Inggris Ragu China Beri Akses Memadai untuk Tim Penyelidik Covid-19 WHO
loading...
A
A
A
LONDON - Menteri Luar Negeri Inggris , Dominic Raab mengatakan bahwa dia berbagi keprihatinan tentang tingkat akses yang diberikan ke misi pencari fakta Covid-19 Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) ke China. Ini menggemakan kritik yang sebelumnya diungkapkan Amerika Serikat (AS).
Gedung Putih pada hari Sabtu meminta China untuk menyediakan data dari hari-hari paling awal pandemi. Gedung Putih mengatakan pihaknya memiliki "keprihatinan yang mendalam" tentang cara temuan laporan Covid-19 WHO dikomunikasikan.
Dalam sebuah wawancara dengan BBC, Raab mengatakan bahwa London juga memiliki keprihatinan yang sama dengan Washington mengenai hal ini.
"Kami sangat prihatin bahwa mereka mendapatkan kerja sama penuh dan mereka mendapatkan jawaban yang mereka butuhkan," kata Raab dalam wawancara tersebut.
"Jadi kami akan mendorongnya agar memiliki akses penuh, mendapatkan semua data yang diperlukan. Dapat menjawab pertanyaan yang menurut saya ingin didengar kebanyakan orang seputar wabah," sambungnya, seperti dilansir Reuters pada Senin (15/2/2021).
Sebelumnya, seorang anggota tim WHO yang berangkat ke Wuhan mengatakan, bahwa meski otoritas China belum memberikan semua data mentah kepada mereka, mereka telah melihat banyak informasi dan membahas analisis kasus pertama.
"Tidak lazim bagi mereka untuk menyerahkan data mentah, tetapi kami melihat banyak informasi secara rinci dalam diskusi dengan mitra China," kata John Watson, seorang ahli epidemiologi yang melakukan perjalanan ke China sebagai bagian dari tim WHO.
Sedangkan Dominic Dwyer, ahli penyakit menular Australia, yang juga anggota tim penyelidik, mengatakan China telah menolak akses ke semua data yang diminta.
Gedung Putih pada hari Sabtu meminta China untuk menyediakan data dari hari-hari paling awal pandemi. Gedung Putih mengatakan pihaknya memiliki "keprihatinan yang mendalam" tentang cara temuan laporan Covid-19 WHO dikomunikasikan.
Dalam sebuah wawancara dengan BBC, Raab mengatakan bahwa London juga memiliki keprihatinan yang sama dengan Washington mengenai hal ini.
"Kami sangat prihatin bahwa mereka mendapatkan kerja sama penuh dan mereka mendapatkan jawaban yang mereka butuhkan," kata Raab dalam wawancara tersebut.
"Jadi kami akan mendorongnya agar memiliki akses penuh, mendapatkan semua data yang diperlukan. Dapat menjawab pertanyaan yang menurut saya ingin didengar kebanyakan orang seputar wabah," sambungnya, seperti dilansir Reuters pada Senin (15/2/2021).
Sebelumnya, seorang anggota tim WHO yang berangkat ke Wuhan mengatakan, bahwa meski otoritas China belum memberikan semua data mentah kepada mereka, mereka telah melihat banyak informasi dan membahas analisis kasus pertama.
"Tidak lazim bagi mereka untuk menyerahkan data mentah, tetapi kami melihat banyak informasi secara rinci dalam diskusi dengan mitra China," kata John Watson, seorang ahli epidemiologi yang melakukan perjalanan ke China sebagai bagian dari tim WHO.
Sedangkan Dominic Dwyer, ahli penyakit menular Australia, yang juga anggota tim penyelidik, mengatakan China telah menolak akses ke semua data yang diminta.
(esn)