Pentagon Setop Pengembangan Sistem Logistik Jet Tempur F-35

Jum'at, 23 April 2021 - 19:03 WIB
loading...
Pentagon Setop Pengembangan Sistem Logistik Jet Tempur F-35
Dana disunat, Pentagon hentikan peningkatan sistem logistik jet tempur F-35. Foto/NBC
A A A
WASHINGTON - Militer Amerika Serikat (AS) telah menghentikan pengembangan sistem logistik baru untuk jet tempur F-35 . Keputusan itu merujuk pada pemotongan pendanaan untuk pesawat tersebut karena program senilai USD1 triliun itu diganggu oleh pembengkakan biaya, penundaan, dan peralatan yang rusak.

Selama sidang Komite Angkatan Bersenjata DPR AS, pejabat eksekutif program F-35, Letnan Jenderal Angkatan Udara Eric Fick, mengatakan komplikasi tak terduga dan pemotongan anggaran akan menunda transisi pesawat perang dari sistem logistik yang dirancang Lockheed Martin saat ini, Autonomic Logistics Information Sistem (ALIS), ke Jaringan Terpadu Data Operasional (ODIN) yang ditingkatkan.

"Terlepas dari semua kegiatan positif, kami meremehkan kompleksitas penghentian kemampuan ALIS saat bermigrasi ke ODIN dan mempelajari beberapa pelajaran penting," katanya dalam kesaksian tertulis, dilaporkan oleh Defense News seperti dikutip dari Russia Today, Jumat (23/4/2021).

Ia menambahkan bahwa Pentagon akan mengambil "jeda strategis" dalam peralihan ke sistem baru, juga mengutip pengurangan dana penelitian dan pengembangan sebesar 42% untuk tahun 2021.



Sementara Fick menekankan bahwa mengurangi biaya untuk F-35 adalah "prioritas tertinggi" kantornya, dia memuji pengeluaran oleh anggota parlemen selama sidang komite, di mana John Garamendi menyuarakan kemarahan atas banyak kemunduran program.

"Aku akan menarik napas dalam-dalam dan mencoba menahan amarahku tentang apa yang terjadi di sini. F-35 adalah program termahal dalam sejarah Departemen Pertahanan, dan biaya pemeliharaan diperkirakan akan melebihi USD1,2 triliun selama masa program," ujarnya.

Ia menambahkan bahwa jet tersebut telah melebihi anggaran, gagal memenuhi kemampuan yang dijanjikan dan tingkat kemampuan misinya bahkan mulai tidak memenuhi ambang batas layanan.

"Tampaknya solusi (industri pertahanan) untuk banyak dari program ini hanyalah meminta pembayar pajak untuk mengeluarkan uang untuk masalah tersebut. Itu tidak akan terjadi," tegasnya.

Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1947 seconds (0.1#10.140)