Serangan Drone AS di Yaman Tewaskan Dua Anggota Al-Qaeda

Minggu, 14 November 2021 - 21:06 WIB
loading...
Serangan Drone AS di...
Drone Amerika Serikat. FOTO/Reuters
A A A
SANAA - Serangan pesawat tak berawak Amerika Serikat (AS) di Yaman tengah, Minggu (14/11/2021), menewaskan tiga orang. Dari tiga korban tewas itu, dua diantaranya diduga ekstremis al-Qaeda.

"Sebuah pesawat tak berawak yang diyakini milik Amerika menargetkan sebuah mobil yang membawa seorang pria, yang kemungkinan adalah anggota al-Qaeda, dan istrinya, yang mengakibatkan cedera pada keduanya," kata seorang pejabat pemerintah, yang berbicara dengan syarat anonim, kepada AFP.



“Tiga orang, seorang warga sipil dan dua tersangka pria bersenjata al-Qaeda, yang berada di dalam kendaraan yang menuju ke lokasi untuk membantu yang terluka menjadi sasaran dalam serangan lain dan terbunuh,” lanjutnya.

Seorang pejabat pemerintah kedua di wilayah perbatasan antara provinsi tengah Shabwa dan al-Bayda mengkonfirmasi dua serangan dan jumlah korban tewas.

AS sendiri diketahui menganggap cabang al-Qaeda Yaman - al-Qaeda di Semenanjung Arab (AQAP) – sebagai faksi paling berbahaya dari jaringan ekstremis global. Perang drone AS yang berlangsung lama melawan AQAP telah meningkat setelah mantan presiden Donald Trump menjabat pada 2017.

AQAP, dan gerilyawan lain yang setia kepada ISIS, telah berkembang pesat dalam kekacauan perang saudara Yaman yang mengadu pemerintah yang diakui secara internasional melawan Houthi yang didukung Iran.



AQAP telah melakukan operasi terhadap Houthi dan pasukan pemerintah serta serangan sporadis di luar negeri, termasuk di kantor publikasi satir Prancis Charlie Hebdo pada tahun 2015. Tetapi para analis mengatakan, kemampuannya di lapangan telah berkurang, meskipun masih mengilhami serangan yang dilakukan oleh ekstremis "serigala tunggal" atau mantan operasi.

Pada Februari 2020, AQAP mengkonfirmasi kematian pemimpinnya Qassim al-Rimi. Ia terbunuh dalam serangan pesawat tak berawak AS, dan menunjuk Khalid Batarfi sebagai penggantinya.

Yaman telah dilanda konflik sejak 2015, ketika koalisi Arab melakukan intervensi untuk mendukung pemerintah setelah Houthi menguasai ibu kota Sanaa. Konflik tersebut telah menewaskan puluhan ribu orang, kata badan-badan bantuan, dan memicu apa yang disebut PBB sebagai krisis kemanusiaan terburuk di dunia dengan jutaan orang mengungsi.
(esn)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.3260 seconds (0.1#10.140)