Putin Sebut Rudal Hipersonik Rusia Melesat Mach 20 dan AS Membencinya

Kamis, 14 Oktober 2021 - 11:41 WIB
loading...
Putin Sebut Rudal Hipersonik...
Presiden Vladimir Putin saat menyaksikan uji tembak rudal Rusia. Foto/REUTERS
A A A
MOSKOW - Presiden Vladimir Putin mengungkap kemajuan pengembangan rudal hipersonik Rusia, yang menurutnya mampu melesat lebih dari Mach 20 atau lebih dari 20 kali kecepatan suara.

Dia juga mengkritik kemunafikan Amerika Serikat (AS) karena awalnya tidak peduli dengan proyek senjata hipersonik Rusia, namun kini membencinya.

Baca juga: Tragis, Total 139 Tentara AS Bunuh Diri

Dalam forum Pekan Energi Rusia pada hari Rabu (13/10/2021), Putin diminta untuk mengomentari rudal hipersonik Rusia berkecepatan Mach 3.

Presiden Rusia itu dengan sigap mengoreksi lawan bicaranya: "Tidak, tidak, tidak. Mach 3 saya pikir itulah yang sedang dikerjakan AS, dan bahkan lebih dari itu. Rudal hipersonik kami terbang lebih dari Mach 20, dan ini bukan hanya hipersonik, ini adalah rudal antarbenua. Ini adalah senjata yang jauh lebih serius daripada yang baru saja Anda sebutkan. Dan mereka sudah beroperasi di Rusia," katanya, seperti dikutip Sputniknews.

Putin, dalam forum tersebut, awalnya mengkritik AS yang sudah menarik diri dari Perjanjian Rudal Anti-Balistik (ABM) dengan Rusia pada tahun 2002. Tindakan Washington itulah yang mendorong Moskow untuk menghapus rencana era Soviet tentang penciptaan teknologi senjata hipersonik.

Rusia meluncurkan beberapa teknologi hipersonik baru pada tahun 2017 dan mengatakan mereka mengharapkan senjata ini untuk membantu menjamin stabilitas strategis global.

Putin menuduh AS sudah membuka "Kotak Pandora" untuk perlombaan senjata global dengan menarik diri dari Perjanjian ABM. Dia lantas mengungkap kemunafikan Amerika karena pada awalnya berpura-pura tidak peduli dengan proyek senjata hipersonik Rusia, namun mereka sekarang telah menyatakan keprihatinan atas potensi senjata semacam itu.

Orang nomor satu Kremlin itu mengatakan perlombaan senjata global sekarang "berjalan lancar".

Baca juga: Iran: Senjata Nuklir Israel Ancaman Nyata di Timur Tengah!

Dia mengingat bagaimana dia telah mendesak rekannya dari AS, George W. Bush, untuk tidak menarik diri dari Perjanjian ABM pada awal 2000-an karena untuk perjanjian itu sebagai landasan keamanan internasional.

Moskow, Putin menekankan, melihat keputusan AS untuk keluar dari Perjanjian ABM sebagai bukan hanya tentang pertahanan, tetapi upaya untuk menerima keunggulan strategis, yang secara efektif menghilangkan potensi nuklir dari pesaing potensial.

"Apa yang harus kita lakukan sebagai tanggapan? Saya telah berbicara tentang hal ini berkali-kali. Jika Anda tertarik, saya akan mengulanginya sendiri: Kami bisa saja menciptakan sistem serupa, yang akan menghabiskan banyak uang, dan itu akan menjadi tidak jelas pada akhirnya apakah itu akan bekerja secara efektif atau tidak. Atau kami bisa menciptakan sistem berbeda yang pasti akan mengatasi pertahanan rudal," kata Putin.

"Saya mengatakan bahwa kami akan melakukan ini," kenang Putin.

"Tanggapan dari mitra Amerika kami adalah bahwa 'pertahanan rudal kami tidak ditujukan terhadap Anda, lakukan apa pun yang Anda inginkan, kami akan melanjutkan dari fakta bahwa proyek Anda tidak melawan kami'. Kami membangun sistem kami. Klaim apa yang mereka miliki terhadap kami sekarang? Sekarang mereka tidak menyukainya," kesal Putin.

"Washington merusak semua kesepakatan yang kami capai di masa lalu," imbuh Putin, yang menunjukkan bahwa bukan Moskow yang menarik diri dari Perjanjian ABM, meninggalkan Perjanjian Intermediate-Range Nuclear Forces (INF), atau keluar dari Perjanjian Open Skies.

"Itu adalah rekan-rekan Amerika kami yang melakukan itu. Tapi mereka hanya mengalihkan kesalahan pada orang lain, dan media meniupnya di luar proporsi demi kepentingan mereka yang membayarnya."
(min)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Lanjut Baca Berita Terkait Lainnya
Berita Terkait
Putin Perintahkan Gencatan...
Putin Perintahkan Gencatan Senjata 3 Hari Dimulai, Ukraina Sebut Hanya Sandiwara
Rusia Tembak Jatuh Lebih...
Rusia Tembak Jatuh Lebih dari 500 Drone Ukraina dalam Sehari
Gagal Mendarat di Kapal...
Gagal Mendarat di Kapal Induk AS, Pesawat Tempur Senilai Rp1,2 Triliun Ini Jatuh ke Laut
Parade Hari Kemenangan...
Parade Hari Kemenangan Jadi Taruhan Besar bagi Putin, Berikut 4 Alasannya
Apa Rusia Membantu Padamkan...
Apa Rusia Membantu Padamkan Kebakaran Israel?
Meski Ukraina Tebar...
Meski Ukraina Tebar Ancaman, Siapa yang Datang ke Parade Hari Kemenangan di Moskow?
Trump Bantah Ngajak...
Trump Bantah Ngajak Baikan dengan China, Tarif Tetap Digenjot 145%
KBRI di New Delhi Pastikan...
KBRI di New Delhi Pastikan Tak Ada WNI Jadi Korban Konflik India-Pakistan
India Blokir Akun Instagram...
India Blokir Akun Instagram Media Muslim Buntut Konflik dengan Pakistan
Rekomendasi
Sidang Gugatan Mobil...
Sidang Gugatan Mobil Esemka Jokowi Masuk Mediasi, Hakim Agus Darwanto Jadi Mediator
Merek Jepang Diklaim...
Merek Jepang Diklaim Kini Cuma Mengekor Mobil China
Dorong Pertumbuhan Ekonomi,...
Dorong Pertumbuhan Ekonomi, Sampoerna Fokus Pengembangan SDM dan UMKM
Berita Terkini
Usai Serangan Rudal,...
Usai Serangan Rudal, Tentara India dan Pakistan Baku Tembak di Kashmir
Korea Utara Tembakkan...
Korea Utara Tembakkan Rudal Balistik ke Laut Jepang, Terbang 800 Km
Perang Nuklir India-Pakistan...
Perang Nuklir India-Pakistan Dapat Binasakan 125 Juta Orang dan Picu Kelaparan Global
Turis Sombong Israel...
Turis Sombong Israel Menolak Lepas Sepatu di Restoran Thailand: 'Uangku Membangun Negaramu'
Pesawat J-10 China Jagoan...
Pesawat J-10 China Jagoan Pakistan saat Tembak Jatuh 5 Jet Tempur India
Putin Perintahkan Gencatan...
Putin Perintahkan Gencatan Senjata 3 Hari Dimulai, Ukraina Sebut Hanya Sandiwara
Infografis
AS Mulai Bagikan Info...
AS Mulai Bagikan Info Intel Ruang Angkasa Sensitif China-Rusia
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved