Wanita Pelatih Seks Dibunuh Suami karena Cemburu, Dilempar dari Gedung 40 Meter
loading...
A
A
A
MOSKOW - Seorang wanita yang berprofesi sebagai psikolog dan pelatih seks di Rusia dibunuh oleh suaminya secara brutal karena cemburu. Korban ditusuk berulang kali di kepala dan leher sebelum akhirnya dilemparkan dari gedung setinggi 40 meter.
Rustam Mursalov, 24, mengaku membunuh istrinya, Alexandra Mursalova, 25, karena cemburu.
Alexandra bekerja dengan klien kaya di St Petersburg. Sebelum dibunuh, dia pernah mengeklaim bisa mengajari orang bagaimana mencintai, dengan mengatakan: "Saya melihat masalahnya dalam 15 menit. Saya menyelesaikan semuanya dalam empat sesi.”
Namun, di media sosial, korban yang merupakan ibu dua anak itu telah mendokumentasikan kepada ribuan pengikutnya tentang masalah spiral dalam hubungannya sendiri, berbagi rincian menakutkan dari dugaan ancaman yang dibuat oleh suaminya.
Hanya satu minggu yang lalu, dia mem-posting bahwa suaminya telah mengancam akan menikam dia dan anak-anak mereka, yang berusia tujuh dan dua tahun.
"Dia mengetuk pintu, mengatakan dia akan membunuh saya dan anak-anak dan kemudian melompat turun," tulis Alexandra.
"Saya mengumpulkan anak-anak dan ganti flat, tetapi sejak itu dia datang setiap malam, mengetuk pintu, mengontak interkom, membangunkan kami dan menakuti anak-anak."
Tidak segera jelas apakah dia telah mencari perlindungan polisi atau tidak setelah mendapat ancaman pembunuhan.
Dalam posting-an tersebut, dia meyakinkan pengikutnya bahwa dia tahu bagaimana mengatasi situasi tersebut.
"Ingat, saya sudah memberi tahu Anda aturan tentang apa yang harus dilakukan dengan manipulator pelaku kekerasan," kata Alexandra.
“1. Buat batasan yang jelas, bagaimana dia bisa dan bagaimana dia tidak bisa memperlakukan Anda," ujarnya.
“2. Ketika dia tidak memenuhi persyaratan, Anda pergi dan mengabaikannya," sambung dia.
“Jangan berkomunikasi dengan pelaku, dia suka ini. Ini adalah tujuan dari penampilannya.”
Setelah membunuh istrinya, Mursalov melarikan diri sebelum akhirnya menyerahkan diri ke polisi.
Di bawah interogasi oleh polisi, dia mengaku bahwa dia telah merencanakan pembunuhan istrinya.
"Dia menyiapkan pisau dan membawa anak-anak itu ke kerabat mereka agar mereka tidak melihat kengerian ini," kata sumber polisi seperti dikutip media lokal, Mash.
“Pada malam 21 September, dia sedang menunggu istrinya, dan dia [korban] datang dengan pria lain," lanjut sumber tersebut.
Diduga ada perkelahian di tangga dan pria yang datang bersama korban lari.
"Dia tinggal sendirian dengan istrinya dan menikamnya 10 kali," kata sumber polisi.
Tubuh Alexandra kemudian dilaporkan terlempar dari balkon lantai 13, diikuti oleh jaketnya yang berlumuran darah.
Dalam posting-nya sebelum dibunuh, korban menulis bahwa suaminya iri dengan penghasilannya.
“Suami saya mencoba mengambil ponsel saya sehingga saya tidak akan mendapat penghasilan lagi,” tulisnya.
“Kemudian kami pergi ke terapi keluarga," imbuh dia.
“Ini membuat segalanya lebih mudah, hubungan menjadi datar, dan dia mengakui bahwa dia salah."
“Sepanjang musim panas, hubungan itu luar biasa. Periode terbaik kami," sambung dia.
Tetapi pada bulan Agustus lalu korban mengatakan keadaan menjadi buruk lagi.
"Uang adalah rem konstan dalam hubungan kami," tulis dia. “Hari ini suami saya mengatakan bahwa uang merusak segalanya dan suatu hari saya harus memilih, dia atau uang.”
Korban menulis: "Saya mencintai suami saya, tetapi saya belum siap untuk melepaskan keinginan dan impian saya."
Di posting-an lain dia menulis: “Apakah ada jalan keluar? Sekarang saya yakin saya harus pindah ke Eropa.”
