Presiden Iran Kritik Amerika Serikat, Samakan Sanksi dengan Perang

Rabu, 22 September 2021 - 06:01 WIB
loading...
Presiden Iran Kritik Amerika Serikat, Samakan Sanksi dengan Perang
Presiden Iran Ebrahim Raisi berpidato di Majelis Umum PBB melalui video yang direkam sebelumnya yang diputar pada 21 September 2021. Foto/REUTERS
A A A
NEW YORK - Presiden baru Iran Ebrahim Raisi mengecam sanksi Amerika Serikat (AS) yang dijatuhkan pada negaranya sebagai mekanisme perang.

Pernyataan itu diungkapkan pada Selasa (21/9/2021) dalam pidato pertamanya di PBB sebagai kepala negara.

Dia mengemas serangkaian kritik langsung terhadap Amerika Serikat dalam pidato tersebut.



“Sanksi adalah cara perang baru AS dengan negara-negara di dunia,” ujar Presiden Ebrahim Raisi.



Meskipun sekitar 100 kepala negara dan pemerintahan menghadiri pertemuan para pemimpin Majelis Umum PBB di New York pekan ini, Raisi menyampaikan sambutannya dari Teheran, atau dari jarak jauh seperti yang juga dipilih beberapa pemimpin pemerintahan lain.



Raisi yang dilantik bulan lalu setelah pemilu adalah seorang ulama konservatif dan mantan kepala pengadilan yang dekat dengan Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei.

Dia menggunakan waktunya di hadapan para pemimpin dunia untuk mengecam Amerika Serikat dan mendukung identitas politik Islam Iran.

“Apa yang terlihat di wilayah kami hari ini membuktikan bahwa tidak hanya hegemoni dan gagasan hegemoni, tetapi juga proyek memaksakan identitas kebarat-baratan telah gagal total,” tegas Raisi.

“Hari ini, AS tidak bisa keluar dari Irak dan Afghanistan tetapi diusir,” ujar dia.

Militer AS menarik diri dari Afghanistan dan sebagian besar telah ditarik dari Irak.

“Hari ini, dunia tidak peduli dengan ‘America First’ atau ‘America is Back’,” papar dia, merujuk pada slogan America First yang digunakan Presiden AS dari Partai Republik Donald Trump dan penggantinya, Presiden AS dari Partai Demokrat Joe Biden dengan slogan America is Back.

Raisi telah berjanji terlibat dengan Amerika Serikat tetapi juga telah mengambil sikap garis keras, mengesampingkan negosiasi yang bertujuan membatasi pengembangan rudal Iran dan dukungan untuk milisi regional, sesuatu yang ingin ditangani pemerintahan Biden.

Biden telah memperjelas keinginannya menemukan jalan untuk menyelamatkan perjanjian nuklir dengan Iran, yang dinegosiasikan oleh pemerintahan Barack Obama.

Namun, pembicaraan tidak langsung antara AS dan Iran terhenti. Washington juga terus mempertahankan sanksi yang melumpuhkan Iran.

“Amerika Serikat tetap berkomitmen mencegah Iran mendapatkan senjata nuklir,” papar Biden dalam pidatonya di PBB, yang disampaikan secara langsung pada Selasa pagi (21/9/2021).
(sya)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1929 seconds (0.1#10.140)