Kapal Induk AS dan China Dikerahkan di Laut China Selatan, Kuat Mana?

Selasa, 13 April 2021 - 07:48 WIB
loading...
Kapal Induk AS dan China...
Kapal induk USS Theodore Roosevelt dan rombongan kapal perang Amerika Serikat. Foto/US Navy/MC2 Casey Scoular
A A A
JAKARTA - Amerika Serikat (AS) dan China sama-sama mengerahkan kapal induk dengan kelompok tempurnya di Laut China Selatan . Aksi saling unjuk kekuatan militer ini membuat situasi di kawasan tersebut semakin mengkhawatirkan.

Kelompok tempur kapal induk Liaoning milik China dan kelompok tempur kapal induk Theodore Roosevelt milik Amerika sama-sama menjalani latihan tempur sejak pekan lalu.



Yang terbaru, AS dan Filipina menjalani latihan tempur gabungan sejak Senin kemarin ketika Menteri Pertahanan Amerika Lloyd J. Austin mengusulkan cara untuk memperdalam kerjasama militer antara Washington dan Manila. Usulan itu muncul setelah China mengerahkan kapal induk dan rombongan kapal perangnya di perairan yang disengketakan.

Tabloid Global Times yang dikelola pemerintah China mengatakan kapal induk pertama negara itu, Liaoning, berlayar ke Laut China Selatan mulai Sabtu pekan lalu setelah menyelesaikan satu minggu latihan Angkatan Laut di sekitar Taiwan. Tidak ada pengumuman resmi tentang posisi Liaoning.

Liaoning muncul di Laut China Selatan setelah kelompok tempur kapal induk USS Theodore Roosevelt—mencakup kapal serbu amfibi USS Makin Island—melakukan latihan di Laut China Selatan sehari sebelumnya. Dua kapal perang flat-top bergabung dengan kapal penjelajah, kapal perusak, dan kapal amfibi yang lebih kecil.

Kapal-kapal Amerika tersebut juga membawa ratusan pasukan darat Marinir dari Unit Ekspedisi Marinir ke-15 serta helikopter pendukung dan jet tempur siluman F-35.

"Kekuatan serangan ekspedisi ini sepenuhnya menunjukkan bahwa kami mempertahankan kekuatan tempur yang dapat dipercaya, yang mampu menanggapi segala kemungkinan, mencegah agresi, dan memberikan keamanan dan stabilitas regional dalam mendukung Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka," kata Kapten Angkatan Laut AS Stewart Bateshansky, komandan Skuadron Amfibi 3, dalam sebuah pernyataan yang dilansir CNN, Selasa (13/4/2021).

Sedangkan kekuatan kelompok tempur kapal induk Liaoning belum jelas. Namun, media Beijing sebelumnya mengeklaim kapal perang canggih Type 005 ikut serta dalam rombongan tersebut. Jumlah pasukan yang dibawa, termasuk jet tempur, juga belum terungkap. Hal itulah yang membuat sulit untuk memprediksi kelompok tempur mana yang lebih kuat antara kedua negara itu.

Global Times mengutip pakar militer China, Wei Dongxu, menyatakan bahwa latihan Angkatan Laut AS adalah sebuah provokasi.

"Latihan oleh kapal induk China dapat membangun posisi pertahanan maritim yang lebih luas, menjaga wilayah pesisir China, dan menjaga aktivitas militer AS," bunyi laporan tabloid tersebut mengutip Wei.

Tetapi seorang analis AS menggambarkan kehadiran Liaoning di Laut China Selatan sebagai hal biasa untuk musim semi ketika kondisi cuaca kondusif untuk pelatihan. "Liaoning turun ke sana sepanjang tahun ini (untuk mempraktikkan) pelatihan pertahanan udara dan tembakan langsung," kata Carl Schuster, mantan direktur operasi di Pusat Intelijen Gabungan Komando Pasifik AS.

Pada hari Senin, lebih dari 1.700 tentara AS dan Filipina memulai latihan militer selama dua minggu. Demikian laporan Reuters yang mengutip kepala militer Filipina Letnan Jenderal Cirilito Sobejana.

Menurutnya, latihan itu akan difokuskan pada pengujian kesiapan pasukan AS dan Filipina untuk menanggapi peristiwa seperti serangan ekstremis dan bencana alam.

Latihan digelar setelah Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin pada Minggu mengusulkan kepada mitranya di Manila, Delfin Lorenzana, cara untuk memperdalam hubungan antara militer AS dan Filipina.



Menurut pernyataan Pentagon, proposal tersebut mencakup cara-cara untuk meningkatkan kesadaran situasional dari ancaman di Laut China Selatan dan muncul setelah massa kapal-kapal milisi maritim Republik Rakyat China baru-baru ini di Whitsun Reef, di zona ekonomi eksklusif (ZEE) Filipina di Kepulauan Spratly.