"Persetan dengan standar Rusia di mana seorang wanita selalu 'harus' (berperilaku dengan cara tertentu)," tulis dia, seperti dikutip news.com.au, Kamis (23/9/2021).
Mursalov telah ditahan oleh polisi saat Komite Investigasi Rusia melanjutkan penyelidikan.
Rustam Mursalov, 24, mengaku membunuh istrinya, Alexandra Mursalova, 25, karena cemburu.
Alexandra bekerja dengan klien kaya di St Petersburg. Sebelum dibunuh, dia pernah mengeklaim bisa mengajari orang bagaimana mencintai, dengan mengatakan: "Saya melihat masalahnya dalam 15 menit. Saya menyelesaikan semuanya dalam empat sesi.”
Namun, di media sosial, korban yang merupakan ibu dua anak itu telah mendokumentasikan kepada ribuan pengikutnya tentang masalah spiral dalam hubungannya sendiri, berbagi rincian menakutkan dari dugaan ancaman yang dibuat oleh suaminya.
Hanya satu minggu yang lalu, dia mem-posting bahwa suaminya telah mengancam akan menikam dia dan anak-anak mereka, yang berusia tujuh dan dua tahun.
"Dia mengetuk pintu, mengatakan dia akan membunuh saya dan anak-anak dan kemudian melompat turun," tulis Alexandra.
"Saya mengumpulkan anak-anak dan ganti flat, tetapi sejak itu dia datang setiap malam, mengetuk pintu, mengontak interkom, membangunkan kami dan menakuti anak-anak."
Tidak segera jelas apakah dia telah mencari perlindungan polisi atau tidak setelah mendapat ancaman pembunuhan.
Dalam posting-an tersebut, dia meyakinkan pengikutnya bahwa dia tahu bagaimana mengatasi situasi tersebut.
"Ingat, saya sudah memberi tahu Anda aturan tentang apa yang harus dilakukan dengan manipulator pelaku kekerasan," kata Alexandra.
“1. Buat batasan yang jelas, bagaimana dia bisa dan bagaimana dia tidak bisa memperlakukan Anda," ujarnya.
“2. Ketika dia tidak memenuhi persyaratan, Anda pergi dan mengabaikannya," sambung dia.
“Jangan berkomunikasi dengan pelaku, dia suka ini. Ini adalah tujuan dari penampilannya.”
Setelah membunuh istrinya, Mursalov melarikan diri sebelum akhirnya menyerahkan diri ke polisi.
Di bawah interogasi oleh polisi, dia mengaku bahwa dia telah merencanakan pembunuhan istrinya.
"Dia menyiapkan pisau dan membawa anak-anak itu ke kerabat mereka agar mereka tidak melihat kengerian ini," kata sumber polisi seperti dikutip media lokal, Mash.
“Pada malam 21 September, dia sedang menunggu istrinya, dan dia [korban] datang dengan pria lain," lanjut sumber tersebut.
Diduga ada perkelahian di tangga dan pria yang datang bersama korban lari.
"Dia tinggal sendirian dengan istrinya dan menikamnya 10 kali," kata sumber polisi.
Tubuh Alexandra kemudian dilaporkan terlempar dari balkon lantai 13, diikuti oleh jaketnya yang berlumuran darah.
Dalam posting-nya sebelum dibunuh, korban menulis bahwa suaminya iri dengan penghasilannya.
“Suami saya mencoba mengambil ponsel saya sehingga saya tidak akan mendapat penghasilan lagi,” tulisnya.
“Kemudian kami pergi ke terapi keluarga," imbuh dia.
“Ini membuat segalanya lebih mudah, hubungan menjadi datar, dan dia mengakui bahwa dia salah."
“Sepanjang musim panas, hubungan itu luar biasa. Periode terbaik kami," sambung dia.
Tetapi pada bulan Agustus lalu korban mengatakan keadaan menjadi buruk lagi.
"Uang adalah rem konstan dalam hubungan kami," tulis dia. “Hari ini suami saya mengatakan bahwa uang merusak segalanya dan suatu hari saya harus memilih, dia atau uang.”
Korban menulis: "Saya mencintai suami saya, tetapi saya belum siap untuk melepaskan keinginan dan impian saya."
Di posting-an lain dia menulis: “Apakah ada jalan keluar? Sekarang saya yakin saya harus pindah ke Eropa.”
"Persetan dengan standar Rusia di mana seorang wanita selalu 'harus' (berperilaku dengan cara tertentu)," tulis dia, seperti dikutip news.com.au, Kamis (23/9/2021).
Mursalov telah ditahan oleh polisi saat Komite Investigasi Rusia melanjutkan penyelidikan.
(min)