Via Surat Taliban Minta Kongres AS Cairkan Aset Afghanistan

Rabu, 17 November 2021 - 23:07 WIB
loading...
Via Surat Taliban Minta Kongres AS Cairkan Aset Afghanistan
Afghanistan dilanda krisi ekonomi pasca pengambilalihan pemerintahan oleh Taliban. Foto/VOA
A A A
WASHINGTON - Taliban meminta anggota Kongres Amerika Serikat (AS) untuk mencairkan aset Afghanistan yang dibekukan setelah pengambilalihan negara itu. Taliban memperingatkan gejolak ekonomi di dalam negeri dapat menyebabkan masalah di luar negeri.

Dalam sebuah surat terbuka, Menteri Luar Negeri Taliban Amir Khan Muttaqi mengatakan tantangan terbesar yang dihadapi Afghanistan adalah ketidakamanan keuangan, dan akar dari kekhawatiran ini mengarah kembali ke pembekuan aset rakyat Afghanistan oleh pemerintah AS.

Washington telah menyita hampir USD9,5 miliar aset milik bank sentral Afghanistan, dan ekonomi negara itu yang bergantung pada bantuan telah runtuh secara efektif dengan pegawai negeri tidak digaji selama berbulan-bulan dan keuangan tidak mampu membayar impor.

Negara-negara yang peduli telah menjanjikan bantuan ratusan juta dolar, tetapi enggan memberikan dana kecuali jika Taliban menyetujui pemerintah yang lebih inklusif dan untuk menjamin hak-hak perempuan dan minoritas.

“Saya menyampaikan pujian kami kepada Anda dan ingin berbagi beberapa pemikiran tentang hubungan bilateral kami,” tulis Muttaqi, mencatat bahwa 2021 adalah seratus tahun Washington mengakui kedaulatan Afghanistan.



"Seperti negara-negara dunia lain, hubungan bilateral kita juga mengalami pasang surut," imbuhnya seperti dikutip dari Daily Mail, Rabu (17/11/2021).

Muttaqi mengatakan Afghanistan menikmati pemerintahan yang stabil untuk pertama kalinya dalam lebih dari 40 tahun, periode yang dimulai dengan invasi oleh Uni Soviet pada 1979 dan berakhir dengan penarikan pasukan AS terakhir pada 31 Agustus.

Dari tahun 1996 hingga 2001, Taliban memerintah Afghanistan dengan tangan besi, secara brutal melanggar hak asasi manusia atas nama hukum Islam, memicu kekhawatiran akan terjadinya kembali pelanggaran yang sama oleh kelompok tersebut.

Taliban sejak kembali berkuasa berusaha keras untuk meyakinkan masyarakat internasional bahwa mereka berniat untuk melakukan hal-hal yang berbeda kali ini meskipun tidak ada menteri perempuan dalam kabinet yang diumumkan, dan anak perempuan masih dilarang kembali ke sekolah menengah.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1301 seconds (0.1#10.140)