Bukan 2, Tukang Listrik RS Ini Ternyata Telah Memerkosa 99 Mayat Wanita

Jum'at, 05 November 2021 - 14:50 WIB
loading...
A A A
Libby Clark dari Crown Prosecution Service (CPS), yang membawa penuntutan di Inggris dan Wales, mengatakan: "Kejahatan David Fuller yang sangat menyedihkan tidak seperti yang lain yang pernah saya temui dalam karier saya dan belum pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah hukum Inggris."

“Pria yang sangat berbahaya ini telah menimbulkan penderitaan yang tak terbayangkan pada keluarga yang tak terhitung jumlahnya dan dia hanya mengakui rahasianya yang telah lama dipegangnya ketika dihadapkan dengan banyak bukti," ujarnya.

“Fuller, dengan rasa hak seksualnya yang tidak terkendali, memperlakukan Wendy Knell dan Caroline Pierce dengan sangat bejat. Kedua wanita itu hanya di rumah atau kembali dari kerja ketika dia menyergap mereka," paparnya.

“Keluarga mereka tidak pernah menyerah untuk mencapai keadilan bahkan ketika semua harapan tampak hilang. Pikiran saya bersama mereka hari ini dan semua keluarga perempuan dan anak perempuan yang hidupnya telah dipersingkat oleh kekerasan yang tidak masuk akal," imbuh dia.

“Kejahatan mengerikan Fuller tidak berakhir dengan pembunuhan ini dan dia terus menyalahgunakan posisi kepercayaannya sebagai tukang listrik rumah sakit dengan cara yang paling aneh yang bisa dibayangkan," paparnya.

"Tidak ada pengadilan Inggris yang pernah melihat pelecehan dalam skala ini terhadap orang mati sebelumnya dan saya yakin dia masih akan melakukan pelanggaran sampai hari ini jika bukan karena penyelidikan dan penuntutan yang melelahkan ini."

Menteri Kesehatan Sajid Javid mengatakan dia telah meminta sektor kesehatan untuk meninjau akses kamar mayat dan post-mortem sehubungan dengan temuan tersebut.

Menteri Dalam Negeri Priti Patel, yang pengarahannya mencakup polisi, menyebut kasus itu "mengejutkan".

“Simpati saya yang tulus ditujukan kepada keluarga semua orang yang mungkin terkena dampak,” katanya.

"Sifat memuakkan dari kejahatan yang dilakukan dapat dimengerti akan menyebabkan jijik dan kekhawatiran publik," tambahnya, seperti dikutip AFP, Jumat (5/11/2021).
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1725 seconds (0.1#10.140)