Rusia pada AS: Demokrasi Tidak Bisa Dipaksakan pada Orang Lain
loading...
A
A
A
MOSKOW - Rusia mengatakan kampanye di Afghanistan harus mengajarkan Amerika Serikat (AS) bahwa demokrasi tidak dapat dipaksakan pada orang lain. Ini adalah kritik terbaru yang dilontarkan Rusia terhadap AS, terkait dengan situasi di Afghanistan.
Berbicara pada konferensi pers bersama setelah pertemuan dengan Menteri Luar Negeri, Austria Alexander Schallenberg di Wina, Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov mengatakan kesimpulan utama yang harus diambil AS dari perang Afghanistan adalah bahwa tidak ada gunanya mengajari orang lain cara hidup.
“Kami telah mengamati di Libya, Suriah, Irak, dan Afghanistan bagaimana Amerika ingin memaksa semua orang untuk hidup sesuai keinginan Amerika. Setiap orang harus menangani masalah mereka sendiri, ada cukup banyak di setiap negara," katanya.
"Kita tidak boleh mencampuri urusan orang lain. Kita tidak boleh menggunakan kekerasan dengan cara yang melanggar Piagam PBB,” sambungnya, seperti dilansir Anadolu Agency pada Kamis (26/8/2021).
Sementara itu, pada gilirannya Schallenberg menyebut masalah Afghanistan sebagai topik paling serius dalam agenda internasional saat ini.
Dia mendesak masyarakat internasional untuk melakukan segala kemungkinan untuk mencegah Afghanistan menjadi inkubator terorisme internasional dan menghentikan gelombang baru migrasi dari sana.
“Austria melakukan upaya untuk menangani krisis Afghanistan karena menganggap bahwa evakuasi warga Afghanistan tidak dapat menjadi satu-satunya tanggapan terhadap krisis,” kata Schallenberg.
“Sebagai bagian dari upaya ini, Wina akan mengadakan konferensi dengan tetangga Afghanistan Tajikistan, Uzbekistan dan Turkmenistan minggu depan,” tukasnya.
Berbicara pada konferensi pers bersama setelah pertemuan dengan Menteri Luar Negeri, Austria Alexander Schallenberg di Wina, Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov mengatakan kesimpulan utama yang harus diambil AS dari perang Afghanistan adalah bahwa tidak ada gunanya mengajari orang lain cara hidup.
“Kami telah mengamati di Libya, Suriah, Irak, dan Afghanistan bagaimana Amerika ingin memaksa semua orang untuk hidup sesuai keinginan Amerika. Setiap orang harus menangani masalah mereka sendiri, ada cukup banyak di setiap negara," katanya.
"Kita tidak boleh mencampuri urusan orang lain. Kita tidak boleh menggunakan kekerasan dengan cara yang melanggar Piagam PBB,” sambungnya, seperti dilansir Anadolu Agency pada Kamis (26/8/2021).
Sementara itu, pada gilirannya Schallenberg menyebut masalah Afghanistan sebagai topik paling serius dalam agenda internasional saat ini.
Dia mendesak masyarakat internasional untuk melakukan segala kemungkinan untuk mencegah Afghanistan menjadi inkubator terorisme internasional dan menghentikan gelombang baru migrasi dari sana.
“Austria melakukan upaya untuk menangani krisis Afghanistan karena menganggap bahwa evakuasi warga Afghanistan tidak dapat menjadi satu-satunya tanggapan terhadap krisis,” kata Schallenberg.
“Sebagai bagian dari upaya ini, Wina akan mengadakan konferensi dengan tetangga Afghanistan Tajikistan, Uzbekistan dan Turkmenistan minggu depan,” tukasnya.
(ian)