Biden Belum Telepon Netanyahu Hingga Kini, PM Israel Harusnya Resah
loading...
A
A
A
TEL AVIV - Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu bangga dengan kenyataan bahwa dia salah satu orang pertama yang ditelepon Donald Trump ketika dia masuk Gedung Putih empat tahun lalu.
Namun, Netanyahu masih menunggu telepon dari Presiden Amerika Serikat (AS) yang baru Joe Biden .
Penundaan itu mungkin jadi indikasi realitas baru di Washington. Apa yang Trump berikan kepada Netanyahu tidak pernah diberikan oleh presiden AS mana pun kepada seorang pemimpin Israel.
Namun, dengan pemilu Israel yang akan datang bulan depan, Netanyahu membutuhkan telepon dari Biden sekarang untuk mendongkrak popularitasnya.
Lihat infografis: Blinken: Iran Hampir Miliki Semua Bahan Baku Produksi Bom Nuklir
"Ada 195 negara di dunia, dan Presiden AS Joe Biden belum menghubungi 188 dari mereka, tetapi hanya di Israel, orang-orang prihatin tentang pentingnya penundaan ini," tulis tajuk Jerusalem Post pada Rabu (3/2).
Lihat video: Presiden Jokowi Terima Kunjungan PM Malaysia di Istana Kepresidenan
Netanyahu menerapkan kebijakan konfrontatif dengan Partai Demokrat AS selama bulan-bulan terakhir kepresidenan Barack Obama. Biden adalah wakil presidennya saat itu.
Lebih khusus lagi, Netanyahu memprotes ketika pemerintahan Obama menandatangani perjanjian dengan Iran pada 2015. Netanyahu juga menyerang Obama setelah AS abstain pada tahun berikutnya daripada menggunakan hak vetonya dengan Resolusi PBB 2334 terhadap permukiman ilegal Israel di wilayah pendudukan Palestina.
"Biden menolak telepon dari Netanyahu," ujar pemimpin oposisi sayap kiri Partai Meretz Israel, Nitzan Horovitz, dalam blog di Facebook.
"Sekarang Netanyahu menuai buah busuk dari perpecahan yang dia buat dengan Demokrat," tegas dia.
Menurut analis Jerusalem Post, Herb Kinnon, "Jika Biden tidak menelepon, ini tidak berarti dia tidak menyukai kami, atau marah pada Netanyahu, atau bahwa dia akan bergabung kembali dengan kesepakatan nuklir Iran besok atau memaksa Israel untuk kembali ke perbatasan tahun 1967. Ini berarti Israel dan Timur Tengah tidak berada di urutan teratas dalam daftar prioritasnya."
Biden akan menelepon cepat atau lambat, tambahnya. "Sementara itu, orang-orang Yahudi harus berhenti terobsesi dengan posisi Israel di daftar kontak Biden atau seberapa besar dia menyukai atau tidak menyukai kami dan Netanyahu," papar dia, dilansir Memo.
Kinnon bersikukuh bahwa nasib Israel bergantung pada keputusan yang dibuatnya dan cara tindakannya. "Tidak lagi tergantung pada kemauan satu pemimpin dunia atau lainnya. Sebagai bangsa, lebih baik kita memahami pergeseran ini."
The Post mengutip juru bicara Gedung Putih Jane Psaki yang mengatakan dia mengharapkan Biden menghubungi Netanyahu dalam beberapa pekan mendatang.
"(Biden) belum menghubungi semua pemimpin asing, tapi dia pasti ingin menghabiskan lebih banyak waktu untuk berbicara dengan para pemimpin asing," ujar dia.
Amos Yadlin, mantan kepala dinas intelijen militer Israel, Aman, mengatakan kepada Radio 103FM beberapa hari yang lalu. "Bukan rahasia lagi bahwa Partai Demokrat telah sangat kecewa dengan (Netanyahu) sejak pidato kongres yang dia sampaikan menentang perjanjian nuklir dengan Iran. Pidato yang tidak biasa, di mana seorang kepala negara asing menentang presiden AS di Kongres," kata dia.
Kejadian itu pada Maret 2015, ketika Biden menjadi bagian dari pemerintahan Obama.
"Ada banyak kemarahan terhadap perdana menteri, bahkan selama empat tahun kepresidenan Trump, yang merupakan tahun-tahun baik bagi hubungan Israel-Amerika. Tapi Demokrat tidak menyukai itu," tambah Yadlin.
