Ketika Singapura Akan Memperlakukan COVID-19 seperti Flu Biasa

Senin, 28 Juni 2021 - 15:24 WIB
loading...
Ketika Singapura Akan...
Pekerja kantor memindai kode QR Masuk Aman untuk memasuki mal, di tengah wabah COVID-19 di Singapura, 12 Mei 2021. Foto/REUTERS/Dawn Chua
A A A
SINGAPURA - Singapura , negara kecil yang telah dipandang sebagai salah satu yang paling sukses di dunia dalam memerangi COVID-19, telah mengumumkan akan segera mengubah cara mengelola pandemi secara mendasar. Negara tetangga Indonesia ini telah menyatakan COVID-19 akan diperlakukan seperti penyakit endemik lainnya seperti flu.

Tidak akan ada tujuan transmisi nol. Karantina akan ditiadakan untuk pelancong dan kontak dekat kasus tidak perlu diisolasi. Negara ini juga berencana untuk tidak lagi mengumumkan jumlah kasus harian.



Tetapi orang mungkin perlu mengikuti tes COVID-19 untuk pergi ke toko atau pergi bekerja.

Para menteri senior Singapura mengatakan itu adalah "normal baru" dari "hidup dengan COVID-19".

"Kabar buruknya adalah COVID-19 mungkin tidak akan pernah hilang. Kabar baiknya adalah mungkin untuk hidup normal dengannya di tengah-tengah kita," tulis Menteri Perdagangan Singapura Gan Kim Yong, Menteri Keuangan Lawrence Wong, dan Menteri Kesehatan Ong Ye Kung dalam editorial di Straits Times minggu ini.

"Itu berarti virus akan terus bermutasi, dan dengan demikian bertahan di komunitas kami," lanjut mereka.

Tak Pernah sampai Nol Kasus

Seperti kebanyakan negara, Singapura memiliki puncak kasus awal tahun lalu, mencapai 600 kasus sehari pada pertengahan April. Setelah gelombang yang lebih kecil pada bulan Agustus, COVID-19 belum berkobar sejak itu.

Namun, negara berpenduduk 5,7 juta jiwa ini memiliki arus bawah yang stabil dari 20 hingga 30 kasus infeksi COVID-19 setiap hari. Negara ini telah mencatat 35 kematian secara total.

Singapura memiliki kontrol perbatasan yang ketat di sebagian besar negara, termasuk tes pada saat kedatangan, karantina hotel, dan perintah tinggal di rumah.



Tetapi semua itu pada akhirnya akan terhapus di bawah rencana yang dikeluarkan oleh menteri Kung, Yong dan Wong, yang membentuk gugus tugas multi-kementerian COVID-19 Singapura.

"Setiap tahun, banyak orang terkena flu. Sebagian besar sembuh tanpa perlu dirawat di rumah sakit, dan dengan sedikit atau tanpa pengobatan. Tetapi sebagian kecil, terutama orangtua dan mereka yang memiliki penyakit penyerta, bisa sakit parah, dan beberapa meninggal," tulis mereka.

"Kita tidak bisa memberantasnya, tapi kita bisa mengubah pandemi menjadi sesuatu yang tidak terlalu mengancam, seperti influenza atau cacar air, dan melanjutkan hidup kita," kata ketiganya.

Vaksinasi Dulu, lalu Kurangi Pembatasan

Vaksinasi adalah kuncinya. Peta jalan dari langkah-langkah saat ini tidak dapat dimulai sampai lebih banyak orang telah divaksinasi.

Singapura akan memberikan dua pertiga dari penduduknya setidaknya satu suntikan dalam beberapa minggu dan memiliki dua pertiga divaksinasi penuh pada awal Agustus.

Singapura telah mencatat beberapa penduduk setempat yang divaksinasi lengkap terkena COVID-19, tetapi tidak satupun dari mereka yang memiliki gejala serius.

Para menteri menyatakan kemungkinan itu akan berlanjut dan suntikan penguat mungkin diperlukan.

Tes COVID-19 juga harus lebih mudah dan lebih cepat. Tes yang dilakukan sendiri, seperti breathalyser, harus menggantikan metode usap tenggorokan yang tidak nyaman.

COVID-19 Normal Baru

Para menteri mengatakan COVID-19 bisa "dijinakkan" jika tidak bisa ditaklukkan. Mereka menata apa yang mereka sebut "normal baru".

"Pada waktunya, bandara, pelabuhan laut, gedung perkantoran, mal, rumah sakit, dan lembaga pendidikan dapat menggunakan perangkat ini untuk menyaring staf dan pengunjung," kata para menteri tersebut.

