Jenderal Junta Militer Myanmar Akan ke Jakarta Picu Protes

Jum'at, 23 April 2021 - 15:58 WIB
loading...
Jenderal Junta Militer...
Panglima Militer Myanmar Jenderal Min Aung Hlaing. Foto/REUTERS
A A A
JAKARTA - Panglima Militer Myanmar, Jenderal Min Aung Hlaing , dipastikan akan menghadiri KTT ASEAN di Jakarta, Indonesia. Hal itu memicu protes dari berbagai pihak, terutama kelompok hak asasi manusia (HAM).

Kelompok HAM Human Rights Watch (HRW) mengatakan blok ASEAN harus segera menarik undangan untuk pemimpin junta militer Myanmar tersebut.



"Min Aung Hlaing, yang menghadapi sanksi internasional atas perannya dalam kekejaman militer dan penumpasan brutal terhadap pengunjuk rasa pro-demokrasi, seharusnya tidak disambut pada pertemuan antarpemerintah untuk mengatasi krisis yang ia ciptakan," kata Brad Adams, direktur Asia di HRW, seperti dikutip Reuters, Jumat (23/4/2021).

Nikkei Asia sebelumnya melaporkan bahwa juru bicara junta, Zaw Min Tun, memastikan Jenderal Min Aung Hlaing akan menghadiri pertemuan ASEAN di Jakarta, Sabtu (24/4/2021) besok.

Jenderal junta militer Myanmar itu dianggap sebagai pihak yang bertanggung jawab atas kudeta terhadap pemerintah terpilih pimpinan Aung San Suu Kyi pada awal Februari lalu. Namun, junta militer menyangkal melakukan kudeta.

Pengambilalihan kekuasaan itu memicu protes hampir setiap hari meskipun ada tindakan keras oleh pasukan junta yang menewaskan ratusan orang.

ASEAN telah mencoba untuk membimbing sesama anggotanya; Myanmar, keluar dari kekacauan berdarah yang dipicu oleh kudeta tersebut. Namun, prinsip konsensus dan non-intervensi kelompok 10 negara itu telah membatasi kemampuannya untuk mengatasi pandangan yang berbeda dari anggota tentang bagaimana menanggapi pembunuhan tentara terhadap warga sipil.

Militer Myanmar telah menunjukkan sedikit kesediaan untuk terlibat dengan tetangganya dan tidak ada tanda-tanda ingin berbicara dengan anggota pemerintah yang digulingkannya.

Perdana Menteri Malaysia Muhyiddin Yassin dan Perdana Menteri Vietnam Pham Minh Chinh akan menghadiri pertemuan ASEAN di Jakarta. Namun, Perdana Menteri Thailand Prayuth Chan-ocha mengatakan dia akan diwakili oleh wakilnya, Don Pramudwinai, yang juga merupakan menteri luar negeri.

Pemimpin negara ASEAN lainnya belum mengonfirmasi apakah akan hadir atau tidak.

Tiga sumber yang dikutip Reuters mengatakan Utusan Khusus PBB untuk Myanmar, Christine Schraner Burgener, akan terbang ke Jakarta dan mengadakan pertemuan di sela-sela KTT ASEAN.

Dia telah berkomunikasi dengan militer Myanmar tetapi tentara tidak mengizinkannya untuk berkunjung.

Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik (AAPP), sebuah kelompok aktivis, mengatakan 738 orang telah dibunuh oleh pasukan keamanan Myanmar sejak kudeta dan 3.300 orang ditahan.

Sebanyak 20 orang lainnya telah dijatuhi hukuman mati dan bersembunyi.

Pada hari Rabu, orang-orang membagikan foto di media sosial yang mengenakan kemeja biru dan mengangkat tangan dengan nama orang yang ditangkap tertulis di atasnya.

Aksi itu merupakan penghormatan kepada aktivis pro-demokrasi Win Tin yang dipenjara oleh militer selama 19 tahun dan meninggal pada tanggal 21 April 2014. Setelah dibebaskan, dia berjanji akan mengenakan kemeja biru hingga semua tahanan politik dibebaskan.

"Silakan angkat suara Anda dan minta pembebasan semua orang yang ditahan secara tidak adil di bawah pemerintahan junta," kata pemimpin protes, Ei Thinzar Maung, di Facebook.

