NATO Siap Latihan Perang di Dekat Rusia, Kerahkan 29 Pesawat dan 3.000 Tentara

Sabtu, 06 Juni 2020 - 05:42 WIB
loading...
NATO Siap Latihan Perang di Dekat Rusia, Kerahkan 29 Pesawat dan 3.000 Tentara
Kapal-kapal perang NATO dalam latihan perang Baltops tahun 2019. Foto/Naval News
A A A
BRUSSELS - Aliansi NATO bersiap untuk latihan perang besar-besaran tahunan yang diberi nama Baltic Operations (Baltops) di lepas pantai Rusia. Sebanyak 29 pesawat militer dan sekitar 3.000 tentara akan dikerahkan dalam manuver militer akbar tersebut.

Latihan perang Baltops akan dimulai Minggu (7/6/2020) hingga 16 Juni dengan melibatkan 19 Angkatan Laut dari 17 negara aliansi dan dua negara mitra. Pasukan Angkatan Laut AS Eropa-Afrika dalam keterangan persnya mengatakan 29 unit maritim akan unjuk kekuatan.

Negara-negara yang berpartisipasi dalam latihan Baltop antara lain; Kanada, Denmark, Estonia, Finlandia, Prancis, Jerman, Yunani, Italia, Latvia, Lithuania, Belanda, Norwegia, Polandia, Portugal, Spanyol, Swedia, Turki, Inggris, dan Amerika Serikat.

"Baltops memberikan kesempatan bagi NATO dan negara-negara mitra untuk beroperasi bersama, berbagi praktik terbaik untuk meningkatkan operasi dunia nyata," kata Wakil Laksamana AS Lisa Franchetti, komandan Pasukan Penyerang dan Dukungan Angkatan Laut NATO serta komandan Armada ke-6 AS, dalam keterangan persnya, seperti dikutip Sputniknews, Sabtu (6/6/2020).

"Meskipun kami akan melakukan acara tahun ini sepenuhnya di laut, Baltops 2020 akan menunjukkan komitmen berkelanjutan kami untuk keamanan regional dan memperkuat fleksibilitas yang melekat dari pasukan Angkatan Laut gabungan kami untuk beroperasi bersama dalam situasi apa pun," katanya.

Defense News melaporkan kapten fregat Jerman LĂĽbeck menyatakan krunya akan berusaha untuk tetap terpisah sejauh 1,5 meter, untuk menjaga jarak sosial dan mencegah penyebaran Covid-19.

Sebastian Bruns, seorang analis Angkatan Laut di Universitas Kiel, mengatakan kepada Defense News bahwa dengan latihan yang terjadi di lepas pantai Rusia, maka idenya adalah untuk menunjukkan bahwa Laut Baltik bukan halaman depan siapa pun. "Tetapi kebebasan untuk bekerja prinsip-prinsip navigasi berlaku sama di sini," ujarnya.
(min)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1462 seconds (0.1#10.140)