Putri Thailand Izinkan Impor Vaksin COVID-19 setelah Publik Marah
loading...
A
A
A
BANGKOK - Putri Kerajaan Thailand , yang juga adik Raja Maha Vajiralongkorn telah menyetujui impor vaksin COVID-19 oleh lembaga yang dia sponsori. Keputusan yang melangkahi pemerintah ini diambil setelah publik marah atas lonjakan kasus infeksi dan lambatnya peluncuran vaksin lokal.
Pihak Sekretaris Jenderal Chulabhorn Royal Academy menulis di Facebook bahwa "vaksin alternatif" akan melengkapi kampanye pemerintah sampai dapat memenuhi kebutuhan negara.
Pemerintah, yang telah lama bersikeras harus menangani semua impor vaksin, bulan depan akan memulai program imunisasi massal, yang sangat bergantung pada vaksin AstraZeneca yang diproduksi secara lokal oleh perusahaan milik Raja Maha Vajiralongkorn.
Pengumuman di Royal Gazette secara resmi mengejutkan beberapa pihak di pemerintahan yang didukung militer, dan terjadi ketika Thailand menderita wabah COVID-19 yang paling parah sejauh ini dan semakin tidak nyaman tentang rencana peluncuran vaksin lokal yang terlalu lambat.
Keputusan itu diumumkan pada Selasa malam dan memperluas kemampuan Chulabhorn Royal Academy untuk menanggapi pandemi virus corona. Itu ditandatangani oleh Putri Chulabhorn, yang merupakan ketua lembaga sekaligus adik bungsu Raja Maha Vajiralongkorn.
"Royal Academy akan mendapatkan 'vaksin alternatif' sampai vaksin yang diproduksi di negara ini mencapai kapasitas yang cukup untuk dapat melindungi dari wabah," kata Sekretaris Jenderal Chulabhorn Royal Academy, Profesor Nithi Mahanonda, di Facebook.
Dia menambahkan bahwa prosedur itu akan mematuhi peraturan tentang impor dan pendaftaran.
Menteri Kesehatan Anutin Charnvirakul mengatakan dia tidak mengetahui perintah kerajaan sebelum keputusan itu resmi diterbitkan.
"Saya baru melihat pengumumannya tadi malam," kata Anutin ketika ditanya tentang hal itu dalam wawancara televisi lokal. "Tapi jika itu menguntungkan negara, kami siap," katanya lagi, seperti dikutip dari Reuters, Jumat (28/5/2021).
Pihak Sekretaris Jenderal Chulabhorn Royal Academy menulis di Facebook bahwa "vaksin alternatif" akan melengkapi kampanye pemerintah sampai dapat memenuhi kebutuhan negara.
Pemerintah, yang telah lama bersikeras harus menangani semua impor vaksin, bulan depan akan memulai program imunisasi massal, yang sangat bergantung pada vaksin AstraZeneca yang diproduksi secara lokal oleh perusahaan milik Raja Maha Vajiralongkorn.
Pengumuman di Royal Gazette secara resmi mengejutkan beberapa pihak di pemerintahan yang didukung militer, dan terjadi ketika Thailand menderita wabah COVID-19 yang paling parah sejauh ini dan semakin tidak nyaman tentang rencana peluncuran vaksin lokal yang terlalu lambat.
Keputusan itu diumumkan pada Selasa malam dan memperluas kemampuan Chulabhorn Royal Academy untuk menanggapi pandemi virus corona. Itu ditandatangani oleh Putri Chulabhorn, yang merupakan ketua lembaga sekaligus adik bungsu Raja Maha Vajiralongkorn.
"Royal Academy akan mendapatkan 'vaksin alternatif' sampai vaksin yang diproduksi di negara ini mencapai kapasitas yang cukup untuk dapat melindungi dari wabah," kata Sekretaris Jenderal Chulabhorn Royal Academy, Profesor Nithi Mahanonda, di Facebook.
Dia menambahkan bahwa prosedur itu akan mematuhi peraturan tentang impor dan pendaftaran.
Menteri Kesehatan Anutin Charnvirakul mengatakan dia tidak mengetahui perintah kerajaan sebelum keputusan itu resmi diterbitkan.
"Saya baru melihat pengumumannya tadi malam," kata Anutin ketika ditanya tentang hal itu dalam wawancara televisi lokal. "Tapi jika itu menguntungkan negara, kami siap," katanya lagi, seperti dikutip dari Reuters, Jumat (28/5/2021).