PBB Khawatir Nasib Rohingya di Myanmar Kian Terpuruk setelah Kudeta

Selasa, 02 Februari 2021 - 15:47 WIB
loading...
A A A
“Dewan Keamanan PBB yang beranggotakan 15 negara itu berencana membahas Myanmar dalam pertemuan tertutup pada Selasa,” ungkap para diplomat.

“Kami ingin mengatasi ancaman jangka panjang terhadap perdamaian dan keamanan, tentu saja bekerja sama dengan Myanmar di Asia dan negara tetangga ASEAN,” ujar Duta Besar Inggris untuk PBB Barbara Woodward, presiden Dewan Keamanan PBB untuk Februari.

China, yang didukung oleh Rusia, melindungi Myanmar dari tindakan Dewan Keamanan yang tegas setelah aksi militer di Rakhine pada 2017.

China dan Rusia adalah kekuatan veto Dewan Keamanan PBB bersama Prancis, Inggris, dan Amerika Serikat.

Misi China di PBB mengatakan kepada Reuters bahwa mereka berharap mengetahui lebih banyak tentang perkembangan terbaru di Myanmar dari pengarahan Dewan Keamanan pada Selasa.

“Kami juga berharap bahwa setiap langkah Dewan akan kondusif bagi stabilitas Myanmar daripada membuat situasi menjadi lebih rumit,” papar juru bicara misi PBB di China.

Berbicara di Beijing, juru bicara Kementerian Luar Negeri (Kemlu) China Wang Wenbin mengatakan pemerintah berhubungan dengan "semua pihak" tentang pertemuan tersebut dan tindakan komunitas internasional harus berkontribusi pada "resolusi damai".

Tentara Myanmar mengakui telah menahan Suu Kyi dan tokoh lainnya sebagai tanggapan atas "kecurangan pemilu".

Militer Myanmar kini menyerahkan kekuasaan kepada panglima militer Min Aung Hlaing dan memberlakukan keadaan darurat selama satu tahun.

“Perserikatan Bangsa-Bangsa menyerukan pembebasan semua orang yang ditahan,” tegas Dujarric.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1306 seconds (0.1#10.140)