Petugas CIA Menderita Gejala Sindrom Havana dalam Perjalanan ke India

Rabu, 22 September 2021 - 05:30 WIB
loading...
Petugas CIA Menderita Gejala Sindrom Havana dalam Perjalanan ke India
Lobi gedung kantor pusat CIA di McLean, Virginia, Amerika Serikat. Foto/REUTERS
A A A
WASHINGTON - Seorang petugas yang menemani Kepala Badan Intelijen Sentral (CIA) William Burns selama perjalanannya ke India awal bulan ini menderita gejala yang konsisten dengan sindrom Havana.

Sindrom Havana adalah penyakit misterius yang dialami para pejabat Amerika Serikat (AS) sejak 2016.

“Seorang petugas CIA yang tidak disebutkan namanya memerlukan perhatian medis karena kondisinya,” ungkap sejumlah sumber kepada CNN.



Burns dilaporkan sangat marah setelah diberitahu tentang apa yang telah terjadi.



“Beberapa pejabat AS telah menafsirkan insiden baru sindrom Havana sebagai pesan langsung kepada kepala CIA bahwa tidak ada yang aman, termasuk orang-orang dari rombongannya,” papar dua sumber pada CNN.



Ketika didekati Reuters, seorang juru bicara CIA menjawab bahwa agensi tersebut tidak mengomentari insiden atau petugas tertentu.

“Kami memiliki sejumlah protokol ketika individu melaporkan kemungkinan insiden kesehatan yang tidak wajar termasuk menerima perawatan medis yang tepat,” ujar juru bicara CIA.

Pada Agustus, Wakil Presiden Kamala Harris harus sedikit menunda kunjungannya ke Vietnam setelah beberapa staf AS di Hanoi melaporkan gejala yang konsisten dengan sindrom Havana dan dua diplomat memerlukan evakuasi.

Penyakit yang sejauh ini tidak dapat dijelaskan itu ditandai dengan migrain, mual, kehilangan ingatan, dan pusing.

Lebih dari 200 pejabat AS dan anggota keluarga dilaporkan terkena sindrom Havana di berbagai belahan dunia, termasuk Rusia, China, Jerman dan Australia, serta di AS sejak pertama kali ditemukan di antara para diplomat Amerika yang bekerja di ibu kota Kuba, Havana, pada 2016.

Badan-badan AS telah menyelidiki fenomena tersebut, tetapi mereka belum dapat mengatakan dengan pasti apakah itu akibat serangan yang disengaja atau produk sampingan dari teknologi pengawasan yang digunakan untuk memata-matai personel Amerika.

Panel Akademi Ilmu Pengetahuan Nasional AS mengatakan dalam laporan tahun lalu bahwa teori yang paling masuk akal adalah bahwa sindrom Havana disebabkan "energi frekuensi radio yang terarah dan berdenyut."

Pada Juli, Burn bersikeras bahwa sindrom Havana adalah "nyata" dan "serius" saat dia mengumumkan penyelidikan 100 hari lagi terhadap penyakit itu.

Penyelidikan dipimpin perwira senior yang sama yang pernah memimpin perburuan Pemimpin al-Qaeda Osama bin Laden.

Kepala CIA mengklaim ada "kemungkinan yang sangat kuat" bahwa sindrom itu adalah hasil dari tindakan yang disengaja.

Dia menambahkan hanya ada daftar terbatas "tersangka potensial" yang mampu melakukan kegiatan semacam itu dalam skala global.

Awal bulan ini, panel ilmuwan Kuba, yang juga menyelidiki peristiwa tahun 2016, mengatakan “tidak ada bukti ilmiah tentang serangan” terhadap para diplomat AS di Havana.

Penjelasan "non-sains" dari fenomena yang disebarluaskan media hanya membingungkan publik dan "merugikan pejabat AS, yang mempercayai mereka."
(sya)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2319 seconds (0.1#10.140)