"Bahkan terlambat memberi selamat kepada Presiden Biden. Perdana menteri (Israel) adalah salah satu kepala negara terakhir di dunia yang memberi selamat kepada Biden atas kemenangannya," papar dia.
Namun, Netanyahu masih menunggu telepon dari Presiden Amerika Serikat (AS) yang baru Joe Biden .
Penundaan itu mungkin jadi indikasi realitas baru di Washington. Apa yang Trump berikan kepada Netanyahu tidak pernah diberikan oleh presiden AS mana pun kepada seorang pemimpin Israel.
Namun, dengan pemilu Israel yang akan datang bulan depan, Netanyahu membutuhkan telepon dari Biden sekarang untuk mendongkrak popularitasnya.
Lihat infografis: Blinken: Iran Hampir Miliki Semua Bahan Baku Produksi Bom Nuklir
"Ada 195 negara di dunia, dan Presiden AS Joe Biden belum menghubungi 188 dari mereka, tetapi hanya di Israel, orang-orang prihatin tentang pentingnya penundaan ini," tulis tajuk Jerusalem Post pada Rabu (3/2).
Lihat video: Presiden Jokowi Terima Kunjungan PM Malaysia di Istana Kepresidenan
Netanyahu menerapkan kebijakan konfrontatif dengan Partai Demokrat AS selama bulan-bulan terakhir kepresidenan Barack Obama. Biden adalah wakil presidennya saat itu.
Lebih khusus lagi, Netanyahu memprotes ketika pemerintahan Obama menandatangani perjanjian dengan Iran pada 2015. Netanyahu juga menyerang Obama setelah AS abstain pada tahun berikutnya daripada menggunakan hak vetonya dengan Resolusi PBB 2334 terhadap permukiman ilegal Israel di wilayah pendudukan Palestina.
"Biden menolak telepon dari Netanyahu," ujar pemimpin oposisi sayap kiri Partai Meretz Israel, Nitzan Horovitz, dalam blog di Facebook.
"Sekarang Netanyahu menuai buah busuk dari perpecahan yang dia buat dengan Demokrat," tegas dia.
Menurut analis Jerusalem Post, Herb Kinnon, "Jika Biden tidak menelepon, ini tidak berarti dia tidak menyukai kami, atau marah pada Netanyahu, atau bahwa dia akan bergabung kembali dengan kesepakatan nuklir Iran besok atau memaksa Israel untuk kembali ke perbatasan tahun 1967. Ini berarti Israel dan Timur Tengah tidak berada di urutan teratas dalam daftar prioritasnya."
Biden akan menelepon cepat atau lambat, tambahnya. "Sementara itu, orang-orang Yahudi harus berhenti terobsesi dengan posisi Israel di daftar kontak Biden atau seberapa besar dia menyukai atau tidak menyukai kami dan Netanyahu," papar dia, dilansir Memo.
Kinnon bersikukuh bahwa nasib Israel bergantung pada keputusan yang dibuatnya dan cara tindakannya. "Tidak lagi tergantung pada kemauan satu pemimpin dunia atau lainnya. Sebagai bangsa, lebih baik kita memahami pergeseran ini."
The Post mengutip juru bicara Gedung Putih Jane Psaki yang mengatakan dia mengharapkan Biden menghubungi Netanyahu dalam beberapa pekan mendatang.
"(Biden) belum menghubungi semua pemimpin asing, tapi dia pasti ingin menghabiskan lebih banyak waktu untuk berbicara dengan para pemimpin asing," ujar dia.
Amos Yadlin, mantan kepala dinas intelijen militer Israel, Aman, mengatakan kepada Radio 103FM beberapa hari yang lalu. "Bukan rahasia lagi bahwa Partai Demokrat telah sangat kecewa dengan (Netanyahu) sejak pidato kongres yang dia sampaikan menentang perjanjian nuklir dengan Iran. Pidato yang tidak biasa, di mana seorang kepala negara asing menentang presiden AS di Kongres," kata dia.
Kejadian itu pada Maret 2015, ketika Biden menjadi bagian dari pemerintahan Obama.
"Ada banyak kemarahan terhadap perdana menteri, bahkan selama empat tahun kepresidenan Trump, yang merupakan tahun-tahun baik bagi hubungan Israel-Amerika. Tapi Demokrat tidak menyukai itu," tambah Yadlin.
"Bahkan terlambat memberi selamat kepada Presiden Biden. Perdana menteri (Israel) adalah salah satu kepala negara terakhir di dunia yang memberi selamat kepada Biden atas kemenangannya," papar dia.
(sya)