Colin Powell Meninggal, antara Penjahat Perang Irak dan Pahlawan AS

Selasa, 19 Oktober 2021 - 07:22 WIB
loading...
Colin Powell Meninggal,...
Colin Powell, mantan menteri luar negeri AS, meninggal setelah terinfeksi virus corona. Foto/REUTERS
A A A
WASHINGTON - Colin Powell, menteri luar negeri kulit hitam pertama Amerika Serikat (AS) meninggal setelah terinfeksi virus corona, Senin (18/10/2021). Bagi publik Amerika, dia dipuji layaknya pahlawan karena jasa-jasa militer dan diplomatiknya, namun bagi warga Irak dia dianggap sebagai salah satu penjahat perang.

Dialah pejabat Amerika yang meyakinkan Dewan Keamanan PBB pada tahun 2003 untuk membenarkan perang yang menghancurkan Irak.



Kabar kematian Powell di usia 84 mengeruk perasaan marah di Irak. Mantan menteri luar negeri yang pernah menjadi jenderal top Amerika itu menjadi salah satu dari beberapa pejabat pemerintahan George W Bush yang bertanggung jawab atas invasi terhadap rezim Presiden Irak Saddam Hussein.

Kesaksiannya di PBB adalah bagian penting dari peristiwa yang memakan korban jiwa yang besar di antara warga Irak.

“Dia berbohong, berbohong dan berbohong,” kata Maryam, seorang penulis Irak berusia 51 tahun dan ibu dari dua anak di Irak utara yang berbicara dengan syarat tak disebut nama belakangnya karena salah satu anaknya belajar di Amerika Serikat.

“Dia berbohong, dan kitalah yang terjebak dengan perang yang tidak pernah berakhir,” ujarnya, seperti dikutip AP, Selasa (19/10/2021).

Sebagai ketua Kepala Staf Gabungan, Powell mengawasi perang Teluk untuk menyingkirkan tentara Irak pada tahun 1991 setelah pemimpin Irak Saddam Hussein menginvasi Kuwait.

Tetapi rakyat Irak lebih mengingat Powell karena presentasinya di PBB yang membenarkan invasi ke negara mereka dengan menyebut Saddam Hussein sebagai ancaman global utama yang memiliki senjata pemusnah massal.

Di ruang Dewan Keamanan PBB, dia menampilkan foto dan diagram yang dimaksudkan untuk merinci senjata pemusnah massal Irak, serta terjemahan dari penyadapan intelijen AS. Pada satu titik, Powell mengacungkan sebuah botol kecil berisi satu sendok teh simulasi antraks, memperingatkan bahwa Irak tidak menyumbang “puluhan demi puluhan ribu sendok teh” patogen mematikan itu.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1533 seconds (0.1#10.140)