Kebakaran Besar Hancurkan Kilang Minyak Lebanon, Beberapa Hari setelah Listrik Mati Total

Senin, 11 Oktober 2021 - 17:59 WIB
loading...
Kebakaran Besar Hancurkan...
Kebakaran menghancurkan fasilitas kilang minyak di Lebanon, 11 Oktober 2021. Foto/REUTERS
A A A
BEIRUT - Kebakaran besar menghancurkan tangki penyimpanan bahan bakar minyak (BBM) di dekat pembangkit listrik Zahrani di Lebanon selatan. Tragedi pada Senin (11/10/2021) ini hanya beberapa hari setelah Lebanon gelap gulita total karena fasilitas yang sama, serta satu fasilitas lainnya, ditutup.

“Tentara Lebanon bergegas mengevakuasi warga di daerah itu pada Senin karena khawatir api dapat memicu ledakan,” ungkap laporan saluran TV Al Jadeed.



Para petugas pemadam kebakaran bergegas mengendalikan api. Pemerintah Lebanon kemudian mengumumkan di Twitter bahwa api telah dapat dipadamkan.



Lalu lintas di Jalan Raya Al-Zahrani juga terputus di kedua arah akibat kebakaran itu dan dialihkan ke jalur lain.



Rekaman yang diunggah ke Twitter menangkap awan asap hitam tebal dan api yang mengepul keluar dari fasilitas tersebut.



Kebakaran itu terjadi hanya sehari setelah kementerian energi negara itu mengatakan listrik telah dipulihkan ke tingkat sebelum padam, saat Angkatan Darat Lebanon mengisi kembali pembangkit listrik Zahrani dan Deir Ammar dengan 6.000 kiloliter bahan bakar minyak.

Karena kekurangan bahan bakar minyak, dua pembangkit listrik utama Lebanon, yang menyediakan 40% listrik Lebanon, terpaksa ditutup pada Sabtu. Kondisi itu membuat negara berpenduduk hampir enam juta itu dalam kegelapan total.

Fasilitas listrik telah kehabisan sumber daya karena pemerintah Lebanon yang kekurangan uang tidak memiliki mata uang asing untuk membayar pemasok energi.

Kapal yang membawa gas dan minyak dilaporkan menolak berlabuh di perairan negara itu sampai pembayaran dilakukan dalam mata uang dolar Amerika Serikat.

Pekan lalu, Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amir-Abdollahian mengatakan bahwa Teheran siap membangun dua pembangkit listrik baru, satu di ibu kota Beirut, dan satu lagi di selatan negara itu.

Rencana selama periode 18 bulan untuk membantu Lebanon yang lumpuh secara finansial.

Krisis ekonomi Lebanon telah digolongkan sebagai salah satu depresi paling parah dalam sejarah modern.

Satu studi PBB pada Agustus menemukan hampir 80% penduduk Lebanon hidup dalam kemiskinan.

Krisis ekonomi ini terjadi seiring krisis politik di negara tersebut yang silih berganti pemerintahan.
(sya)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1621 seconds (0.1#10.140)