Gubernur Minnesota Sebut Demonstrasi Bukan Lagi Tentang George Floyd
loading...
A
A
A
WASHINGTON - Gubernur negara bagian Minnesota, Amerika Serikat (AS), Tim Walz, mengatakan bahwa aksi demonstrasi yang berlangsung di kota Minneapolis "tidak lagi" tentang kematian George Floyd. Aksi demonstrasi itu terus berkembang menjadi kerusuhan massal.
"Ini tentang menyerang masyarakat sipil, menanamkan rasa takut dan mengganggu kota-kota besar kita," kata Walz dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir Anadolu Agency pada Minggu (31/5/2020).
Dia kemudian mengatakan akan mengizinkan mobilisasi penuh Garda Nasional untuk menghalau para demonstran. Walz menyebut langkah itu tindakan yang belum pernah dilakukan dalam sejarah sejak berdirinya Garda Nasional Minnesota 164 tahun silam.
Sebelumnya, Pentagon mengumumkan peningkatan status siaga beberapa unit militer AS, untuk berpotensi mendukung Minnesota yang saat ini sedang berjuang menghadapi demonstrasi berujung kerusuhan.
Dalam sebuah pernyataan, Pentagon mencatat bahwa beberapa unit unit militer AS sekarang dalam status penarikan empat jam, meskipun Gubernur Minnesota tampaknya belum mengirim permintaan untuk dukungan pasukan AS.
"Pada saat ini tidak ada permintaan oleh Gubernur Minnesota untuk pasukan "Title 10" untuk mendukung Minnesota National Guard atau penegakan hukum negara," kata Pentagon.
Demonstrasi di Minneapolis dan Saint Paul—dikenal sebagai "Kota Kembar" di Minnesota— dipicu oleh pembunuhan pria kulit hitam tak bersenjata George Floyd, 46, oleh polisi setempat.
Floyd awalnya ditangkap oleh beberapa petugas polisi Minneapolis atas tuduhan menggunakan uang kertas palsu. Dia diborgol dan lehernya dicekik salah satu polisi dengan lututnya. Dalam video yang viral, pria kulit hitam tersebut berteriak tak bisa bernapas dan dinyatakan meninggal setelah dibawa ke rumah sakit.
Lihat Juga: Kisah Zara Dar, Mahasiswi IT di Amerika Serikat yang Tinggalkan Gelar PhD untuk Jadi Kreator OnlyFans
"Ini tentang menyerang masyarakat sipil, menanamkan rasa takut dan mengganggu kota-kota besar kita," kata Walz dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir Anadolu Agency pada Minggu (31/5/2020).
Dia kemudian mengatakan akan mengizinkan mobilisasi penuh Garda Nasional untuk menghalau para demonstran. Walz menyebut langkah itu tindakan yang belum pernah dilakukan dalam sejarah sejak berdirinya Garda Nasional Minnesota 164 tahun silam.
Sebelumnya, Pentagon mengumumkan peningkatan status siaga beberapa unit militer AS, untuk berpotensi mendukung Minnesota yang saat ini sedang berjuang menghadapi demonstrasi berujung kerusuhan.
Dalam sebuah pernyataan, Pentagon mencatat bahwa beberapa unit unit militer AS sekarang dalam status penarikan empat jam, meskipun Gubernur Minnesota tampaknya belum mengirim permintaan untuk dukungan pasukan AS.
"Pada saat ini tidak ada permintaan oleh Gubernur Minnesota untuk pasukan "Title 10" untuk mendukung Minnesota National Guard atau penegakan hukum negara," kata Pentagon.
Demonstrasi di Minneapolis dan Saint Paul—dikenal sebagai "Kota Kembar" di Minnesota— dipicu oleh pembunuhan pria kulit hitam tak bersenjata George Floyd, 46, oleh polisi setempat.
Floyd awalnya ditangkap oleh beberapa petugas polisi Minneapolis atas tuduhan menggunakan uang kertas palsu. Dia diborgol dan lehernya dicekik salah satu polisi dengan lututnya. Dalam video yang viral, pria kulit hitam tersebut berteriak tak bisa bernapas dan dinyatakan meninggal setelah dibawa ke rumah sakit.
Lihat Juga: Kisah Zara Dar, Mahasiswi IT di Amerika Serikat yang Tinggalkan Gelar PhD untuk Jadi Kreator OnlyFans
(esn)