ISIS Sergap Konvoi Pasukan Rezim Suriah, 26 Orang Tewas
loading...
A
A
A
DAMASKUS - Kelompok ISIS pada Senin menyergap konvoi pasukan rezim Suriah di wilayah Deir Ezzor. Sebanyak 26 orang tewas, termasuk tujuh tentara Suriah.
Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia yang berbasis di Inggris melaporkan penyergapan dini hari terjadi ketika konvoi rezim Damaskus menyisir daerah itu untuk mencari gerilyawan, setelah serangkaian serangan baru-baru ini.
"Bentrokan kekerasan antara kedua belah pihak menyebabkan kerugian besar bagi kemanusiaan," katanya, menyebut jumlah korban dari pertempuran itu terbesar sejak awal tahun ini, seperti dikutip Gulf News, Selasa (9/2/2021).
Kepala Observatorium Rami Abdel Rahman mengatakan setidaknya tujuh dari 26 yang tewas adalah tentara Suriah, sementara korban yang tersisa sebagian besar adalah milisi Suriah.
Selain itu, kata Observatorium, 11 militan ISIS juga tewas.
Kelompok ISIS menyerbu sebagian besar Suriah dan Irak dan memproklamasikan "kekhalifahan" lintas batas pada tahun 2014, sebelum berbagai serangan di kedua negara tersebut menyebabkan kekalahan teritorialnya.
Kelompok itu kehilangan wilayah terakhirnya di Suriah pada Maret 2019, tetapi dalam beberapa bulan terakhir mereka telah meningkatkan serangan terhadap pasukan rezim Suriah loyalis Presiden Basha al-Assad, terutama di bagian timur negara yang berbatasan dengan Irak.
Minggu lalu, ISIS membunuh 19 serdadu rezim Suriah dan pasukan milisi sekutunya di Suriah tengah.
Pada bulan Desember lalu, hampir 40 tentara Suriah terbunuh ketika ISIS menyergap sebuah bus yang membawa tentara yang sedang dalam perjalanan pulang untuk liburan.
Laporan PBB yang diterbitkan bulan ini mengatakan daerah gurun di provinsi Deir Ezzor menyediakan "tempat berlindung" bagi militan yang merencanakan serangan terhadap pasukan rezim dan saingan lainnya.
Menurut PBB, ISIS mempertahankan sekitar 10.000 milisi aktif di Irak dan Suriah, meskipun mayoritas dilaporkan berada di Irak.
Data Observatorium menyebutkan perang di Suriah telah menewaskan lebih dari 387.000 orang sejak dimulai pada 2011.
Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia yang berbasis di Inggris melaporkan penyergapan dini hari terjadi ketika konvoi rezim Damaskus menyisir daerah itu untuk mencari gerilyawan, setelah serangkaian serangan baru-baru ini.
"Bentrokan kekerasan antara kedua belah pihak menyebabkan kerugian besar bagi kemanusiaan," katanya, menyebut jumlah korban dari pertempuran itu terbesar sejak awal tahun ini, seperti dikutip Gulf News, Selasa (9/2/2021).
Kepala Observatorium Rami Abdel Rahman mengatakan setidaknya tujuh dari 26 yang tewas adalah tentara Suriah, sementara korban yang tersisa sebagian besar adalah milisi Suriah.
Selain itu, kata Observatorium, 11 militan ISIS juga tewas.
Kelompok ISIS menyerbu sebagian besar Suriah dan Irak dan memproklamasikan "kekhalifahan" lintas batas pada tahun 2014, sebelum berbagai serangan di kedua negara tersebut menyebabkan kekalahan teritorialnya.
Kelompok itu kehilangan wilayah terakhirnya di Suriah pada Maret 2019, tetapi dalam beberapa bulan terakhir mereka telah meningkatkan serangan terhadap pasukan rezim Suriah loyalis Presiden Basha al-Assad, terutama di bagian timur negara yang berbatasan dengan Irak.
Minggu lalu, ISIS membunuh 19 serdadu rezim Suriah dan pasukan milisi sekutunya di Suriah tengah.
Pada bulan Desember lalu, hampir 40 tentara Suriah terbunuh ketika ISIS menyergap sebuah bus yang membawa tentara yang sedang dalam perjalanan pulang untuk liburan.
Laporan PBB yang diterbitkan bulan ini mengatakan daerah gurun di provinsi Deir Ezzor menyediakan "tempat berlindung" bagi militan yang merencanakan serangan terhadap pasukan rezim dan saingan lainnya.
Menurut PBB, ISIS mempertahankan sekitar 10.000 milisi aktif di Irak dan Suriah, meskipun mayoritas dilaporkan berada di Irak.
Data Observatorium menyebutkan perang di Suriah telah menewaskan lebih dari 387.000 orang sejak dimulai pada 2011.
(min)