AS: Iran Coba Lemparkan Kesalahan Terkait Kebuntuan Pembicaraan Nuklir
loading...
A
A
A
WASHINGTON - Amerika Serikat (AS) menuduh Teheran melakukan upaya "keterlaluan" untuk mengalihkan kesalahan atas kebuntuan dalam pembicaraan nuklir Iran. AS juga membantah bahwa kesepakatan telah dicapai pada pertukaran tahanan.
Kepala negosiator nuklir Iran, Abbas Araqchi, mengatakan bahwa putaran negosiasi berikutnya di Wina harus menunggu sampai pemerintahan baru Iran mulai menjabat pada Agustus.
“Kami berada dalam masa transisi karena transfer kekuasaan secara demokratis sedang berlangsung di ibu kota kami. Pembicaraan Wina dengan demikian jelas harus menunggu pemerintahan baru kami," ucap Araqchi.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri AS, Ned Price mengatakan pernyataan Araqchi adalah upaya keterlaluan untuk menangkis kesalahan atas kebuntuan saat ini.
“Kami siap untuk kembali ke Wina untuk menyelesaikan pekerjaan dalam pengembalian bersama ke JCPOA setelah Iran membuat keputusan yang diperlukan,” kata Price, menggunakan nama resmi kesepakatan nuklir.
Araqchi, dalam pernyataanya juga mendesak AS dan Inggris untuk berhenti menghubungkan setiap pertukaran tahanan dengan kesepakatan nuklir.
Sebagai tanggapan, Price mengatakan bahwa pernyataan itu adalah upaya untuk meningkatkan harapan keluarga dari warga AS yang ditahan di Iran secara tidak adil, agar keluarga memberikan tekanan kepada pemerintah. Dia menegaskan bahwa hingga saat ini belum ada kesepakatan yang dicapai.
“Kami telah terlibat dalam pembicaraan tidak langsung tentang para tahanan dalam konteks proses Wina, dan penundaan dalam memulai kembali proses itu tidak membantu,” ujar Price, seperti dilansir Arab News pada Minggu (18/7/2021).
“Meskipun akan lebih efektif untuk membuat kemajuan jika kami bertemu di Wina, kami juga siap untuk melanjutkan pembicaraan tentang tahanan selama periode ini," tukasnya.
Lihat Juga: Eks Analis CIA Sebut Biden Mirip Pelaku Bom Bunuh Diri, Wariskan Perang Besar pada Trump
Kepala negosiator nuklir Iran, Abbas Araqchi, mengatakan bahwa putaran negosiasi berikutnya di Wina harus menunggu sampai pemerintahan baru Iran mulai menjabat pada Agustus.
“Kami berada dalam masa transisi karena transfer kekuasaan secara demokratis sedang berlangsung di ibu kota kami. Pembicaraan Wina dengan demikian jelas harus menunggu pemerintahan baru kami," ucap Araqchi.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri AS, Ned Price mengatakan pernyataan Araqchi adalah upaya keterlaluan untuk menangkis kesalahan atas kebuntuan saat ini.
“Kami siap untuk kembali ke Wina untuk menyelesaikan pekerjaan dalam pengembalian bersama ke JCPOA setelah Iran membuat keputusan yang diperlukan,” kata Price, menggunakan nama resmi kesepakatan nuklir.
Araqchi, dalam pernyataanya juga mendesak AS dan Inggris untuk berhenti menghubungkan setiap pertukaran tahanan dengan kesepakatan nuklir.
Sebagai tanggapan, Price mengatakan bahwa pernyataan itu adalah upaya untuk meningkatkan harapan keluarga dari warga AS yang ditahan di Iran secara tidak adil, agar keluarga memberikan tekanan kepada pemerintah. Dia menegaskan bahwa hingga saat ini belum ada kesepakatan yang dicapai.
“Kami telah terlibat dalam pembicaraan tidak langsung tentang para tahanan dalam konteks proses Wina, dan penundaan dalam memulai kembali proses itu tidak membantu,” ujar Price, seperti dilansir Arab News pada Minggu (18/7/2021).
“Meskipun akan lebih efektif untuk membuat kemajuan jika kami bertemu di Wina, kami juga siap untuk melanjutkan pembicaraan tentang tahanan selama periode ini," tukasnya.
Lihat Juga: Eks Analis CIA Sebut Biden Mirip Pelaku Bom Bunuh Diri, Wariskan Perang Besar pada Trump
(ian)