Norwegia Tuding China di Balik Serangan Siber Terhadap Parlemen
loading...
A
A
A
OSLO - Oslo menyatakan bahwa serangan siber terhadap sistem email Parlemen Norwegia pada 10 Maret lalu dilakukan dari China . Norwegia meminta pihak berwenang di China untuk mengambil langkah-langkah untuk mencegah tindakan serupa kembali terulang.
"Serangan siber pada bulan Maret membahayakan sistem email dari lembaga demokrasi terpenting kami. Kami akan selalu bereaksi terhadap jenis gangguan ini," kata Menteri Luar Negeri Norwegia, Ine Eriksen Soereide.
Dia menuturkan bahwa berdasarkan hasil investigasi oleh badan intelijen Norwegia mengungkapkan bahwa serangan itu dilakukan oleh aktor yang beroperasi dari China.
"Beberapa sekutu kami, Uni Eropa (UE) dan Microsoft juga telah mengkonfirmasi hal ini. Kami telah menyampaikan kepada China dalam pertemuan dengan Kedutaan Besar China hari ini bahwa ini tidak dapat diterima," ujarnya.
"Kami mengharapkan otoritas China untuk berbuat lebih banyak. untuk mencegah aktivitas siber jahat yang berasal dari wilayah China," sambung Soereide,seperti dilansir Reuters pada Selasa (20/7/2021).
Pernyataan Norwegia sendiri adalah bagian dari tanggapan internasional yang terkoordinasi, bersama dengan Amerika Serikat (AS) dan koalisi sekutu. Di mana, mereka menuduh Kementerian Keamanan Negara China melakukan kampanye peretasan dunia maya global.
AS, NATO dan UE secara khusus menghubungkan kampanye itu dengan serangan terhadap Microsoft, yang diungkapkan awal tahun ini. Serangan itu memanfaatkan celah keamanan di perangkat lunak Exchange Microsoft Corp.
Lihat Juga: Siapa Li Jianping? Koruptor Terbesar China yang Menilap Rp6,8 Triliun dan Dieksekusi Mati
"Serangan siber pada bulan Maret membahayakan sistem email dari lembaga demokrasi terpenting kami. Kami akan selalu bereaksi terhadap jenis gangguan ini," kata Menteri Luar Negeri Norwegia, Ine Eriksen Soereide.
Dia menuturkan bahwa berdasarkan hasil investigasi oleh badan intelijen Norwegia mengungkapkan bahwa serangan itu dilakukan oleh aktor yang beroperasi dari China.
"Beberapa sekutu kami, Uni Eropa (UE) dan Microsoft juga telah mengkonfirmasi hal ini. Kami telah menyampaikan kepada China dalam pertemuan dengan Kedutaan Besar China hari ini bahwa ini tidak dapat diterima," ujarnya.
"Kami mengharapkan otoritas China untuk berbuat lebih banyak. untuk mencegah aktivitas siber jahat yang berasal dari wilayah China," sambung Soereide,seperti dilansir Reuters pada Selasa (20/7/2021).
Pernyataan Norwegia sendiri adalah bagian dari tanggapan internasional yang terkoordinasi, bersama dengan Amerika Serikat (AS) dan koalisi sekutu. Di mana, mereka menuduh Kementerian Keamanan Negara China melakukan kampanye peretasan dunia maya global.
AS, NATO dan UE secara khusus menghubungkan kampanye itu dengan serangan terhadap Microsoft, yang diungkapkan awal tahun ini. Serangan itu memanfaatkan celah keamanan di perangkat lunak Exchange Microsoft Corp.
Lihat Juga: Siapa Li Jianping? Koruptor Terbesar China yang Menilap Rp6,8 Triliun dan Dieksekusi Mati
(ian)