Rusia: AS Harus Ubah Sikap jika Ingin Keluar dari Daftar Negara Tidak Bersahabat

Kamis, 10 Juni 2021 - 19:25 WIB
loading...
Rusia: AS Harus Ubah...
Rusia menuturkan, AS harus menghentikan kebijakan permusuhan dan campur tangan dalam urusan internal Rusia untuk dihapus dari daftar negara yang tidak bersahabat. Foto/REUTERS
A A A
MOSKOW - Rusia menuturkan, Amerika Serikat (AS) harus menghentikan kebijakan permusuhan dan campur tangan dalam urusan internal Rusia untuk dihapus dari daftar negara-negara yang tidak bersahabat. Tetapi, Moskow menyebut sejauh ini tidak ada alasan untuk mengharapkan bahwa daftar itu akan direvisi.

Kabinet Rusia beberapa waktu lalu menyetujui daftar negara yang tidak bersahabat, yang mencakup dua negara, AS dan Republik Ceko.

Moskow menuturkan, mereka tidak akan sembarangan memasukkan negara mana pun dalam daftar, melainkan keputusan itu akan didahului dengan analisis mendalam, dan daftar tersebut dapat direvisi seiring waktu.

"AS harus berhenti mengejar kebijakan yang tidak bersahabat," kata Wakil Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Ryabkov ketika ditanya apa yang harus dilakukan Washington untuk membuat Rusia menghapusnya dari daftar negara yang tidak bersahabat.

Dia juga menuturkan bahwa pernyataan AS tentang memberikan kompensasi Kiev untuk kemungkinan kerugian transit karena pipa gas Nord Stream 2 Rusia tidak akan mempengaruhi posisi Moskow, yakni proyek akan dilaksanakan.

"AS tidak sendirian di planet ini, dikelilingi oleh satelit dan klien. Oleh karena itu, sangat keliru bahwa alasan semacam ini entah bagaimana mengubah posisi kita atau mempengaruhinya. Itu hanya memperkuat kita karena kita berada di jalur yang benar - Nord Stream 2 akan dibangun!" tegasnya, seperti dilansir Sputnik pada Kamis (106/2021).

“Waktu akan berlalu, dan generasi yang telah berubah, termasuk di AS, akan memahami bahwa mereka yang memastikan keamanan energi Eropa selama beberapa dekade mendatang, termasuk melalui implementasi proyek ini, adalah benar... Nord Stream 2 akan menjadi elemen arsitektur modern ketahanan energi Eropa dan Eurasia," tukasnya.
(ian)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2130 seconds (0.1#10.140)