Para Tentara Wanita Ukraina Berbaris dengan High Heels Picu Kemarahan Publik

Senin, 05 Juli 2021 - 07:05 WIB
loading...
Para Tentara Wanita Ukraina Berbaris dengan High Heels Picu Kemarahan Publik
Para tentara wanita Angkatan Darat Ukraina berbaris dengan high heels menjelang parade militer. Aksi mereka telah memicu kemarahan publik. Foto/Kementerian Pertahanan Ukraina
A A A
KIEV - Para tentara wanita Angkatan Darat Ukraina terlihat berbaris dengan sepatu bertumit tinggi atau high heels. Aksi latihan parade militer itu telah memicu kemarahan publik setempat.

Foto-foto resmi taruna wanita di Angkatan Darat Ukraina telah dirilis menjelang parade militer yang menandai 30 tahun kemerdekaan negara itu.



Kementerian Pertahanan Ukraina merilis foto pada hari Jumat pekan lalu yang menunjukkan para tentara wanita berbaris dengan seragam kamuflase sambil mengenakan sepatu hitam bertumit tinggi.

“Hari ini, untuk pertama kalinya, pelatihan dilakukan dengan sepatu bertumit,” kata kadet Ivanna Medvid di situs informasi Kementerian Pertahanan, ArmiaInform.

"Ini sedikit lebih sulit daripada di sepatu bot tentara, tetapi kami mencoba," lanjut dia.

Pilihan alas kaki itu memicu kecaman kemarahan di media sosial dan di parlemen, dan menyebabkan tuduhan bahwa para tentara wanita telah diseksualisasi.

"Kisah parade dengan sepatu bertumit adalah aib yang nyata," kata komentator Vitaly Portnikov di Facebook.

Dia mengecam pejabat Ukraina karena memiliki pola pikir "abad pertengahan".

Komentator Maria Shapranova, menuduh Kementerian Pertahanan "seksisme dan misigonis".

“High heels adalah ejekan perempuan yang dipaksakan oleh industri kecantikan,” keluhnya.

Beberapa politisi muncul di parlemen dengan sepasang sepatu dan mendorong menteri pertahanan untuk mengenakan sepatu bertumit tinggi dalam parade.

“Sulit untuk membayangkan ide yang lebih bodoh dan berbahaya,” kata Inna Sovsun, seorang anggota partai Golos.

Dia mengatakan tentara wanita Ukraina mempertaruhkan hidup mereka dan tidak pantas untuk diejek.



Ukraina telah memerangi separatis yang didukung Rusia di timur negara itu dalam konflik yang telah menewaskan lebih dari 13.000 orang sejak 2014.

Olena Kondratyuk, wakil ketua legislatif mengatakan pihak berwenang harus secara terbuka meminta maaf karena "mempermalukan" perempuan dan melakukan penyelidikan.

Lebih dari 13.500 wanita telah berperang dalam konflik saat ini dan lebih dari 31.000 wanita sekarang bertugas di angkatan bersenjata Ukraina.

The New York Times melaporkan banyak tentara wanita menghadapi serangan dan pelecehan seksual.

Para peneliti telah menunjukkan bahwa para prajurit sering ditugaskan ke posisi yang dibayar rendah dan berpangkat rendah.
(min)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2097 seconds (0.1#10.140)