Dalangi Bom Masjid Afghanistan saat Salat Jumat, ISIS: Pengebomnya Orang Uighur

Sabtu, 09 Oktober 2021 - 06:57 WIB
loading...
Dalangi Bom Masjid Afghanistan saat Salat Jumat, ISIS: Pengebomnya Orang Uighur
Kondisi di dalam masjid komunitas Syiah di Kunduz, Afghanistan, setelah dilanda serangan bom bunuh diri saat salat Jumat kemarin. Foto/REUTERS
A A A
KUNDUZ - ISIS mengeklaim berada di balik serangan bom bunuh diri di masjid Syiah di kota Kunduz, Afghanistan , saat salat Jumat kemarin. Kelompok itu menyatakan pelakunya adalah anggotanya dari komunitas Uighur , kelompok minoritas di China.

Sumber medis di Rumah Sakit Provinsi Kunduz mengatakan bahwa 35 orang tewas dan lebih dari 55 orang terluka telah dibawa ke sana. Sementara kelompok Doctors Without Borders (MSF) mengatakan 20 orang tewas dan puluhan lainnya luka-luka dibawa ke rumah sakitnya.



Misi PBB untuk Afghanistan mengatakan korban tewas mencapai lebih dari 100 orang. "Informasi awal menunjukkan lebih dari 100 orang tewas dan terluka dalam ledakan bunuh diri di dalam masjid," kata misi tersebut via Twitter.

Matiullah Rohani, direktur kebudayaan dan informasi di Kunduz untuk pemerintahan baru Taliban Afghanistan, mengonfirmasi kepada AFP, Sabtu (9/10/2021) bahwa insiden mematikan itu adalah serangan bunuh diri dan mengatakan bahwa 46 orang tewas dan 143 lainnya terluka.

ISIs di Afghanistan yang dikenal sebagai ISIS Khorasan atau ISIS-K—kelompok ekstremis saingan berat Taliban—telah berulang kali menargetkan komunitas Syiah dalam upaya untuk membangkitkan kekerasan sektarian di Afghanistan yang mayoritas Sunni.

Dalam sebuah pernyataan yang dirilis di saluran Telegramnya, ISIS mengatakan bahwa seorang pengebom bunuh diri ISIS meledakkan rompi peledak di tengah kerumunan jamaah Syiah yang berkumpul di dalam masjid.

Pernyataan itu mengidentifikasi pengebomnya bernama “Muhammad al-Uyguri”. Nama belakang pelaku menandakan bahwa dia dari minoritas Uighur di China.

Mulawi Dost Muhammad, kepala keamanan Taliban di Kunduz, menuduh para penyerang mencoba menimbulkan masalah antara Syiah dan Sunni, dan bersikeras tidak ada perselisihan antara Taliban dan kelompok minoritas.

“Kami meyakinkan saudara-saudara Syiah kami bahwa di masa depan, kami akan memberikan keamanan bagi mereka dan masalah seperti itu tidak akan terjadi pada mereka,” katanya.

Penduduk Kunduz, ibu kota provinsi dengan nama yang sama, mengatakan kepada AFP bahwa ledakan itu menghantam masjid selama salat Jumat. Ini serangan paling penting dalam seminggu bagi umat Islam.

Seorang saksi, Rahmatullah, mengatakan 300 hingga 400 jemaah berada di dalam masjid.



Seorang guru perempuan di Kunduz mengatakan kepada AFP bahwa ledakan itu terjadi di dekat rumahnya, dan beberapa tetangganya tewas. "Itu adalah insiden yang sangat mengerikan," katanya, yang berbicara dalam konidisi anonim.

“Banyak tetangga kami terbunuh dan terluka. Seorang tetangga berusia 16 tahun tewas. Mereka tidak dapat menemukan setengah dari tubuhnya. Tetangga lain yang berusia 24 tahun juga terbunuh.”

Aminullah, seorang saksi mata yang saudaranya berada di masjid, mengatakan: “Setelah saya mendengar ledakan, saya menelepon saudara saya tetapi dia tidak mengangkatnya."

“Saya berjalan menuju masjid dan menemukan saudara saya terluka dan pingsan. Kami segera membawanya ke rumah sakit MSF," ujarnya.

Kunduz menjadi titik transit utama untuk pertukaran ekonomi dan perdagangan dengan Tajikistan. Itu juga menjadi tempat pertempuran sengit ketika Taliban berupaya untuk kembali berkuasa tahun ini.

Sekadar diketahui, jumlah anggota komunitas Syiah sekitar 20 persen dari populasi Afghanistan. Banyak dari mereka adalah Hazara, sebuah kelompok etnis yang telah dianiaya di Afghanistan selama beberapa dekade.
(min)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1595 seconds (0.1#10.140)