Orang dengan COVID-19 akan pulih di rumah karena gejalanya sebagian besar ringan dan kontak dekat akan divaksinasi.

Karena kebanyakan kasus tidak terlalu serius, kebutuhan untuk pelacakan kontak dan karantina akan rendah.

Perubahan besar adalah tidak lagi melaporkan jumlah kasus harian.

“Daripada memantau jumlah infeksi COVID-19 setiap hari, kami akan fokus pada hasil: berapa banyak yang jatuh sakit parah, berapa banyak di unit perawatan intensif, berapa banyak yang perlu diintubasi untuk oksigen, dan sebagainya," imbuh para menteri.

"Ini seperti bagaimana kita sekarang memantau influenza."

Para menteri menteri menulis di Straits Times bahwa ini akan menjadi cara bagi Singapura untuk menavigasi jalan keluar dari Covid-19, melanjutkan acara besar dan melakukan perjalanan internasional.

Para menteri menekankan Singapura tidak pada tahap di mana rencana pasca-COVID-19 dapat dimulai. Untuk saat ini, pembatasan saat ini akan tetap berlaku.

Negara ini baru saja memperketat masuknya beberapa orang Australia karena wabah Sydney saat ini.

Tapi "peta jalan untuk transit ke normal baru" datang bersama-sama.

"Sejarah telah menunjukkan bahwa setiap pandemi akan berjalan dengan sendirinya," kata ketiga menteri.
(min)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Berita Terkait
3 Negara Asia Musuh...
3 Negara Asia Musuh Rusia, Salah Satunya Tetangga Indonesia
Terkuat di Dunia, Ini...
Terkuat di Dunia, Ini 194 Negara Bebas Visa bagi Pemegang Paspor Singapura
Kisah Singapura: Dulu...
Kisah Singapura: Dulu Menangis saat Dibuang Malaysia, Kini Jadi Negara Kaya
Bungkam Suara Oposisi,...
Bungkam Suara Oposisi, Politikus Singapura Dinyatakan Bersalah karena Berbohong kepada Parlemen
Hadapi Banyak Kejutan...
Hadapi Banyak Kejutan dari Trump, Negara Tetangga Indonesia Ini Akan Beradaptasi Besar-besaran
Kelompok Anti-Islam...
Kelompok Anti-Islam Supremasi Asia Timur Berkembang Luas di Singapura
Berbohong Jadi Korban...
Berbohong Jadi Korban Penculikan di Malaysia, Influencer Singapura Didenda Rp3,6 Juta
Viral, Tubuh Warga Palestina...
Viral, Tubuh Warga Palestina Berterbangan saat Dibom Israel
Presiden Iran Pecat...
Presiden Iran Pecat Wapres gegara Asyik Liburan Mewah saat Rakyat Kesulitan Ekonomi
Rekomendasi
Tragis! 6 Orang Tenggelam...
Tragis! 6 Orang Tenggelam di Pantai Ammani Pinrang, 3 Tewas
Cirebon Diguyur Hujan...
Cirebon Diguyur Hujan Deras, Arus Balik di Pantura dan Tol Palikanci Merayap
Macet Horor di Pelabuhan...
Macet Horor di Pelabuhan Bakauheni, Kendaraan Antre 4 Km
Berita Terkini
Pemerintah Israel Dukung...
Pemerintah Israel Dukung Pemukim Ilegal Usir Warga Palestina di Tepi Barat
3 jam yang lalu
Mesir Ajukan Usulan...
Mesir Ajukan Usulan Gencatan Senjata dan Pertukaran Tahanan Baru
5 jam yang lalu
Adakah Hubungan Gelap...
Adakah Hubungan Gelap Antara Raja Ganja Polandia dan Skandal Senjata Ukraina?
6 jam yang lalu
Video Serangan terhadap...
Video Serangan terhadap Petugas Medis Bulan Sabit Merah Ungkap Kebohongan Israel
7 jam yang lalu
Rabbi Dallas Penyebar...
Rabbi Dallas Penyebar Klaim Palsu Pemerkosaan Hamas Ditangkap karena Pelecehan Anak
8 jam yang lalu
Trump dan Presiden Suriah...
Trump dan Presiden Suriah akan Bertemu di Arab Saudi
9 jam yang lalu
Infografis
Penyebab Kasus Covid-19...
Penyebab Kasus Covid-19 di Indonesia Naik, Salah Satunya Mutasi Virus
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved