Dijuluki 'Anak Tuhan', Pendiri Gereja Paksa Gadis-gadis Berhubungan Intim Dengannya

Senin, 22 November 2021 - 14:01 WIB
loading...
Dijuluki Anak Tuhan,...
Apollo Carreon Quiboloy, pendiri gereja Filipina, yang dituduh memaksa gadis-gadis muda berhubungan seks dengannya dengan ancaman kutukan abadi. Foto/REUTERS
A A A
WASHINGTON - Apollo Carreon Quiboloy, pendiri sebuah gereja Filipina dituduh memperdagangkan gadis-gadis muda dan memaksa mereka untuk berhubungan seks dengannya. Pria yang dijuluki oleh anggota gereja sebagai "Anak Tuhan yang Ditunjuk" itu kini menghadapi dakwaan di pengadilan Amerika Serikat (AS), meski dirinya masih berada di Filipina.

Menurut Departemen Kehakiman AS, Quiboloy dalam aksinya mengancam para gadis muda dengan "kutukan abadi" jika mereka menolak "melayani"-nya.



Departemen itu mengatakan Quilboloy mengumpulkan uang tunai berkedok amal yang berbasis di California. Uang tunai itulah yang dia gunakan untuk merekrut para gadis muda di Filipina yang akan dibawa ke AS untuk bekerja di sebuah gereja bernama Kingdom of Jesus Christ, The Name Above Every Name (KOJC).

Pengumuman dakwaan terhadap Quilboloy, yang disebut-sebut sebagai sekutu Presiden Rodrigo Duterte, diumumkan Departemen Kehakiman Amerika pada pekan lalu.

Beberapa gadis yang direkrut akan dipekerjakan untuk mengumpulkan lebih banyak uang guna membantu mendanai gaya hidup mewah Quiboloy.

Pria berusia 71 tahun, yang disebut oleh anggota gereja sebagai “The Appointed Son of God [Anak Tuhan yang Ditunjuk]”, bersama dengan dua terdakwa lainnya sekarang didakwa dengan perdagangan seks perempuan berusia 12 hingga 25 tahun untuk bekerja sebagai asisten pribadi atau “pastoral” untuk Quiboloy.



“Para korban menyiapkan makanan Quiboloy, membersihkan tempat tinggalnya, memberinya pijatan dan diminta untuk berhubungan seks dengan Quiboloy dalam apa yang oleh para pastoral disebut ‘tugas malam’,” kata Departemen Kehakiman AS dalam siaran pers, yang dilansir dari AFP, Senin (22/11/2021).

“Terdakwa Quiboloy dan administrator KOJC lainnya memaksa pastoral untuk melakukan ‘tugas malam’–yaitu, seks–dengan terdakwa Quiboloy di bawah ancaman pelecehan fisik dan verbal dan kutukan abadi.”
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2025 seconds (0.1#10.140)