Inggris: Dunia Tak Boleh Diam Lihat Pelanggaran di China, Rusia, dan Myanmar

Rabu, 24 Februari 2021 - 22:38 WIB
loading...
Inggris: Dunia Tak Boleh Diam Lihat Pelanggaran di China, Rusia, dan Myanmar
Duta Besar Inggris untuk Indonesia, Owen Jenkins menuturkan, dunia tidak boleh berdiam diri melihat pelanggaran HAM yang terjadi di Myanmar, Rusia, Belarusia dan Myanmar. Foto/REUTERS
A A A
JAKARTA - Duta Besar Inggris untuk Indonesia dan Timor Leste, Owen Jenkins menuturkan, dunia tidak boleh berdiam diri melihat pelanggaran HAM yang terjadi di Myanmar, Rusia, Belarusia dan Myanmar. Dia menyebut, berdiam diri adalah sebuah kesalahan moral.

Jenkins menuturkan, dalam komunitas global, perdamaian dan keamanan dapat diraih dengan mengangkat isu-isu secara jujur dan terbuka, saling berpegang pada hukum dan standar internasional.

Dengan melakukan itu, jelasnya, itu menunjukkan keyakinan terhadap multilateralisme dan kerja sama internasional, serta selangkah lebih maju menuju dunia yang lebih baik.

"Dengan hati nurani, kita tidak bisa berdiam diri melihat hak asasi Muslim di Xinjiang dan oposisi di Belarus dilecehkan dan kekerasan menimpa para pengunjuk rasa damai dan lawan politik di Myanmar dan Rusia," ucapnya, dalam keterangan pers yang diterima Sindonews pada Rabu (24/2/2021).

"Ini adalah kesalahan moral. Kepentingan pribadi yang tercerahkan dari negara-negara tersebut bukanlah untuk melakukan hal-hal ini. Di dunia, di mana informasi dapat menyebar ke seluruh dunia dalam satu per sekian detik, kita semua sekarang terhubung," sambungnya.

Jenkins menyebut, dalam dunia yang saling terhubung saat ini, perilaku domestik internal berdampak pada orang dan negara di luar batas negara sendiri.

"Pelanggaran HAM yang disengaja, sistematis, berskala besar, pembunuhan ekstra-yudisial oleh otoritas negara, penindasan terhadap hak mereka yang melakukan aksi protes secara damai - ini adalah tindakan yang melanggar batas. Dalam situasi ini, kita harus membela yang benar," tukasnya.
(esn)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1185 seconds (0.1#10.140)