun lokasinya tak ada yang tahu persis.
3. Ahmed bin Abdulaziz
Melansir The New York Times, anggota kerajaan paling senior yang ditahan adalah Pangeran Ahmed bin Abdulaziz, adik laki-laki Raja Salman.
Ia merupakan satu-satunya saudara kandung Raja Salman yang masih hidup. Dilahirkan pada 1940, Pangeran Ahmed sempat mengenyam pendidikan di luar negeri, sukses meraih gelar di bidang ilmu politik dari University of Redlands, California, pada 1968.
Pada Jumat (6/3/2020), Pangeran Ahmed ditangkap dan diamankan pihak yang berwenang lantaran diduga melakukan pengkhianatan dengan merencanakan kudeta untuk menggulingkan raja dan putra mahkota Arab Saudi saat ini, Mohammed bin Salman.
Namun, setelah diselidiki, tak satu pun dari pangeran yang ditahan Pangeran Mohammed bin Salman pernah memberikan indikasi bahwa mereka bermaksud menantang sang putra mahkota.
(sya)