Terus Meluas, Giliran Warga Texas Gelar Demonstrasi Anti-lockdown
loading...
A
A
A
NEW YORK - Demonstrasi anti-lockdown (isolasi wilayah) semakin meluas di Amerika Serikat karena masyarakat sudah bosan dengan anjuran tetap di rumah yang melumpuhkan ekonomi negara tersebut.
Warga negara bagian Texas menggelar aksinya untuk menentang imbau tetap di rumah. Aksi itu dilaksanakan puluhan orang di Austin, ibu kota Texas. Mereka berteriak: “USA! USA!” dan “Ayo kembali bekerja!”
Bukan hanya di Austin, di Brookfield, Wisconsin, ratusan demonstran berdemonstrasi di jalanan utama. Mereka memprotes perintah dari gubernur yang menuntut untuk tetap berada di rumah. Pada awal pekan ini serangkaian demonstrasi juga melanda di Ohio, Minnesota, Michigan, dan Virginia, menentang perintah tetap di rumah. Parahnya, para pengunjuk rasa juga melanggar aturan untuk jaga jarak dan tidak mengenakan masker seperti direkomendasikan pejabat publik.
Demonstrasi itu ternyata juga didukung Presiden AS Donald Trump. Dalam serangkaian unggahan di Twitter pada Jumat (17/4/2020) lalu, Trump justru meminta warganya untuk “membebaskan” Michigan, Minnesota, dan Virginia, yang negara bagian tersebut dipimpin gubernur dari Partai Demokrat. Trump ingin menghidupkan kembali ekonomi sebagai cara terbaik memenangkan pemilu presiden pada November mendatang.
Beberapa negara bagian, termasuk Ohio, Michigan, Texas, dan Florida, telah berniat membuka ekonomi pada 1 Mei atau lebih cepat. Tapi, mereka kini justru bertindak hati-hati. Gubernur Florida Ron DeSantis membuka kembali beberapa pantai sejak Jumat lalu, tapi dia tetap menutup sekolah. Gubernur Texas Greg Abbott juga memperpanjang penutupan sekolah hingga akhir tahun akademi.
Sementara itu, masyarakat di Michigan yang lelah dan kecewa dengan perintah di rumah menggelar aksi unjuk rasa pada Rabu (15/4/2020) waktu setempat. Demo bertajuk “Operation Gridlock” dilakukan kelompok konservatif Michigan Conservative Coalition dan Michigan Freedom Fund. Tak sedikit para demonstran yang membawa senjata laras panjang. “Saya punya bisnis dan gubernur meminta saya untuk menutup,” kata Tom Hughey, demonstran kepada CNN.
Sebelumnya, Trump mengumumkan panduan baru bagi negara bagian yang ingin mengakhiri lockdown. Langkah itu dalam menghidupkan kembali ekonomi AS dan terus melanjutkan perang melawan pandemi virus corona (Covid-19). Petunjuk bertajuk “Opening up America Again” menjabarkan tiga fase bagi negara bagian untuk memperlonggar isolasi wilayah.
Gubernur negara bagian bisa melakukan proses tersebut dengan bantuan pemerintah federal. “AS ingin kembali terbuka dan rakyat AS ingin membuka diri,” katanya. Dia mengungkapkan, isolasi nasional bukan solusi jangka panjang yang berkelanjutan. Dia mengatakan lagi kalau isolasi panjang bisa menjadi ganguan kesehatan publik, seperti penyalahgunaan narkoba dan alkohol, serangan jantung, serta permasalahan kesehatan mental.
Trump memang berkeinginan membuka ekonomi AS yang telah mengakibatkan jutaan orang menjadi pengangguran. Lebih dari 20 juta orang mendaftarkan diri sebagai pengangguran dalam satu bulan terakhir karena 90% orang di AS harus menjalani perintah berada di rumah.
Kebijakan baru Trump langsung disambut kritik Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) AS Nancy Pelosi. “Panduan itu tidak jelas dan tidak konsisten,” kata Pelosi, politikus dari Partai Demokrat.
Warga negara bagian Texas menggelar aksinya untuk menentang imbau tetap di rumah. Aksi itu dilaksanakan puluhan orang di Austin, ibu kota Texas. Mereka berteriak: “USA! USA!” dan “Ayo kembali bekerja!”
Bukan hanya di Austin, di Brookfield, Wisconsin, ratusan demonstran berdemonstrasi di jalanan utama. Mereka memprotes perintah dari gubernur yang menuntut untuk tetap berada di rumah. Pada awal pekan ini serangkaian demonstrasi juga melanda di Ohio, Minnesota, Michigan, dan Virginia, menentang perintah tetap di rumah. Parahnya, para pengunjuk rasa juga melanggar aturan untuk jaga jarak dan tidak mengenakan masker seperti direkomendasikan pejabat publik.
Demonstrasi itu ternyata juga didukung Presiden AS Donald Trump. Dalam serangkaian unggahan di Twitter pada Jumat (17/4/2020) lalu, Trump justru meminta warganya untuk “membebaskan” Michigan, Minnesota, dan Virginia, yang negara bagian tersebut dipimpin gubernur dari Partai Demokrat. Trump ingin menghidupkan kembali ekonomi sebagai cara terbaik memenangkan pemilu presiden pada November mendatang.
Beberapa negara bagian, termasuk Ohio, Michigan, Texas, dan Florida, telah berniat membuka ekonomi pada 1 Mei atau lebih cepat. Tapi, mereka kini justru bertindak hati-hati. Gubernur Florida Ron DeSantis membuka kembali beberapa pantai sejak Jumat lalu, tapi dia tetap menutup sekolah. Gubernur Texas Greg Abbott juga memperpanjang penutupan sekolah hingga akhir tahun akademi.
Sementara itu, masyarakat di Michigan yang lelah dan kecewa dengan perintah di rumah menggelar aksi unjuk rasa pada Rabu (15/4/2020) waktu setempat. Demo bertajuk “Operation Gridlock” dilakukan kelompok konservatif Michigan Conservative Coalition dan Michigan Freedom Fund. Tak sedikit para demonstran yang membawa senjata laras panjang. “Saya punya bisnis dan gubernur meminta saya untuk menutup,” kata Tom Hughey, demonstran kepada CNN.
Sebelumnya, Trump mengumumkan panduan baru bagi negara bagian yang ingin mengakhiri lockdown. Langkah itu dalam menghidupkan kembali ekonomi AS dan terus melanjutkan perang melawan pandemi virus corona (Covid-19). Petunjuk bertajuk “Opening up America Again” menjabarkan tiga fase bagi negara bagian untuk memperlonggar isolasi wilayah.
Gubernur negara bagian bisa melakukan proses tersebut dengan bantuan pemerintah federal. “AS ingin kembali terbuka dan rakyat AS ingin membuka diri,” katanya. Dia mengungkapkan, isolasi nasional bukan solusi jangka panjang yang berkelanjutan. Dia mengatakan lagi kalau isolasi panjang bisa menjadi ganguan kesehatan publik, seperti penyalahgunaan narkoba dan alkohol, serangan jantung, serta permasalahan kesehatan mental.
Trump memang berkeinginan membuka ekonomi AS yang telah mengakibatkan jutaan orang menjadi pengangguran. Lebih dari 20 juta orang mendaftarkan diri sebagai pengangguran dalam satu bulan terakhir karena 90% orang di AS harus menjalani perintah berada di rumah.
Kebijakan baru Trump langsung disambut kritik Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) AS Nancy Pelosi. “Panduan itu tidak jelas dan tidak konsisten,” kata Pelosi, politikus dari Partai Demokrat.