AS Berencana Kembali Buka ‘Kedutaan’ di Palestina di Yerusalem, Israel Kesal

Kamis, 02 September 2021 - 18:17 WIB
loading...
AS Berencana Kembali...
Israel menyebut membuka kembali Konsulat Jenderal di Yerusalem barat, yang berfungsi sebagai markas diplomatik AS untuk Palestina, adalah ide yang buruk. Foto/Ist
A A A
TEL AVIV - Amerika Serikat (AS) bergerak maju dengan rencana untuk membuka kembali misi de facto Palestina di Yerusalem, yang membuat Israel kesal. Israel menyebut langkah AS itu sebagai ide yang sangat buruk.

Menteri Luar Negeri Israel, Yair Lapid mengatakan pihaknya telah mengatakan kepada AS bahwa membuka kembali Konsulat Jenderal di Yerusalem barat, yang secara tradisional berfungsi sebagai markas diplomatik AS untuk Palestina, adalah "de yang buruk.

"Kami pikir itu ide yang buruk, dan kami telah memberitahu Amerika bahwa kami pikir itu ide yang buruk," kata Lapid dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir Anadolu Agency pada Kamis (2/9/2021).

“Langkah itu, katanya, akan mengirim pesan yang salah, tidak hanya ke kawasan, tidak hanya ke Palestina, tetapi juga ke negara lain, dan kami tidak ingin ini terjadi,” sambungnya.

Meski adanya protes dari Israel, juru bicara Kementerian Luar Negeri AS, Ned Price mengatakan Washington akan tetap melanjutkan rencananya. “Kami akan tetap melanjutkan proses untuk membuka kembali konsulat kami di Yerusalem,” ujarnya.

Bangunan, yang dibangun sebelum pembentukan negara Israel, ditutup oleh mantan Presiden Donald Trump pada 2019 ketika ia memindahkan Kedutaan Besar AS dari Tel Aviv ke Yerusalem dan mengakui kota yang diperebutkan itu sebagai Obu Kota Israel. Fungsi konsulat kemudian diubah menjadi kedutaan.

Belum jelas apakah dengan membuka kembali konsulat di Yerusalem, apakah AS akan kembali memindahkan Kedutaan Besarnya di Israel ke Telv Aviv atau mempertahankan semua perwakilan mereka di Yerusalem.
(ian)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Lanjut Baca Berita Terkait Lainnya
Berita Terkait
Ukraina Tekan Italia...
Ukraina Tekan Italia Gelar KTT di Sela-sela Pemakaman Paus Fransiskus
10 Kelemahan Militer...
10 Kelemahan Militer AS dan 4 Cara China Menang Perang dengan Mudah
Houthi Yaman Tembak...
Houthi Yaman Tembak Jatuh 7 Drone AS Senilai Rp3,4 Triliun dalam 6 Pekan
Pakistan Akui Lakukan...
Pakistan Akui Lakukan Pekerjaan Kotor untuk Barat dalam Dukung Teroris
Iran Tawarkan Kemitraan...
Iran Tawarkan Kemitraan Energi Nuklir dengan AS
Trump Tawari Arab Saudi...
Trump Tawari Arab Saudi Paket Senjata Senilai Lebih dari Rp1.684 Triliun
Perbandingan Kekuatan...
Perbandingan Kekuatan Militer AS vs China 2025, Dua Superpower yang Berseteru
Kenapa Pangeran Tampan...
Kenapa Pangeran Tampan Al-Waleed bin Khaled Al-Saud Dijuluki Sleeping Prince Arab Saudi?
Menteri Radikal Israel...
Menteri Radikal Israel Ancam Gulingkan Netanyahu jika Tak Rebut Gaza
Rekomendasi
Chris Eubank Jr Tabrak...
Chris Eubank Jr Tabrak Klausul Rehidrasi, Kena Denda Rp16,9 Miliar? Carl Frampton: Itu Menyakitinya!
Lawan Tarif Trump, Kemendag...
Lawan Tarif Trump, Kemendag Siapkan 21 Perjanjian Dagang Baru dengan Berbagai Negara
Kisah Pertempuran Raja...
Kisah Pertempuran Raja Mataram dengan Adiknya Sendiri
Berita Terkini
Ukraina Tekan Italia...
Ukraina Tekan Italia Gelar KTT di Sela-sela Pemakaman Paus Fransiskus
19 menit yang lalu
10 Kelemahan Militer...
10 Kelemahan Militer AS dan 4 Cara China Menang Perang dengan Mudah
1 jam yang lalu
Houthi Yaman Tembak...
Houthi Yaman Tembak Jatuh 7 Drone AS Senilai Rp3,4 Triliun dalam 6 Pekan
1 jam yang lalu
Pakistan Akui Lakukan...
Pakistan Akui Lakukan Pekerjaan Kotor untuk Barat dalam Dukung Teroris
8 jam yang lalu
Dendam, Israel Tak akan...
Dendam, Israel Tak akan Kirim Pejabat Senior ke Pemakaman Paus Fransiskus
10 jam yang lalu
130.000 Orang Berikan...
130.000 Orang Berikan Penghormatan Terakhir pada Paus Fransiskus di Vatikan
11 jam yang lalu
Infografis
Perbandingan Pangkalan...
Perbandingan Pangkalan Militer AS vs China di Dunia
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved