Diktator Belarusia Lukashenko: Seluruh Dunia Berlutut pada Yahudi
loading...
A
A
A
MINSK - Presiden Belarusia Alexander Lukashenko telah mengeklaim bahwa orang-orang Yahudi menyebabkan seluruh dunia berlutut kepada mereka.
Lukashenko, yang dijuluki sebagai diktator Belarusia karena berkuasa sejak 1994, menyampaikan pernyataan itu dalam pidato hari Sabtu untuk Hari Kemerdekaan Belarusia, yang menandai pembebasan pasukan Soviet atas Ibu Kota Belarusia, Minsk, dari Nazi pada tahun 1944.
“Orang-orang Yahudi berhasil menyebabkan seluruh dunia berlutut kepada mereka dan tidak ada yang berani mengangkat suara dan menyangkal Holocaust,” kata Lukashenko, seperti dikutip media Israel, Kan.
Menurut terjemahan secara terpisah hari Senin (5/7/2021) oleh situs berita Ynet, Lukashenko mengatakan; “Orang-orang Yahudi berhasil membuktikan kepada semua orang bahwa mereka telah melewati Holocaust dan seluruh dunia berlutut di hadapan mereka.”
Mengacu pada tindakan Nazi Jerman selama pendudukan wilayah Eropa Timur selama Perang Dunia II, Lukashenko mengatakan telah terjadi “Holocaust rakyat Belarusia".
“Kami sangat toleran, sangat baik, kami tidak ingin menyinggung siapa pun dan kami datang untuk dihina,” katanya.
Kan memiliki terjemahan yang berbeda dari pernyataan itu, yang dikutip dari pernyataan Lukashenko tentang orang Yahudi. “Di sisi lain, Belarusia, negara yang toleran, membiarkan wajah mereka diludahi,” katanya.
Seorang penasihat senior Sviatlana Tsikhanouskaya, yang melarikan diri dari Belarusia tahun lalu setelah menantang Lukashenko dalam pemilihan presiden yang secara luas dianggap curang, mengecam pemimpin Belarusia atas komentar tersebut.
“Lukashenko menunjukkan ketidaksopanan, kebohongan patologis, dan antisemitisme yang terang-terangan. Pria ini mencoba untuk memelihara di Belarusia semua kejahatan yang sedang diperangi dunia di abad ke-21," kata Franak Viacorka, jurnalis Belarusia yang juga wakil presiden Digital Communication Network, kepada Kan.
Publikasi komentar Lukashenko muncul setelah Presiden Reuven Rivlin mengirim surat pada hari Sabtu untuk mengucapkan selamat kepadanya pada hari nasional Belarusia. Ucapan seperti itu langka ketika para pemimpin Barat telah menganggap Lukashenko sebagai diktator.
Kantor Rivlin mengatakan dalam menanggapi kritik media sosial bahwa surat itu dikirim sesuai dengan protokol Kementerian Luar Negeri untuk hari nasional negara mana pun yang memiliki hubungan diplomatik dengan Israel.
Belarus telah terguncang oleh protes yang dipicu oleh terpilihnya kembali Lukashenko untuk masa jabatan keenam dalam pemilihan presiden Agustus 2020 yang secara luas dianggap penuh kecurangan. Pihak berwenang menanggapi demonstrasi dengan tindakan keras besar-besaran, di mana lebih dari 35.000 orang ditangkap dan ribuan dipukuli oleh polisi.
Lukashenko, yang telah memerintah negara bekas Soviet berpenduduk 9,5 juta itu dengan tangan besi selama 27 tahun, telah berulang kali menuduh Barat mengobarkan protes dan menyembunyikan rencana untuk menggulingkannya.
Lukashenko, yang dijuluki sebagai diktator Belarusia karena berkuasa sejak 1994, menyampaikan pernyataan itu dalam pidato hari Sabtu untuk Hari Kemerdekaan Belarusia, yang menandai pembebasan pasukan Soviet atas Ibu Kota Belarusia, Minsk, dari Nazi pada tahun 1944.
“Orang-orang Yahudi berhasil menyebabkan seluruh dunia berlutut kepada mereka dan tidak ada yang berani mengangkat suara dan menyangkal Holocaust,” kata Lukashenko, seperti dikutip media Israel, Kan.
Menurut terjemahan secara terpisah hari Senin (5/7/2021) oleh situs berita Ynet, Lukashenko mengatakan; “Orang-orang Yahudi berhasil membuktikan kepada semua orang bahwa mereka telah melewati Holocaust dan seluruh dunia berlutut di hadapan mereka.”
Mengacu pada tindakan Nazi Jerman selama pendudukan wilayah Eropa Timur selama Perang Dunia II, Lukashenko mengatakan telah terjadi “Holocaust rakyat Belarusia".
“Kami sangat toleran, sangat baik, kami tidak ingin menyinggung siapa pun dan kami datang untuk dihina,” katanya.
Kan memiliki terjemahan yang berbeda dari pernyataan itu, yang dikutip dari pernyataan Lukashenko tentang orang Yahudi. “Di sisi lain, Belarusia, negara yang toleran, membiarkan wajah mereka diludahi,” katanya.
Seorang penasihat senior Sviatlana Tsikhanouskaya, yang melarikan diri dari Belarusia tahun lalu setelah menantang Lukashenko dalam pemilihan presiden yang secara luas dianggap curang, mengecam pemimpin Belarusia atas komentar tersebut.
“Lukashenko menunjukkan ketidaksopanan, kebohongan patologis, dan antisemitisme yang terang-terangan. Pria ini mencoba untuk memelihara di Belarusia semua kejahatan yang sedang diperangi dunia di abad ke-21," kata Franak Viacorka, jurnalis Belarusia yang juga wakil presiden Digital Communication Network, kepada Kan.
Publikasi komentar Lukashenko muncul setelah Presiden Reuven Rivlin mengirim surat pada hari Sabtu untuk mengucapkan selamat kepadanya pada hari nasional Belarusia. Ucapan seperti itu langka ketika para pemimpin Barat telah menganggap Lukashenko sebagai diktator.
Kantor Rivlin mengatakan dalam menanggapi kritik media sosial bahwa surat itu dikirim sesuai dengan protokol Kementerian Luar Negeri untuk hari nasional negara mana pun yang memiliki hubungan diplomatik dengan Israel.
Belarus telah terguncang oleh protes yang dipicu oleh terpilihnya kembali Lukashenko untuk masa jabatan keenam dalam pemilihan presiden Agustus 2020 yang secara luas dianggap penuh kecurangan. Pihak berwenang menanggapi demonstrasi dengan tindakan keras besar-besaran, di mana lebih dari 35.000 orang ditangkap dan ribuan dipukuli oleh polisi.
Lukashenko, yang telah memerintah negara bekas Soviet berpenduduk 9,5 juta itu dengan tangan besi selama 27 tahun, telah berulang kali menuduh Barat mengobarkan protes dan menyembunyikan rencana untuk menggulingkannya.
(min)