Eks Perdana Menteri: Kesepakatan Kapal Selam Bukan untuk Melindungi Australia, Tapi AS

Rabu, 10 November 2021 - 21:59 WIB
loading...
Eks Perdana Menteri: Kesepakatan Kapal Selam Bukan untuk Melindungi Australia, Tapi AS
Eks perdana menteri Australia mengatakan kesepakatan kapal selam untuk melindungi AS dari serangan nuklir China. Foto/Ilustrasi
A A A
CANBERRA - Kesepakatan Australia untuk memperoleh kapal selam yang didukung oleh teknologi nuklir Amerika Serika (AS) bertujuan untuk melindungi negara adidaya itu dari serangan nuklir China . Kesepakatan itu juga telah mengubah hubungan Australia-China.

Demikian pernyataan mantan Perdana Menteri Australia Paul Keating dalam National Press Club.

Menurut Keating pemerintah konservatif Australia saat ini memperlakukan Prancis dengan "mengerikan" dengan membatalkan kontrak senilai USD66 miliar untuk membangun 12 kapal selam diesel-listrik pada September lalu.

Sebaliknya, Australia akan memperoleh delapan kapal selam bertenaga nuklir yang memanfaatkan teknologi AS di bawah aliansi baru dengan Amerika Serikat dan Inggris.

Keating mengharapkan kapal selam Australia akan didasarkan pada desain kelas Virginia AS daripada versi kelas Astute Inggris yang lebih kecil.

“Delapan kapal selam melawan China, ketika kita mendapatkan kapal selam dalam waktu 20 tahun, itu akan seperti melempar segenggam tusuk gigi ke gunung,” kata Keating seperti dikutip dari AP, Rabu (10/11/2021).



Menurut Keating Prancis bisa menyediakan kapal selam bertenaga nuklir yang lebih modern daripada kelas Virginia, yang didasarkan pada teknologi 1990-an.

“Jika kami tidak senang dengan fakta bahwa kami mengalami kesulitan mencoba memasukkan mesin diesel ke dalam lambung kapal selam nuklir Prancis, mengapa kami tidak menanyakan tentang kapal selam nuklir paling modern mereka?” tanya Keating.

Keating mengatakan kapal selam bertenaga nuklir Australia akan dirancang untuk menahan kapal selam bersenjata nuklir China ke perairan dangkal dekat pantai China.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1447 seconds (0.1#10.140)