Perang Belum Usai, Agen Travel Eropa Sudah Mulai Jual Tur Wisata ke Suriah

Selasa, 02 November 2021 - 05:00 WIB
loading...
Perang Belum Usai, Agen...
Tur wisata ke Suriah di masa sebelum perang. FOTO/Middle East Monitor
A A A
DAMASKUS - Perang saudara di Suriah masih belum usai. Namun hal ini ternyata tidak menghalangi perusahaan-perusahaan pariwisata di Eropa untuk mulai menjual tur wisata ke wilayah Suriah. Menurut sebuah laporan surat kabar Jerman, Deutsche Welle (DW), sejumlah agen pariwisata yang berbasis di Eropa memungkinkan perjalanan ke dan di seluruh Suriah.

Perusahaan yang dikutip dalam laporan tersebut termasuk beberapa yang berbasis di Jerman, Prancis, dan yang berbasis di Inggris, seperti Lupin Travel dan Untamed Borders, yang saat ini mengiklankan dan menawarkan tur untuk tahun 2022.

Baca: Makan Pisang Secara Provokatif, Pengungsi Suriah Dideportasi oleh Turki

Dalam sebuah pernyataan kepada DW, Kementerian Luar Negeri Jerman juga menyatakan keprihatinannya. "Ada peringatan perjalanan untuk Suriah, serta persyaratan bagi orang Jerman untuk keluar dari negara itu," sebut pernyataan Kementerian Luar Negeri Jerman, seperti dikutip dari Middle East Monitor, Senin (1/1/2021).

"Kedubes Jerman di Damaskus ditutup, sehingga tidak mungkin memberikan bantuan konsuler kepada warga negara Jerman di negara itu. Dengan latar belakang ini, kami tidak dapat memahami mengapa perjalanan [rekreasi] ke Suriah ditawarkan," lanjut pernyataan tersebut.

Biasanya, perjalanan dimulai dari ibu kota Lebanon, Beirut. Para pengemudi kemudian mengawal para pelancong melintasi perbatasan ke wilayah-wilayah yang dikuasai oleh rezim Presiden Suriah, Bashar Al-Assad. Para wisatawan kemudian dibawa ke kota-kota besar dan pusat kota, seperti Damaskus, Aleppo, Homs dan pantai Suriah, sebelum dibawa kembali ke Beirut.

Baca: Aduh Malunya, Konvoi Militer AS Dipaksa Putar Balik oleh Warga dan Pasukan Suriah

Tur grup semacam itu yang diiklankan oleh agensi dilaporkan terdiri dari perjalanan 9 hari, yang menelan biaya hingga sekitar USD$2.300. Tarif itu belum termasuk tiket penerbangan. Perusahaan-perusahaan itu juga menekankan bahwa mereka tidak mendekati daerah-daerah yang dekat dengan sisa-sisa perang saudara yang berlangsung selama satu dekade, di mana pertempuran masih berlangsung.

Setelah rezim Assad merebut kembali sebagian besar negara dengan bantuan sekutunya Iran dan Rusia, perjalanan wisata telah tersedia ke Suriah sejak rezim memulai kembali visa turis untuk perjalanan kelompok pada tahun 2018. Namun, saat itu, perjalanan tersebut sebagian besar diselenggarakan dan diatur oleh perusahaan pariwisata Rusia dan China.

Karena pandemi Covid-19, pariwisata ke negara itu berhenti. Rezim Assad membuka kembali negara itu untuk turis kurang dari sebulan yang lalu, tepatnya pada awal Oktober. Saat itulah perusahaan-perusahaan Eropa mulai menawarkan tur mereka sendiri. Sejak saat itu pula dilaporkan ada permintaan besar wisatawan untuk mengunjungi Suriah.

Baca: Cerita Foto Menyayat Hati Ayah-Anak Korban Perang Suriah

Shane Horan, yang mendirikan perusahaan yang berbasis di Berlin, Ricky Road Travel, mengatakan, orang-orang pasti penasaran dan mereka jelas siap untuk melihat negara itu sendiri, terlepas dari berita utama dan retorika.

Namun, saat ini, hanya grup wisata yang diizinkan mengunjungi negara tersebut untuk tujuan rekreasi dan pelancong independen dilarang memasuki dan berkeliling negara. Proses diizinkan masuk ke negara itu sama sekali membutuhkan izin keamanan—yang bisa memakan waktu berminggu-minggu dan yang harus dipatuhi oleh agen pariwisata—jika tidak, pelancong independen berisiko ditangkap dan ditahan oleh dinas keamanan rezim.
(esn)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Berita Terkait
Siapa Peter Fitzek?...
Siapa Peter Fitzek? Pemimpin Ekstremis yang Mengaku sebagai Raja Kerajaan Jerman
Trump Puji Presiden...
Trump Puji Presiden Suriah: Pria yang Menarik dan Tangguh
Tahun Lalu Kepalanya...
Tahun Lalu Kepalanya Dihargai Rp165 Miliar oleh AS, Kini Justru Berjabat Tangan dengan Trump
Bertemu Putra Mahkota...
Bertemu Putra Mahkota Arab Saudi, Trump akan Cabut Semua Sanksi AS pada Suriah
Polandia Tutup Konsulat...
Polandia Tutup Konsulat Rusia, Kremlin Umbar Ancaman kepada NATO
Hilang selama 43 Tahun,...
Hilang selama 43 Tahun, Jenazah Tentara Israel Ditemukan di Jantung Suriah
Australia Incar Wisatawan...
Australia Incar Wisatawan Muslim Indonesia Lewat Cheria Holiday
AS dan Indonesia Gelar...
AS dan Indonesia Gelar Misi Investigasi Cari Anggota Militer Amerika yang Hilang Saat PD II
Hadiahi Trump Pesawat...
Hadiahi Trump Pesawat Boeing 747-8, Qatar Pastikan Tak Ada Udang di Balik Batu
Rekomendasi
Jonatan Christie dan...
Jonatan Christie dan Chico Wardoyo Tinggalkan Pelatnas, Pilih Jalur Profesional
Wujudkan Pertumbuhan,...
Wujudkan Pertumbuhan, LPKR Berkomitmen Mengembangkan Perekomian Lokal
Ketum GP Ansor Perintahkan...
Ketum GP Ansor Perintahkan Revitalisasi Gerakan Baritim Nasional
Berita Terkini
Dari Rafah ke Ashdod,...
Dari Rafah ke Ashdod, Ini Video Terbaru Perlawanan Palestina Hadapi Pasukan Israel
Pakistan Tembak Jatuh...
Pakistan Tembak Jatuh Jet Tempur Rafale India, Indonesia Tetap Beli 42 Unit Rp133,9 Triliun?
Ketika Pilot Pakistan...
Ketika Pilot Pakistan Tembak Jatuh Jet Rafale India: Perintah Bunuh dan Teriakan Allahu Akbar
Rusia Dinyatakan Bersalah...
Rusia Dinyatakan Bersalah Merudal Jatuh Malaysia Airlines MH17, PM Anwar Ibrahim Sambangi Putin
Jose Mujica Meninggal,...
Jose Mujica Meninggal, Selamat Jalan Presiden Termiskin di Dunia
Trump Penasaran dengan...
Trump Penasaran dengan Pangeran Mohammed bin Salman: Bagaimana Anda Tidur di Malam Hari?
Infografis
Denmark Lolos ke Perempat...
Denmark Lolos ke Perempat Final Piala Eropa Usai Cukur Wales
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved