India Jadikan Kashmir sebagai 'Hotspot' Islamopobia Terbesar

Senin, 25 Januari 2021 - 05:30 WIB
loading...
India Jadikan Kashmir sebagai Hotspot Islamopobia Terbesar
Ilustrasi
A A A
KASHMIR - Jammu dan Kashmir yang dikelola India adalah "hotspot terbesar" Islamofobia di dunia, di mana New Delhi menghukum orang-orang hanya karena menjadi Muslim. Hal itu diungkapkan pemimpin wilayah sengketa yang dikelola oleh Pakistan.

“Agenda rezim BJP-RSS didorong oleh kebencian, eksklusivisme dan mayoritas. Karena kebijakan Hindutva pemerintah India , Kashmir menjadi hotspot terbesar Islamofobia di dunia," kata Sardar Masood Khan, Presiden Kashmir yang dikelola Pakistan.



Dia mengacu pada Rashtriya Swayamsevak Sangh, sumber dari Partai Bhartiya Janata yang berkuasa di India, yang telah berkuasa sejak 2014.

“Orang Kashmir dihukum hanya karena mereka Muslim. Wilayah ini juga merupakan hotspot teroris terbesar di dunia, karena pasukan India melakukan terorisme negara terhadap warga Kashmir yang tidak bersenjata," ungkapnya, seperti dilansir Anadolu Agency.



“Kita harus memiliki keyakinan yang kuat bahwa seluruh wilayah Jammu dan Kashmir adalah milik Pakistan. India tidak memiliki klaim atas wilayah selain dari penjajah. Kami tidak berjuang untuk negeri yang jauh. Ini (Kashmir) adalah orang-orang kami sendiri, " sambungnya.

Menurut laporan oleh Forum Hukum Kashmir, 474 orang, termasuk 232 tersangka militan dan 177 tentara India, tewas di Jammu dan Kashmir yang dikelola India tahun lalu. "Sekitar 65 warga sipil tewas "di luar hukum," ungkap laporan itu.

Merujuk pada baku tembak oleh pasukan India, itu menyoroti pembunuhan "di luar hukum" terhadap tiga pekerja di distrik Shopian Agustus lalu atas klaim palsu sebagai militan.



Menurut pihak berwenang India, 225 militan tewas di wilayah sengketa Himalaya pada tahun 2020, sementara 16 polisi dan 44 tentara India tewas dalam operasi atau serangan militan.

Kashmir, wilayah di Himalaya yang mayoritas Muslim, sebagian dikuasai oleh India dan sebagian lagi dikuasai Pakistan, tetapi diklaim oleh keduanya secara penuh. Sebagian kecil wilayah tersebut juga dikuasai oleh China.



Sejak mereka dipisahkan pada tahun 1947, New Delhi dan Islamabad telah berperang tiga kali, pada tahun 1948, 1965, dan 1971, dua di antaranya memperebutkan Kashmir.

Beberapa kelompok Kashmir telah berperang melawan pemerintahan India untuk kemerdekaan, atau untuk penyatuan dengan Pakistan. Menurut beberapa organisasi hak asasi manusia, ribuan orang terbunuh dan disiksa dalam konflik yang berkobar pada tahun 1989.
(esn)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1659 seconds (0.1#10.140)