Presiden Afghanistan Kabur saat Taliban Serbu Kabul

Senin, 16 Agustus 2021 - 06:54 WIB
loading...
Presiden Afghanistan Kabur saat Taliban Serbu Kabul
Presiden Afghanistan Ashraf Ghani melarikan diri saat kelompok Taliban memasuki Kabul, Minggu (15/8/2021). Foto/REUTERS/File Photo
A A A
KABUL - Presiden Afghanistan Ashraf Ghani kabu atau melarikan diri dari negaranya saat para milisi Taliban menyerbu ibu kota setempat, Kabul.

Presiden Ghani mengakui meninggalkan negaranya dengan alasan ingin menghindari pertumpahan darah.



Kemenangan Taliban ini menandakan berakhirnya eksperimen Barat selama 20 tahun yang bertujuan untuk membangun kembali Afghanistan.

Kelompok Taliban sudah menyebar ke seluruh ibu kota pada hari Minggu dan menguasai istana kepresidenan. Al Jazeera merilis rekaman video eksklusif di mana komandan Taliban menduduki istana presiden dengan para milisi bersenjata.

Taliban juga mengatakan telah menguasai sebagian besar distrik di sekitar pinggiran ibu kota.

Publik ibu kota telah dicekam oleh kepanikan, di mana helikopter berlomba di atas kepala mereka sepanjang hari untuk mengevakuasi personel dari kedutaan Amerika Serikat (AS). Asap membubung di dekat kompleks ketika staf menghancurkan dokumen penting, dan bendera Amerika diturunkan. Beberapa misi Barat lainnya juga bersiap untuk menarik orang-orang mereka keluar.

Orang-orang Afghanistan yang takut bahwa Taliban dapat menerapkan kembali jenis aturan brutal yang menghilangkan hak-hak perempuan bergegas meninggalkan negara itu, mengantre di mesin ATM untuk menarik tabungan mereka. Orang-orang yang sangat miskin—yang telah meninggalkan rumah di pedesaan demi keamanan ibu kota—tetap tinggal di taman dan ruang terbuka di seluruh kota.

Ketika Taliban mendekati Kabul pada hari Minggu, Presiden Ashraf Ghani terbang ke luar negeri.

“Mantan presiden Afghanistan meninggalkan Afghanistan, meninggalkan negara dalam situasi sulit ini,” kata Abdullah Abdullah, kepala Dewan Rekonsiliasi Nasional Afghanistan, yang menganggap Ghani bukan lagi presiden.

“Tuhan harus meminta pertanggungjawabannya," katanya lagi, seperti dikutip Al Jazeera, Senin (16/8/2021).

Ghani kemudian mem-posting di Facebook bahwa dia telah memilih untuk meninggalkan negara itu untuk mencegah pertumpahan darah di ibu kota, tanpa mengatakan ke mana dia pergi. Media lokal melaporkan bahwa Ghani berangkat ke Tajikistan.



Ghani mengatakan dia percaya "patriot yang tak terhitung jumlahnya akan menjadi martir dan kota Kabul akan dihancurkan" jika dia tetap tinggal.

“Taliban telah menang...dan sekarang bertanggung jawab atas kehormatan, properti, dan pemeliharaan diri warga negara mereka,” katanya.

Meskipun Taliban telah menjanjikan transisi damai, Kedutaan AS menangguhkan operasi dan memperingatkan orang Amerika pada sore hari untuk berlindung di tempat dan tidak mencoba untuk sampai ke bandara.

Penerbangan komersial dihentikan setelah tembakan sporadis meletus di bandara. Hal itu dikonfirmasi dua pejabat senior militer AS yang berbicara kepada kantor berita The Associated Press dengan syarat anonimsaat membahas operasi yang sedang berlangsung. Evakuasi berlanjut dengan penerbangan militer, tetapi penghentian lalu lintas komersial menutup salah satu rute terakhir yang tersedia bagi warga Afghanistan yang melarikan diri dari negara itu.

Saat malam tiba pada hari Minggu, milisi Taliban dikerahkan di Kabul, mengambil alih pos polisi yang ditinggalkan dan berjanji untuk menjaga hukum dan ketertiban selama masa transisi.
(min)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1567 seconds (0.1#10.140)