AS Berencana Kembali Buka ‘Kedutaan’ di Palestina di Yerusalem, Israel Kesal
loading...
A
A
A
TEL AVIV - Amerika Serikat (AS) bergerak maju dengan rencana untuk membuka kembali misi de facto Palestina di Yerusalem, yang membuat Israel kesal. Israel menyebut langkah AS itu sebagai ide yang sangat buruk.
Menteri Luar Negeri Israel, Yair Lapid mengatakan pihaknya telah mengatakan kepada AS bahwa membuka kembali Konsulat Jenderal di Yerusalem barat, yang secara tradisional berfungsi sebagai markas diplomatik AS untuk Palestina, adalah "de yang buruk.
"Kami pikir itu ide yang buruk, dan kami telah memberitahu Amerika bahwa kami pikir itu ide yang buruk," kata Lapid dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir Anadolu Agency pada Kamis (2/9/2021).
“Langkah itu, katanya, akan mengirim pesan yang salah, tidak hanya ke kawasan, tidak hanya ke Palestina, tetapi juga ke negara lain, dan kami tidak ingin ini terjadi,” sambungnya.
Meski adanya protes dari Israel, juru bicara Kementerian Luar Negeri AS, Ned Price mengatakan Washington akan tetap melanjutkan rencananya. “Kami akan tetap melanjutkan proses untuk membuka kembali konsulat kami di Yerusalem,” ujarnya.
Bangunan, yang dibangun sebelum pembentukan negara Israel, ditutup oleh mantan Presiden Donald Trump pada 2019 ketika ia memindahkan Kedutaan Besar AS dari Tel Aviv ke Yerusalem dan mengakui kota yang diperebutkan itu sebagai Obu Kota Israel. Fungsi konsulat kemudian diubah menjadi kedutaan.
Belum jelas apakah dengan membuka kembali konsulat di Yerusalem, apakah AS akan kembali memindahkan Kedutaan Besarnya di Israel ke Telv Aviv atau mempertahankan semua perwakilan mereka di Yerusalem.
Menteri Luar Negeri Israel, Yair Lapid mengatakan pihaknya telah mengatakan kepada AS bahwa membuka kembali Konsulat Jenderal di Yerusalem barat, yang secara tradisional berfungsi sebagai markas diplomatik AS untuk Palestina, adalah "de yang buruk.
"Kami pikir itu ide yang buruk, dan kami telah memberitahu Amerika bahwa kami pikir itu ide yang buruk," kata Lapid dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir Anadolu Agency pada Kamis (2/9/2021).
“Langkah itu, katanya, akan mengirim pesan yang salah, tidak hanya ke kawasan, tidak hanya ke Palestina, tetapi juga ke negara lain, dan kami tidak ingin ini terjadi,” sambungnya.
Meski adanya protes dari Israel, juru bicara Kementerian Luar Negeri AS, Ned Price mengatakan Washington akan tetap melanjutkan rencananya. “Kami akan tetap melanjutkan proses untuk membuka kembali konsulat kami di Yerusalem,” ujarnya.
Bangunan, yang dibangun sebelum pembentukan negara Israel, ditutup oleh mantan Presiden Donald Trump pada 2019 ketika ia memindahkan Kedutaan Besar AS dari Tel Aviv ke Yerusalem dan mengakui kota yang diperebutkan itu sebagai Obu Kota Israel. Fungsi konsulat kemudian diubah menjadi kedutaan.
Belum jelas apakah dengan membuka kembali konsulat di Yerusalem, apakah AS akan kembali memindahkan Kedutaan Besarnya di Israel ke Telv Aviv atau mempertahankan semua perwakilan mereka di Yerusalem.
(ian)