Turki kepada AS: Kirimkan Jet Tempur F-35 atau Kembalikan Uang Kami

Jum'at, 01 Oktober 2021 - 00:33 WIB
loading...
Turki kepada AS: Kirimkan...
Turki akan meminta kompensasi setelah ditendang dari proyek jet tempur siluman F-35. Foto/Ilustrasi
A A A
ANKARA - Presiden Recep Tayyep Erdogan mengatakan Turki akan meminta kompensasi karena dikeluarkan dari program jet tempur siluman F-35 pimpinan Amerika Serikat (AS). Kemungkinan hal itu akan dilakukan saat ia bertemu dengan Presiden AS Joe Biden di sela-sela pertemuan Kelompok 20 bulan depan.

Erdogan juga mengatakan tidak akan mundur dari kesepakatan dengan Rusia untuk mengakuisisi sistem pertahanan rudal canggih S-400. Kesepakatan inilah yang menyebabkan Turki ditendang dari program internasional yang memproduksi jet tempur F-35.

Erdogan mengatakan dia berharap untuk bertemu Biden pada pertemuan G-20 di Roma untuk membahas proyek F-35, termasuk pembayaran USD1,4 miliar yang telah dilakukan Turki sebelum dikeluarkan dari program tersebut. Pertemuan juga dapat berlangsung di sela-sela konferensi iklim pada November mendatang di Glasgow, Skotlandia.



"Kami melakukan pembayaran USD1,4 miliar, apa yang akan terjadi dengan itu?" kata Erdogan.

“Kami tidak - dan tidak - mendapatkan uang ini dengan mudah. Entah mereka akan memberi kami pesawat kami atau mereka akan memberi kami uang,” tegasnya seperti dikutip dari AP, Jumat (1/10/2021).

Ditanya tentang rencana Turki untuk membeli sistem S-400 tambahan meskipun ada ancaman sanksi AS lebih lanjut, Erdogan menjawab: “Proses S-400 berlanjut. Tidak ada kata menyerah."

Pernyataan Erdogan ini dilaporkan oleh saluran berita swasta Turki NTV dan media lainnya.



Turki dikeluarkan dari program F-35 dan pejabat pertahanannya diberi sanksi setelah negara itu membeli sistem pertahanan rudal S-400 buatan Rusia dua tahun lalu. AS sangat menolak anggota NATO menggunakan sistem rudal Rusia, dengan mengatakan dapat menimbulkan ancaman keamanan bagi F-35.

Turki mempertahankan keputusannya dengan mengatakan komponen S-400 dapat digunakan secara independen tanpa diintegrasikan ke dalam sistem pertahanan NATO dan karena itu tidak akan menimbulkan risiko.

AS juga memberikan sanksi kepada Turki di bawah undang-undang tahun 2017 yang bertujuan untuk menangkal pengaruh Rusia. Langkah itu adalah pertama kalinya hukum, yang dikenal sebagai CAATSA, digunakan untuk menghukum sekutu AS.

(ian)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Lanjut Baca Berita Terkait Lainnya
Berita Terkait
3 Negara yang Senang...
3 Negara yang Senang Jika Amerika Serikat Tinggalkan NATO, Siapa Saja?
Hamas Senang Trump Cabut...
Hamas Senang Trump Cabut Rencana AS Usir Warga Gaza
Ukraina Kehabisan Rudal...
Ukraina Kehabisan Rudal ATACMS Amerika untuk Melawan Rusia
Donald Trump: Tidak...
Donald Trump: Tidak Ada yang Mengusir Rakyat Palestina dari Gaza
Ukraina Setuju Gencatan...
Ukraina Setuju Gencatan Senjata 30 Hari, Ini Respons Rusia
7 Fakta Donald Trump...
7 Fakta Donald Trump Memecat Tentara Transgender AS, dari 12.000 Prajurit LGBT hingga Bumerang Kepalsuan
7 Negara yang Berebut...
7 Negara yang Berebut Kekuasaan di Arktik, Rusia Jadi Jagoannya
Profil Linda McMahon,...
Profil Linda McMahon, Menteri Pendidikan AS Era Trump yang Pecat 50 Persen Pegawainya
Profil Mahmoud Khalil,...
Profil Mahmoud Khalil, Aktivis Muslim AS yang Ditangkap karena Menentang Kebijakan Donald Trump
Rekomendasi
Berapa THR yang Diterima...
Berapa THR yang Diterima PPPK 2025? Cek Kisaran Tanggal Pencairannya
Peduli Sesama, Partai...
Peduli Sesama, Partai Perindo Sumba Barat Daya Ringankan Beban Keluarga Korban Sambaran Petir
Pencurian Bermodus Tukar...
Pencurian Bermodus Tukar Uang di Apotek Cisalak Depok, Pelaku Gasak Rp1,4 Juta
Berita Terkini
4 Isi Gencatan Rusia...
4 Isi Gencatan Rusia dan Ukraina yang Diajukan AS, Tidak Ada Perang Selama 30 Hari
15 menit yang lalu
3 Negara yang Senang...
3 Negara yang Senang Jika Amerika Serikat Tinggalkan NATO, Siapa Saja?
44 menit yang lalu
Budaya Malu Korupsi...
Budaya Malu Korupsi Terkenal di Jepang, Mengapa Indonesia Tak Bisa Meniru?
59 menit yang lalu
Kondisi Genetik Langka,...
Kondisi Genetik Langka, Gadis Ini Tak Merasakan Sakit Bahkan usai Ditabrak Mobil
1 jam yang lalu
Hamas Senang Trump Cabut...
Hamas Senang Trump Cabut Rencana AS Usir Warga Gaza
1 jam yang lalu
Ciptakan 22 Karyawan...
Ciptakan 22 Karyawan Palsu, Manajer HRD Ini Korupsi Rp36,2 Miliar
3 jam yang lalu
Infografis
Respons China saat AS...
Respons China saat AS Hendak Jual Jet Tempur F-35 ke India
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved