Biden Yakin China Coba Buat Kesepakatan dengan Taliban
loading...
A
A
A
WASHINGTON - Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden yakin China akan mencoba membuat kesepakatan dengan Taliban setelah mereka merebut kekuasaan di Afghanistan pada 15 Agustus.
Ditanya apakah dia khawatir China akan mendanai Taliban, Biden mengatakan, “China memiliki masalah nyata dengan Taliban. Jadi mereka akan mencoba membuat kesepakatan dengan Taliban, saya yakin. Seperti halnya Pakistan, seperti halnya Rusia, seperti halnya Iran. Mereka semua mencoba mencari tahu apa yang mereka lakukan sekarang.”
AS dan sekutu Kelompok Tujuh telah sepakat mengoordinasikan tanggapan mereka terhadap Taliban, dan telah memblokir akses Taliban ke dana cadangan Afghanistan, yang sebagian besar disimpan di AS.
Tetapi para ahli mengatakan pengaruh ekonomi akan hilang jika China dan Rusia memberikan dana kepada Taliban.
Sementara itu, Biden tidak akan terburu-buru untuk mengakui pemerintahan baru Afghanistan yang dibentuk Taliban . Demikian pernyataan sekretaris pers Gedung Putih Jen Psaki.
"Tidak perlu terburu-buru untuk mengakui (Taliban). Ini benar-benar akan tergantung pada langkah apa yang diambil Taliban. Dunia akan mengawasi, termasuk Amerika Serikat," ujar Psaki pada konferensi pers.
"Saya tidak punya batas waktu untuk Anda. Itu tergantung pada perilaku apa yang mereka tunjukkan di lapangan," imbuhnya seperti dikutip dari Sputnik, Rabu (8/9).
Gedung Putih membuat pernyataan setelah Taliban mengumumkan komposisi pemerintah baru Afghanistan yang dibentuk setelah kelompok itu mengambil alih kekuasaan di negara tersebut.
Salah satu Pendiri Taliban Mullah Hasan Akhund ditunjuk sebagai kepala pemerintahan baru Afghanistan dan Sirajuddin Haqqani, yang organisasinya masuk dalam daftar terorisme AS, menjabat sebagai Menteri Dalam Negeri.
Kepala kantor politik Taliban Mullah Abdul Ghani Baradar ditunjuk sebagai wakil Akhund.
Ditanya apakah dia khawatir China akan mendanai Taliban, Biden mengatakan, “China memiliki masalah nyata dengan Taliban. Jadi mereka akan mencoba membuat kesepakatan dengan Taliban, saya yakin. Seperti halnya Pakistan, seperti halnya Rusia, seperti halnya Iran. Mereka semua mencoba mencari tahu apa yang mereka lakukan sekarang.”
AS dan sekutu Kelompok Tujuh telah sepakat mengoordinasikan tanggapan mereka terhadap Taliban, dan telah memblokir akses Taliban ke dana cadangan Afghanistan, yang sebagian besar disimpan di AS.
Tetapi para ahli mengatakan pengaruh ekonomi akan hilang jika China dan Rusia memberikan dana kepada Taliban.
Sementara itu, Biden tidak akan terburu-buru untuk mengakui pemerintahan baru Afghanistan yang dibentuk Taliban . Demikian pernyataan sekretaris pers Gedung Putih Jen Psaki.
"Tidak perlu terburu-buru untuk mengakui (Taliban). Ini benar-benar akan tergantung pada langkah apa yang diambil Taliban. Dunia akan mengawasi, termasuk Amerika Serikat," ujar Psaki pada konferensi pers.
"Saya tidak punya batas waktu untuk Anda. Itu tergantung pada perilaku apa yang mereka tunjukkan di lapangan," imbuhnya seperti dikutip dari Sputnik, Rabu (8/9).
Gedung Putih membuat pernyataan setelah Taliban mengumumkan komposisi pemerintah baru Afghanistan yang dibentuk setelah kelompok itu mengambil alih kekuasaan di negara tersebut.
Salah satu Pendiri Taliban Mullah Hasan Akhund ditunjuk sebagai kepala pemerintahan baru Afghanistan dan Sirajuddin Haqqani, yang organisasinya masuk dalam daftar terorisme AS, menjabat sebagai Menteri Dalam Negeri.
Kepala kantor politik Taliban Mullah Abdul Ghani Baradar ditunjuk sebagai wakil Akhund.
(sya)