Pekan lalu, politisi pro-demokrasi, termasuk anggota parlemen yang digulingkan, mengumumkan pembentukan Pemerintah Persatuan Nasional (NUG) yang termasuk Suu Kyi, yang telah ditahan sejak kudeta, serta para pemimpin protes dan etnis minoritas.

Kementerian Dalam Negeri Mynamar telah menyatakan NUG melanggar hukum, tetapi NUG mengatakan pihaknya adalah otoritas yang sah di Myanmar dan telah meminta pengakuan internasional dan undangan ke pertemuan ASEAN di Jakarta.

Sekelompok anggota parlemen ASEAN juga mengatakan NUG harus diundang.

"ASEAN tidak dapat secara memadai membahas situasi di Myanmar tanpa mendengar dan berbicara dengan Pemerintah Persatuan Nasional," kata Anggota Parlemen ASEAN untuk Hak Asasi Manusia dalam sebuah pernyataan.

Mengenai undangan kepada Jenderal Senior Min Aung Hlaing, Anggota Parlemen ASEAN untuk HAM mengatakan, "ASEAN harus menjelaskan dengan sangat jelas bahwa dia tidak ada di sana sebagai wakil rakyat Myanmar, yang sama sekali menolak junta yang barbar."
(min)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Lanjut Baca Berita Terkait Lainnya
Berita Terkait
Konvoi Ambulans Ditembaki,...
Konvoi Ambulans Ditembaki, Sentimen Anti-China Meningkat di Myanmar
Balas Perang Tarif Trump,...
Balas Perang Tarif Trump, Presiden China Xi Jinping Galang Kekuatan di ASEAN
Lebih dari 2.000 Orang...
Lebih dari 2.000 Orang Tewas akibat Gempa Myanmar, 700 Muslim Meninggal di Masjid
Jumlah Korban Tewas...
Jumlah Korban Tewas Gempa Myanmar-Thailand Melebihi 1.600 Orang
Gempa Myanmar Terjadi...
Gempa Myanmar Terjadi saat Salat Jumat, 50 Masjid Rusak, Lebih 1.000 Orang Tewas
USGS Prediksi Jumlah...
USGS Prediksi Jumlah Korban Tewas akibat Gempa Myanmar Lebih dari 10.000 Jiwa
Operasi Penyelamatan...
Operasi Penyelamatan Korban Gempa di Bangkok Berlanjut hingga Sabtu Pagi
5 Cerita WNI Terjebak...
5 Cerita WNI Terjebak 18 Jam Mati Listrik di Spanyol: Enggak Ada yang Nyalain Lilin
Profil Hussein Al Sheikh,...
Profil Hussein Al Sheikh, Calon Kuat Pengganti Presiden Palestina Mahmoud Abbas
Rekomendasi
Kebab Turki Baba Rafi...
Kebab Turki Baba Rafi Raih Top Penjualan Nomor 1 di Jawa Timur
Penyumbang Banyak Tenaga...
Penyumbang Banyak Tenaga Kerja, Pelatihan Industri Kreatif Terus Digiatkan
Lawan Robot Humanoid...
Lawan Robot Humanoid Tesla, OMODA dan JAECOO Luncurkan AiMOGA
Berita Terkini
Iran Ancam Netanyahu:...
Iran Ancam Netanyahu: Setiap Aksi Permusuhan akan Dibalas dengan Respons Menghancurkan
58 menit yang lalu
Angkatan Udara Rusia...
Angkatan Udara Rusia Tembak Jatuh Jet Tempur Su-27 Ukraina
1 jam yang lalu
Pemukim Israel Bangun...
Pemukim Israel Bangun Jalan Baru saat Tentara Curi Uang di Rumah-rumah Warga Palestina
2 jam yang lalu
Houthi Akui Serang Kapal...
Houthi Akui Serang Kapal Induk AS Harry S Truman di Laut Merah
3 jam yang lalu
3 Negara yang Memperebutkan...
3 Negara yang Memperebutkan Kashmir, Siapa yang Berhak?
3 jam yang lalu
Siapa Sayyid Theyazin?...
Siapa Sayyid Theyazin? Putra Mahkota Oman yang Menikah dalam Upacara Tertutup
4 jam yang lalu
Infografis
Jerman akan Gelar Latihan...
Jerman akan Gelar Latihan Militer untuk Hadapi Rusia
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved