Karya Pelukis Indonesia Nunung WS Ramaikan Pameran 16 Seniman Perempuan Sedunia di Tokyo
loading...
A
A
A
Nunung WS mengapresiasi penyelenggaraan pameran dan karya rupa dari para seniman.
"Ada pemikiran yang dahsyat. Mereka masih tetap berkarya. Yang dipamerkan merupakan hasil dari olah pikir yang konsisten dari mereka. Saya sangat salut kepada sang kurator Mami Kataoka, dengan temanya Another Energy. Karya dari Kuba, Carmen Herrer juga sangat menarik buat saya," kata Nunung WS yang belajar seni rupa di Akademi Seni Rupa Surabaya.
Mami Kataoka, Direktur Mori Art Museum Tokyo, mengatakan dalam beberapa tahun terakhir telah muncul gerakan di seluruh dunia untuk mengatasi ketidaksetaraan di sekitar aspek identitas seperti jenis kelamin, ras, etnis, dan keyakinan.
"Dengan memberikan ruang yang lebih besar pada keragaman.Termasuk dalam seni kontemporer selama dekade terakhir, perhatian semakin beralih ke seniman perempuan. Khususnya pegiat seni kontemporer antara tahun 1950-an dan 1970-an yang terus aktif sebagai seniman hingga saat ini", kata Mami Kataoka.
Pameran ini berfokus pada 16 seniman perempuan dunia, berusia 70-an atau lebih, dengan karier mereka selama lebih dari 50 tahun. Mereka berasal dari 14 negara, di antaranya Indonesia, Jepang, Brazil, Kolombia, India, New Zealand, dan Switzerland. Beragam karya ditampilkan, tidak hanya lukisan, tetapi juga patung. Total sekitar 130 karya meramaikan pameran ini.
Pihak penyelenggara membuat aturan ketat dengan mengedepankan protokol kesehatan untuk mencegah penyebaran pandemi COVID-19. Para pengunjung diminta mendaftar melalui online sebelum datang ke pameran yang mulai dibuka Kamis (22/4/2021) untuk umum.
"Ada pemikiran yang dahsyat. Mereka masih tetap berkarya. Yang dipamerkan merupakan hasil dari olah pikir yang konsisten dari mereka. Saya sangat salut kepada sang kurator Mami Kataoka, dengan temanya Another Energy. Karya dari Kuba, Carmen Herrer juga sangat menarik buat saya," kata Nunung WS yang belajar seni rupa di Akademi Seni Rupa Surabaya.
Mami Kataoka, Direktur Mori Art Museum Tokyo, mengatakan dalam beberapa tahun terakhir telah muncul gerakan di seluruh dunia untuk mengatasi ketidaksetaraan di sekitar aspek identitas seperti jenis kelamin, ras, etnis, dan keyakinan.
"Dengan memberikan ruang yang lebih besar pada keragaman.Termasuk dalam seni kontemporer selama dekade terakhir, perhatian semakin beralih ke seniman perempuan. Khususnya pegiat seni kontemporer antara tahun 1950-an dan 1970-an yang terus aktif sebagai seniman hingga saat ini", kata Mami Kataoka.
Pameran ini berfokus pada 16 seniman perempuan dunia, berusia 70-an atau lebih, dengan karier mereka selama lebih dari 50 tahun. Mereka berasal dari 14 negara, di antaranya Indonesia, Jepang, Brazil, Kolombia, India, New Zealand, dan Switzerland. Beragam karya ditampilkan, tidak hanya lukisan, tetapi juga patung. Total sekitar 130 karya meramaikan pameran ini.
Pihak penyelenggara membuat aturan ketat dengan mengedepankan protokol kesehatan untuk mencegah penyebaran pandemi COVID-19. Para pengunjung diminta mendaftar melalui online sebelum datang ke pameran yang mulai dibuka Kamis (22/4/2021) untuk umum.
(min)