Washington dan Manila terikat oleh perjanjian pertahanan bersama, yang menurut para pejabat dapat berlaku jika ada tindakan militer China terhadap kapal pemerintah Filipina di sekitar Whitsun Reef.

Menteri Luar Negeri Filipina Teodoro Locsin Jr pada hari Sabtu men-tweet bahwa dia akan bekerja agar serangan terhadap pesawat sipil Filipina memicu bantuan pertahanan timbal balik.

Komentar Locsin muncul setelah kru media Filipina mengatakan pekan lalu bahwa kapal sewaan mereka dikejar oleh kapal rudal China saat mendekati wilayah yang disengketakan di rantai Kepulauan Spratly.

China mengeklaim hampir seluruh wilayah Laut China Selatan, yakni sekitar 1,3 juta mil persegi, sebagai wilayah kedaulatannya. Filipina dan negara-negara Asia lainnya juga memiliki klaim yang saling tumpang tindih di kawasan tersebut.

Dalam beberapa tahun terakhir, Beijing telah mengubah fitur yang disengketakan di wilayah tersebut menjadi pulau buatan, lengkap dengan benteng militer.

Beijing menuduh Washington dan Angkatan Laut asing lainnya memicu ketegangan di kawasan itu dengan mengirimkan kapal perang seperti kelompok ekspedisi saat ini yang dipimpin oleh kapal induk Roosevelt.
(min)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Lanjut Baca Berita Terkait Lainnya
Berita Terkait
Trump Ingatkan Netanyahu:...
Trump Ingatkan Netanyahu: Baik-baiklah kepada Warga Gaza yang Menderita
Konvoi Ambulans Ditembaki,...
Konvoi Ambulans Ditembaki, Sentimen Anti-China Meningkat di Myanmar
6 Cara Iran Menang Perang...
6 Cara Iran Menang Perang Lawan AS dan Israel, Mungkinkah Tercapai dalam 5 Tahap?
Ukraina Tekan Italia...
Ukraina Tekan Italia Gelar KTT di Sela-sela Pemakaman Paus Fransiskus
10 Kelemahan Militer...
10 Kelemahan Militer AS dan 4 Cara China Menang Perang dengan Mudah
Houthi Yaman Tembak...
Houthi Yaman Tembak Jatuh 7 Drone AS Senilai Rp3,4 Triliun dalam 6 Pekan
Pakistan Akui Lakukan...
Pakistan Akui Lakukan Pekerjaan Kotor untuk Barat dalam Dukung Teroris
Kecam India Tangguhkan...
Kecam India Tangguhkan Perjanjian Air, Pakistan Nyatakan Siap Perang
Siapa Pelaku Pembantaian...
Siapa Pelaku Pembantaian Turis Hindu di Kashmir? Ini Penjelasan Lengkapnya
Rekomendasi
Rayakan Hari Kartini,...
Rayakan Hari Kartini, BINUS Shecodes Society dan IAIS Soroti Peran Perempuan di Era AI
Diluar Nalar! Tenny...
Diluar Nalar! Tenny Tap Ungkap Kisah Nyata Ruda Paksa Paling Mencekam di Kanal YouTube
Profil Gurun Arisastra,...
Profil Gurun Arisastra, Kuasa Hukum Menteri Agama yang Pernah Laporkan Dinar Candy
Berita Terkini
3 Dendam Israel ke Paus...
3 Dendam Israel ke Paus Fransiskus, hingga Enggan Mengirim Pejabat Senior ke Pemakaman
12 menit yang lalu
Trump Ingatkan Netanyahu:...
Trump Ingatkan Netanyahu: Baik-baiklah kepada Warga Gaza yang Menderita
57 menit yang lalu
Iran dan Rusia Sepakati...
Iran dan Rusia Sepakati Pasokan Gas 55 Bcm dan Pendanaan Energi Nuklir
1 jam yang lalu
5 Fakta Pangeran Al...
5 Fakta Pangeran Al Waleed, Sleeping Prince yang Sudah Koma 19 Tahun
2 jam yang lalu
Abu Ubaidah Puji Keajaiban...
Abu Ubaidah Puji Keajaiban Militer Saat Pejuang Al-Qassam Sergap Pasukan Israel di Rafah
3 jam yang lalu
Pemerintah Gaza Peringatkan...
Pemerintah Gaza Peringatkan Kematian Massal Segera akibat Blokade Israel
4 jam yang lalu
Infografis
Demo Besar Guncang AS...
Demo Besar Guncang AS di 1.200 Lokasi dan 50 Negara Bagian
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved