Jenderal AS: Rudal Hipersonik China Mengelilingi Dunia
loading...
A
A
A
WASHINGTON - Seorang jenderal Amerika Serikat (AS) mengungkapkan informasi terperinci baru terkait uji coba rudal hipersonik China dengan mengatakan rudal itu "berkeliling dunia." Ia juga memperingatkan bahwa suatu hari nanti China mungkin dapat meluncurkan serangan nuklir kejutan terhadap AS.
"Mereka meluncurkan rudal jarak jauh," kata Jenderal John Hyten, wakil ketua Kepala Staf Gabungan kepada CBS News.
"(Rudal) itu berkeliling dunia, menjatuhkan kendaraan luncur hipersonik yang meluncur kembali ke China, yang berdampak pada target di China," imbuhnya seperti dikutip dari CNN, Kamis (18/11/2021)
Ketika ditanya apakah rudal itu mengenai sasaran, Hyten menjawab: "Cukup dekat."
Hyten, yang sebelumnya menyebut kecepatan di mana militer China sedang mengembangkan kemampuan "menakjubkan," memperingatkan bahwa suatu hari mereka bisa memiliki kemampuan untuk meluncurkan serangan nuklir kejutan terhadap AS.
"Mengapa mereka membangun semua kemampuan ini?" kata Hyten. "Mereka terlihat seperti senjata yang digunakan pertama kali. Seperti itulah senjata itu bagiku," ujarnya.
Pengungkapan tentang uji coba itu datang di tengah meningkatnya ketegangan atas Taiwan ketika China berusaha untuk memperluas kemampuan senjatanya. Pentagon memperingatkan dalam sebuah laporan yang dirilis awal bulan ini bahwa China dengan cepat memperluas persenjataan nuklirnya dan mungkin memiliki 1.000 hulu ledak nuklir pada akhir dekade ini.
Menurut data terbaru dari Departemen Luar Negeri, AS saat ini memiliki 3.750 hulu ledak nuklir dalam persediaannya, mengerdilkan ukuran persediaan nuklir China.
China sendiri membantah telah menguji senjata hipersonik.
Pada bulan Oktober, Financial Times melaporkan tentang uji coba kendaraan luncur hipersonik China yang diluncurkan dari roket di orbit rendah Bumi yang secara teoritis mampu menghindari sistem pertahanan rudal AS. Kecepatan pengembangan sistem China mengejutkan pejabat keamanan nasional AS.
Ketika China dan Rusia sedang mengembangkan versi rudal hipersonik mereka sendiri, Pentagon telah menjadikan pengembangan senjata hipersonik sebagai salah satu prioritas utamanya. Uji coba rudal hipersonik AS gagal bulan lalu, tetapi Pentagon menegaskan pihaknya tetap berada di jalur yang tepat untuk mengirimkan senjata hipersonik ofensif pada awal 2020-an.
Lihat Juga: Senator AS Ancam Tindakan Militer terhadap ICC setelah Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu
"Mereka meluncurkan rudal jarak jauh," kata Jenderal John Hyten, wakil ketua Kepala Staf Gabungan kepada CBS News.
"(Rudal) itu berkeliling dunia, menjatuhkan kendaraan luncur hipersonik yang meluncur kembali ke China, yang berdampak pada target di China," imbuhnya seperti dikutip dari CNN, Kamis (18/11/2021)
Ketika ditanya apakah rudal itu mengenai sasaran, Hyten menjawab: "Cukup dekat."
Hyten, yang sebelumnya menyebut kecepatan di mana militer China sedang mengembangkan kemampuan "menakjubkan," memperingatkan bahwa suatu hari mereka bisa memiliki kemampuan untuk meluncurkan serangan nuklir kejutan terhadap AS.
"Mengapa mereka membangun semua kemampuan ini?" kata Hyten. "Mereka terlihat seperti senjata yang digunakan pertama kali. Seperti itulah senjata itu bagiku," ujarnya.
Pengungkapan tentang uji coba itu datang di tengah meningkatnya ketegangan atas Taiwan ketika China berusaha untuk memperluas kemampuan senjatanya. Pentagon memperingatkan dalam sebuah laporan yang dirilis awal bulan ini bahwa China dengan cepat memperluas persenjataan nuklirnya dan mungkin memiliki 1.000 hulu ledak nuklir pada akhir dekade ini.
Menurut data terbaru dari Departemen Luar Negeri, AS saat ini memiliki 3.750 hulu ledak nuklir dalam persediaannya, mengerdilkan ukuran persediaan nuklir China.
China sendiri membantah telah menguji senjata hipersonik.
Pada bulan Oktober, Financial Times melaporkan tentang uji coba kendaraan luncur hipersonik China yang diluncurkan dari roket di orbit rendah Bumi yang secara teoritis mampu menghindari sistem pertahanan rudal AS. Kecepatan pengembangan sistem China mengejutkan pejabat keamanan nasional AS.
Ketika China dan Rusia sedang mengembangkan versi rudal hipersonik mereka sendiri, Pentagon telah menjadikan pengembangan senjata hipersonik sebagai salah satu prioritas utamanya. Uji coba rudal hipersonik AS gagal bulan lalu, tetapi Pentagon menegaskan pihaknya tetap berada di jalur yang tepat untuk mengirimkan senjata hipersonik ofensif pada awal 2020-an.
Lihat Juga: Senator AS Ancam Tindakan Militer terhadap ICC setelah Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu
(ian)